Sumber Gambar
Seperti yang kita ketahui, Arema tengah dilanda kekacauan pasca Tragedi Kanjuruhan terjadi pada bulan Oktober tahun lalu. Banyak pihak yang menentang munculnya Arema di lanjutan Liga 1. Hal ini dikarenakan ringannya sanksi yang diberikan kepada Singo Edan. Sampai-sampai klub ini kesulitan mencari homebase karena ditolak di mana-mana. Bahkan sempat diserang oleh oknum tak dikenal.
Belum selesai, bak jatuh tertimpa tangga Arema kembali mendapatkan nasib sial setelah kantor mereka diserang oleh oknum-oknum yang diduga Aremania. Sampai akhirnya muncul berita bahwa Arema akan membubarkan diri. Hal ini lagi-lagi menjadi pembicaraan banyak orang.
Meski ada banyak yang menyayangkan apabila Arema bubar, tapi ada juga orang yang skeptis dengan pernyataan ini. Salah satunya datang dari TGIPF atau Tim Gabungan Independen Pencari Fakta yaitu Akmal Marhali. Ia menyebut bahwa apa yang dilakukan oleh Arema hanyalah gimik yang dibuat untuk mencari simpati publik.
Usaha ini dinilai berhasil setelah munculnya sebagian Aremania yang malah berbalik membela Arema.
Sumber Gambar
Kelompok itu dipimpin oleh Yuli Sumpil, salah satu generasi tua Aremania yang juga sebagai dirijen dalam lapangan. Sehingga pada kasus ini, terjadi dualism antara Aremania yang membela Arema dan juga yang menentang.
Yuli Sumpil melakukan aksi bersama kelompoknya dengan tuntutan yang berbeda, yakni tidak boleh eksistensi Arema hilang dari persepakbolaan Indonesia. Suporter yang memang telah lama mendukung Arema ini memang dikenal memiliki rasa cinta yang tinggi terhadap klub berjuluk Singo Edan ini.
Nama suporter setia Arema itu pun akhirnya trending di Twitter karena dinilai lebih membela klub ketimbang 135 nyawa yang melayang. Banyak orang yang kemudian kecewa dengan pengambilan sikap Yuli Sumpil yang dinilai tidak sejalan dengan Aremania yang lain.
Sumber Gambar
Kabar terakhir, Arema hendak menggunakan Stadion PTIK sebagai homebase mereka di Liga 1. Dari yang TS ikuti di Twitter, banyak yang meminta agar para suporter di Jakarta melakukan penolakan dan protes. Akan tetapi karena Stadion PTIK dikelola oleh instansi kepolisian, banyak yang enggan karena malas berurusan dengan polisi.
Sepertinya langkah Arema tidak akan mudah. Tak hanya keadaan di luar lapangan, permainan di atas lapangan pun Arema cukup buruk dalam beberapa laga terakhir. Kita lihat, sejauh mana Arema akan bertahan di situasi yang pelik ini.
Menurutmu, haruskah Arema bubar?
Sumber: Link Referensi
Tulisan dan Narasi Pribadi
mereka yang bikin rusuh, mereka menuntut, mereka juga yang bikin rusak klub 
