Assalamualaikum warahmatullahi wa barokatuh

Dunia perbankkan hari ini sebuah keniscayaan. Setiap dari kita hari ini, tidak dapat lepas dari perbankan. Selain karena tuntutan zaman, faktor lain yaitu karena memang hampir semua lini kehidupan menggunakan sistem perbankan.

Jika dahulu, munculnya perbankan adalah bank-bank konvensional, tentu saja pengelolaannya tidak lepas dari sistem ribawi, maka kaum muslimin masih ragu menceburkan diri di dalamnya.


Sementara hari ini, adanya Bank Syariah Indonesia, dapat menjadi solusi kaum muslimin dalam memenuhi kebutuhannya dengan sistem perbankan.

Kami ingin berbagi pengalaman ketika memilih Bank Syariah sebagai upaya memenuhi kebutuhan pokok kami, yaitu tempat tinggal.


Kami(suami-istri) membutuhkan tempat tinggal, rumah tempat tinggal untuk keluarga. Kami sempat mengajukan KPR ke beberapa Bank, Baik bank konvensional maupun Bank Syariah.

Beberapa Bank itu, semuanya ACC permohonan kami. Waktu itu suami lebih tergiur dengan Bank konvensional, di mana angsuran awal di Bank konvensional relatif lebih rendah dibanding bank syari'ah.

Namun, saya tidak sepakat dengan suami, pasalnya, Bank konvensional, pengelolaannya tidak mengacu pada syariat islam. Sementara kami ingin keberkahan pada rumah tempat tinggal kami.

Pada akhirnya suami berkenan dengan Bank Syariah. Meski angsurannya tampak besar di awal, tetapi flat, tidak mencekik dan tidak berlipat-lipat hutang kami.

Dua tahun kemarin, saat pandemi dan pasca pandemi, perekonomian dunia benar-benar terguncang. Tentu saja, perekonomian keluarga kami terkena pula dampaknya. Sehingga kami kesulitan dalam mengangsurnya.

Dengan izin Allah Subhanahu wa taala, petugas BSI dikirimkan mendatangi rumah kami untuk refinance. Refinance tetapi tidak mengubah atau menambahi nilai hutang kami.

Kami sungguh sangat bersyukur, Allah Subhanahu wa taala turunkan solusi melalui BSI. Sementara beberapa tetangga terpaksa harus menjual rumah mereka, karena mereka menggunakan bank konvensional.

Bagaimana kita akhirnya tahu, hutang cicilan rumah mereka yang tidak dapat dibayar tepat waktu, maka hutang mereka akan semakin bertambah, karena hutang berhutang, memang begitulah hakikat sistem ribawi.

Begitulah satu contoh peran BSI dalam perekonomian masyarakat. Berikutnya kami kembali berbagi pengalaman terkait pelayanan pada BSI.

Ketika kita hendak masuk gedung BSI, security dengan ramahnya menanyakan apa yang hendak nasabah inginkan. Kemudian mengarahkan nasabah dengan sangat sabarnya.

Memasuki ruangan, telinga kita langsung disuguhi suara murottal yang dilantunkan. Nasabah tidak akan merasa bosan, justru akan tenang dengan suara tilawah yang diperdengarkan.

Belum lagi tayangan yang disajikan, kita akan melihat bagaimana kondisi makkah, lalu situasi muslimin yang sedang thowaf dengan pakaian ihrom mereka. Membuat kita ingin sekali berada di sana, tanah suci, tanah yang selalu dirindukan kaum muslimin.

Pegawainya pun juga ramah dan santun. Pakaian menutup aurat, pelayanan yang ekstra, benar-benar all out dan solutif. Semoga saja BSI tidak terpedaya dengan keberhasilannya di titik ini.

Berharap ke depannya dewan syariah tetap ada dan mengontrol dengan baik, benar, kaffah, dan yang terpenting benar-benar tetap mengacu pada Al Quran dan Hadits, supaya selamat tidak hanya di dunia, yang terpenting keselamatan di akhirat.

#1001CeritaMembangunIndonesia #TumbuhSeimbangBerkelanjutan #KompetisiLiterasi #BankSyariahIndonesia