pilottempur1718Avatar border
TS
pilottempur1718
Geliat Dakwah di Masjid-Masjid Kampus Semakin Tiarap? Ini Pengakuan Aktivis


REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kegiatan dakwah mahasiswa di berbagai kampus di Indonesia banyak dilaporkan mengalami penurunan signifikan beberapa tahun belakangan. Kajian, acara-acara diskusi keislaman diakui berbagai masjid kampus sudah jarang diadakan dan menyisakan segelintir mahasiswa saja yang melakukannya.

Menanggapi ini, aktivis dakwah kampus, Dyan Arfianto menyebut fenomena ini disebabkan adanya upaya monsterisasi simbol dan harakah (gerakan) Islam yang dilabeli negatif oleh pihak-pihak yang berkepentingan. Faktor ini dinilainya menjadi penyebab mahasiswa enggan bahkan takut mengikuti kajian keislaman.

"Sedikit-sedikit radikal, belum lagi pembubaran kajian-kajian yang dilakukan oknum dengan dalih menjaga NKRI. Seakan-akan yang mengkaji Islam secara fundamental, distigmakan negatif sebagai pemecah belah NKRI. Dan itu sangat bertentangan dengan ukhuwah Islam itu sendiri," jelas aktivis yang rutin berdakwah di Universitas Satya Negara Indonesia (USNI) ini kepada Republika.co.id, Selasa (14/3/2023).

Menurutnya, mahasiswa adalah generasi muda yang akan menjadi pemimpin di masa yang akan datang. Mereka adalah golongan yang seharusnya didorong untuk menjadi pemimpin yang tangguh di masa depan.

Jika kondisi ini terus dibiarkan, nantinya akan menghasilkan pemimpin yang tidak tangguh. Dyan bahkan menyebut pemimpin ke depan bisa jadi masih bermental agenerasi stroberi yang rapuh.

"Kalau ingin lihat kondisi bangsa ke depan, lihatlah pemuda hari ini. Pemuda hari ini menye-menye, maka tidak heran kepemimpinan ke depan pun akan  menye-menye," tuturnya.

Sementara dihubungi secara terpisah, Ketua Forum Silaturrahim Lembaga Dakwah Kampus (FSLDK), Rapanca Indra Mukti, membenarkan bahwa aktivitas dakwah mahasiswa di kampus-kampus di Indonesia saat ini umumnya mengalami kelesuan.

Pusat koordinasi sekitar 460 LDK di Indonesia itu bahkan menyebut kondisi penurunan kegiatan syiar mahasiswa bahkan dinilai sangat signifikan.

"Memang benar hampir semua lembaga dakwah kampus di bawah LDK Indonesia itu memang mengalami kelesuan. Baik secara bentuk gerakan, kemudian syiar keumatan, pengkajian isu ataupun kaderisasi. Itu mengalami penurunan sangat signifikan," jelasnya.

Sedangkan terkait penyebabnya, dia mengatakan kondisi ini disebabkan lembaga dakwah kampus yang tidak siap untuk beralih dari sistem offline ke sistem online saat pandemi atau masa peralihan pandemi.

Pengurus LDK dikaderisasi via online dengan segala keterbatasannya, yang akhirnya mempengaruhi mereka dalam menjalankan kepengurusan.

"Kita sudah mengerti kalau misalnya kendala via zoom, google meet, pasti akan tidak terlalu maksimal ruang pertemuannya. Oleh karena itu, ini juga akan mempengaruhi bagaimana proses perjalanan adik-adik dalam menjalankan kepengurusannya," ujarnya.   

republika.co.id
aloha.duarrAvatar border
nomoreliesAvatar border
viniestAvatar border
viniest dan 6 lainnya memberi reputasi
7
3.2K
136
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Berita dan Politik
Berita dan Politik
icon
669.8KThread40.2KAnggota
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.