tyasnitinegoro
TS
tyasnitinegoro
TITIP SUKMO
CERITA HOROR

-TITIP SUKMO-





PART 2 PART 2
PART 3 SELESAI PART 3




Sosoknya kurus kering, kaki dan tangannya panjang. Dia dlm posisi tiduran ngangkang. Di depannya ada lelaki telanjang yg sesekali bergoyang maju-mundur.

"Itu adlh ritual pesugihan lendir yg menurut saya menjijikkan."

Ini adalah cerita pesugihan yang begitu menjijikkan dan bikin mual (kalo menurut saya)

Di pedalaman hutan, di tempat yang tak bisa saya sebutkan.

Bayangkan, ada sosok perempuan jangkung, wajahnya hancur, rambut panjang kusut, tangan dan kakinya di rantai di atas ranjang besi di dalam ruangan seperti penjara.

Sedangkan, di luar ruangan itu, beberapa lelaki tampak sedang mengantri. Seakan bau amis dan busuk itu tak pernah ada.

---------

Namanya Mas Gunawan (samaran), seseorang yang dulunya pernah menjadi sopir pribadi di keluarga kaya raya dan mempunyai banyak usaha yang tersebar di mana-mana. Dan dari Mas Gunawan inilah cerita itu ada. Cerita tentang pengalaman beliau waktu masih aktif menjabat sebagai sopir pribadi di keluarga tersebut.

Kisah yang di bagikan Mas Gunawan ini benar-benar di luar akal sehat manusia, bahkan beliau pernah berkata.

“Gila! Benar-benar manusia Gila! Kalo saya tahu lebih dulu, mungkin saya tidak mau bekerja sama dia.”

****

Di pedalaman hutan, di tempat, tahun yang tak bisa disebutkan pastinya.

Gunawan masih benar-benar mengingatnya, bahkan masih terbayang, bagaimana malam itu, sosok lelaki yang sudah dua puluh lima tahun ini menggaji, memenuhi kebutuhan keluarganya, bahkan menyekolahkan kedua anaknya, melakukan persekutuan dengan sosok yang begitu menyeramkan dan menjijikkan. Dan yang paling mengejutkan lagi, Gunawan mengetahui satu hal.

“Bayangkan, Mas. Sosok yang saya sebutkan itu tadi.... adalah istrinya sendiri!”

Malam itu Gunawan sedang duduk di depan teras rumah sederhana, di temani segelas kopi dan beberapa camilan kering. Rumah sederhana pemberian dari juragannya karena ketekunannya. Gunawan adalah sosok pekerja keras dan disiplin. Itulah sebabnya, jasanya masih di pakai.

Hujan tak kunjung reda, niat untuk masuk ke dalam kamar belum juga datang. Karena bagi Gunawan, hal yang membuatnya bahagia yaitu ketika menyendiri sambil melihat video dua bocah cilik dari ponselnya. Mereka adalah anak-anak Gunawan. Walaupun mereka satu rumah, tapi Gunawan tak ingin mengganggunya istirahat. Terlebih lagi, minggu ini Gunawan masih ada beberapa jadwal untuk mengantar juragannya ke luar kota, cabang tempat juragannya membuka usaha. Membuatnya harus siapa siaga jikalau ada panggilan mendadak.

Sebenarnya dia lelah, tapi ia tak pernah menyesali pilihannya untuk menjadi sopir pribadi. Walaupun waktu istirahatnya terganggu, tapi itu merupakan kepuasan batin tersendiri bagi Gunawan. Apalagi, Gunawan sudah berkeluarga, uang tentu menjadi prioritas utama untuk kesejahteraan keluarganya.

Sampai akhirnya ponsel yang sejak tadi ia pegang, berdering dengan begitu kencang. Membuatnya begitu terkejut, dan buru-buru memencet tombol hijau pada layar, ketika tahu, kalau nama orang yang menelfon adalah juragannya.

“Halo, Mas Gun...”

Suara dari seorang lelaki yang dikenalnya, terdengar tegas dan tak asing bagi Gunawan.

“Sampean lagi dimana? Bisa ke sini sekarang?”

Sudah jelas, kalau si penelfon adalah juragannya. Tapi Gunawan menangkap ada sedikit kejanggalan dari suaranya. Tak seperti biasanya, ia berbicara dengan nada terburu dan sedikit panik. Dan entah karena apa, yang biasanya Gunawan merespon cepat tanpa bertanya, tapi malam itu ia lebih memilih untuk menanyakan hal yang tak pernah ia tanyakan sebelumnya.

“Iya, Pak. Saya lagi di rumah. Gimana ya, Pak?”

“Jadi gini,....” ada jeda sejenak, tapi terdengar cukup jelas, bahwa lelaki itu sedang berbicara dengan orang lain. Tapi Gunawan belum tahu, apa yang sedang mereka bicarakan.

“Malam ini Sugeng gak bisa nganter saya, katanya gak enak badan. Jadi, sebagai gantinya Mas Gunawan, ya. Saya tunggu di rumah.”

Aneh! Kenapa tiba-tiba Sugeng sakit? Gunawan bingung. Apalagi tempat tujuan juragannya ada di daerah pedalaman hutan, jaraknya juga lumayan, bisa memakan dua jam perjalanan jauhnya. Itu pun kalau tanpa kendala.

Tapi di sisi lain, sebenarnya Gunawan juga penasaran, manakala baru pertama kali ini Gunawan akan mengantar juragannya ke tempat biasa Sugeng mengantar. Bukan tanpa sebab, melainkan, jadwalnya menjadi sopir itu mulai dari waktu subuh hingga menjelang magrib. Ia merasa, kalau ini adalah waktu yang tepat untuk mencari tahu.

“Baik Pak. Saya meluncur sekarang.” Spontan Gunawan berujar.

Gunawan kemudian menutup telepon sebelum memutar tubuhnya ke belakang, masuk ke dalam rumah untuk bersiap. Ternyata, di sana, tampak wanita memakai setelan daster, berbalut sarung sedang berdiri, menahan hawa dingin. Wanita itu adalah Ratna, istrinya.

“Mau kemana, Mas!?”

Ratna bertanya, cenderung sedikit mengintimidasi kepada Gunawan yang sedang memakai celana dinasnya. Matanya mendelik tajam.

“Astaga!” Gunawan tampak terkejut menjawab. Seakan ia tak melihat adanya Ratna berdiri. “I-ini Dek. Pak Hermawan telepon.”

“Kenapa? Apa Sugeng mendadak sakit?” kali ini suara Ratna lebih tegas balik bertanya, sembari berjalan ke arah pintu, pandangannya tajam menyorot keluar.

NEXT....

Diubah oleh tyasnitinegoro 06-02-2023 15:18
amdar07rinandyajapraha47
japraha47 dan 7 lainnya memberi reputasi
8
4.1K
14
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
Stories from the Heart
icon
31.3KThread40.7KAnggota
Terlama
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.