Siapa yang setuju kalo Jepang adalah salah satu negara paling keren se Asia? Bersih, makanan enak, dan modern, mungkin 3 kata yang cocok untuk menggambarkan Jepang. Jadi salah satu destinasi liburan favorit dari warga Indonesia, nyatanya, negeri sakura juga mempunyai masalah di sektor perekonomian, yaitu USDJPY yang naik lebih dari 30% di tahun 2022 hingga menginjak di atas 150 pada Oktober 
Langkah antisipasi diambil untuk menghadapi kenaikan suku bunga Fed yang mana telah menurunkan mata uang USDJPY di bawah level 130 pada awal 2023. Perhatian pun langsung tertuju kepada nasib kebijakan pengendalian imbal hasil BOJ. Kira-kira gimana nih Agan & Sista yang trading yen Jepang?
Apakah BOJ sendiri mempengaruhi pasar?
Bank of Japan sendiri terkenal dengan kebijakan moneter yang stabil dan lambat. Hal ini dikarenakan untuk meningkatkan aktivitas ekonomi dan menekan angka inflasi. Terdapat 2 instrumen yang dipakai oleh BOJ, yaitu suku bunga negatis pada -0,1% dan pengendalian kurva imbal hasil. Nah, 2 instrumen tersebut ternyata memungkinkan obligasi pemerintah selama 10 tahun jadi naik dan turun dari kisaran yang udah ada demi mencapai target imbal hasil di 0%.
Bank of Japan sendiri memulai kebijakan moneternya di 2016 yang bertujuan untuk menjaga imbal hasil agar tetap rendah demi mendorong belanja konsumen. ada tahun 2018, Bank of Japan mengumumkan bahwa imbal hasil 10 tahun dapat meningkat sebesar 0,1% di atas atau di bawah nol. Perubahan pun terjadi di Maret 2021 yang mana pihak berwenang mengubah kisarannya jadi 0,25% ke atas atau ke bawah 0. Kebijakan ini diambil untuk demi menghidupkan kembali aktivitas pasar.
BOJ juga menaikkan pagu sebesar 0,5% di atas atau di bawah nol lho GanSis di 2022. Peningkatan pembelian obligasi pun terjadi saat meningkatnya tekanan BOJ dalam proses menaikkan suku bunga. Kondisi tersebut menambah spekulasi tentang BOJ yang kurang peduli dengan target suku bunga jangka panjang. Wah, gimana nih kira-kira? Tenang aja.. Akhirnya di 18 Januari BOJ bilang kalau gak ada perubahan dari kebijakan moneter yang menyebabkan penurunan imbal hasil obligasi 10 tahun jadi 0,38%.
Suasana pasar yang berubah mempunyai akibat kondisi yen Jepang naik dan turun di Januari. Penurunan hampir 14% terjadi pada USDJPY di awal bulan tetapi kembali naik ketika BOJ mengatakan kelanjutan pelonggaran mengenai kebijakan moneter. Walaupun begitu nih, GanSis, ada beberapa analisis yang merasa bahwa mata uang Jepang akan melemah dalam waktu yang panjang.
Kira-kira apa sih yang membuat USDJPY menguat?
Tingkat inflasi pada Desember 2022 yang mencapai 4%, bisa menyebabkan BOJ bertindak. Menurut Bank of America, tingkat inflasi dapat meroket jauh di atas konsensus pasar (3% vs. 1,9%).
Pergeseran dari kebijakan Hawkish pun berhubungan sama masa jabatan dari Haruhiko Kuroda selaku Gubernur BOJ yang segera berakhir. Para analis memperingatkan bahwa BOJ dapat mengikuti retorika transisi Fed dan terlambat mengambil langkah hawkish.
Kalau benar JPY akan kembali menguat, GanSis akan melihat USDJPY yang meluncur di bawah level 127. Kondisi tersebut akan menyebabkan target bagi penjual akan berada di 122,30 dan 114,70. Tekanan jual mungkin meningkat setelah SMA 50-hari diuji ulang di level 133,50.
Nah, untuk dunia trading.. GanSis bisa dapetin profit dari yen Jepang jika bergabung sama FBS, lho. Karena cuma di FBS, GanSis bisa trading USDJPY, EURJPY, dan GBPJPY dengan ketentuan yang menguntungkan, cepat, dan leverage hingga 3000.
Dari artikel di atas, GanSis bisa liat nih kalau kebijakan moneter baru-baru ini memang melemahkan yen Jepang. Namun, inflasi yang tinggi dan perubahan kepemimpinan di Bank of Japan dapat menyebabkan USDJPY turun ke bawah 120.
