Setelah pada thread sebelumnya TS sudah mengajak Agan berkenalan dengan inovasi drone Shahed-191 yang bisa diluncurkan dari pickup Toyota Tundra, kini ada inovasi lainnya dari Iran. Yakni Iran telah meluncurkan jet latih bernama Yasin. Mengutip artikel Mehr News Agency, dalam sebuah seremoni Iran meluncurkan dan membuka jalur produksi jet latih Yasin pada 11 Maret 2023. Acara itu dihadiri beberapa tokoh penting seperti Menteri Pertahanan Iran Brigadir Jenderal Mohammad Reza Gharaei Ashtiani dan Kepala Staf AU Iran Brigadir Jenderal Hamid Vahedi.

Menteri Pertahanan Iran mengatakan, selain kelak digunakan sebagai jet latih, Yasin juga dapat melakukan misi tempur terbatas, semisal dukungan serangan udara jarak dekat atau CAS (Close Air Support). Tetapi para analis mengatakan jika Yasin belum siap untuk misi CAS. Kemungkinan pada versi produksi awal akan digunakan untuk jet latih saja.

Yasin sendiri mulai dikembangkan Iran sejak 10 tahun lalu, pesawat ini dibuat berdasarkan F-5F Tiger yang dulu sempat dioperasikan sebelum Revolusi Islam terjadi. Untuk Yasin memakai mesin J85 buatan General Electric, mesin yang juga digunakan oleh F-5. Sebelum Revolusi Islam Iran, negara ini punya stok ratusan mesin pesawat tersebut. Pada 1990-an industri manufaktur mesin turbin yang terletak di Teheran Barat mulai mengembangkan mesin J85 tersebut.



Yasin sendiri kelak akan diproduksi oleh Aerospace Industries Organization (AIO). Sebelum diberi nama Yasin, jet latih ini bernama Kowsar. Karena nama tersebut sama dengan pesawat multi peran buatan Aircraft Manufacturing Industrial Company (HESA). Jet latih baru itu kemudian diberi nama Yasin. Jet latih Yasin sendiri kini sudah banyak memakai komponen dalam negeri mulai dari avionik, mesin, roda pendaratan, dan perangkat kokpit lengkap. Pesawat latih Yasin sukses melakukan penerbangan perdananya pada 17 Oktober 2019.

Yasin memiliki panjang 12,25 meter, tinggi 4 meter,berat lepas landas 6.180 kg serta dapat terbang hingga ketinggian 11 kilometer. Luas sayap pesawat mencapai 24 meter persegi, di mana untuk mendarat dan lepas landas kecepatan minimalnya adalah 200 kilometer per jam. Yasin ditenagai 2 × Owj turbojet buatan dalam negeri (tanpa afterburner) yang mampu melesatkan pesawat sampai kecepatan maksimum 1000 kilometer per jam dan jarak jelajah 900 km.

Yasin dapat terbang dengan endurance 90 menit dan terbang selama 120 menit dengan mamakai dua tangki bahan bakar eksternal. Untuk jarak jelajah terbang ferry pesawat adalah 1.500 km. Rencananya Iran akan membeli 50 unit jet latih Yasin untuk angkatan udaranya. Hadirnya Yasin tentu sangat dinanti, karsna sebelumnya untuk pelatihan pilot pesawat tempur, Iran harus melakukannya di luar negeri. Tetapi akibat sanksi embargo senjata yang dijatuhkan Barat, maka Iran tak bisa melatih pilotnya ke luar negeri.



Rencanaya tiga pesawat produksi massal yang pertama akan diserahkan kepada Angkatan Udara Iran dalam beberapa tahun mendatang, saat ini Iran memang kekurangan jet latih Gan, hadirnya Yasin tentu diharapkan dapat membantu pilot muda Iran untuk menjadi pilot jet tempur yang handal. Selain itu, Yasin juga akan dijadikan jet latih dasar sebelum nantinya para pilot Iran menerbangkan Su-35 yang akan dikirim oleh Rusia.

Segera diproduksinya Yasin menunjukkan jika Iran kebal embargo senjata Barat, dan selama 4 dekade diembargo senjata tidak membuat mereka menyerah. Mereka justru berhasil merkayasa ulang jet tempur dan teknologi dari negara yang memberikan sanksi kepada Iran.







Referensi Tulisan: Mehr News Agency
Sumber Foto: sudah tertera