ih.sulAvatar border
TS
ih.sul
Proyek "Perbaikan Keturunan," Antara Moral Dan Kemajuan


Baru saja saya membaca sebuah fakta menarik. Itu adalah fakta tentang pemerintah China yang menikahkan pemain basket wanita tertinggi dan pria tertinggi di negaranya dan hasil dari pernikahan tersebut adalah Yao Ming, salah satu pebasket paling terkenal (dan paling tinggi) di dunia. Ini fakta yang sangat menarik karena bagi saya ini mungkin bisa menjadi suatu kenci jawaban bagi beberapa masalah di negara ini.

Saya kenal seseorang dengan tinggi badan 180 sentimeter, tubuh berotot, dan tentunya cerdas. Tentunya semua orang (mayoritas pria) ingin memiliki ciri seperti itu, tetapi fakta sedihnya tinggi rata-rata pria Indonesia hanya sekitar 160 sentimeter dengan iq rata-rata sekitar 80-an. Bagaimana caranya agar tinggi dan iq rata-rata penduduk Indonesia bisa meningkat dengan cepat?

Konten Sensitif


Jawabannya adalah “Perbaikan Keturunan.” Metodenya adalah dengan membiarkan satu pria dengan fisik dan otak unggul untuk menghamili sebanyak mungkin wanita sehingga melahirkan anak-anak dengan gen yang unggul. Bagaimana? Gila? Ya, memang.

Coba bayangkan satu pria menghamili seratus wanita dan menghasilkan seratus anak. Kemudian seratus anak ini pun akan menurunkan gen unggul mereka pada anak-anak mereka sehingga lambat laun tinggi dan IQ rata-rata penduduk Indonesia akan meningkat. Jika seratus anak dirasa kurang maka si pria bisa menjadi donor sperma sehingga ribuan (??) wanita bisa hamil sekaligus dan kemudian anak-anak pria yang dihasilkan dari proyek ini bisa melakukan hal yang serupa.

Namun masalahnya, berapa banyak orang yang rela?



Tentunya hamil di luar nikah bukanlah perbuatan terpuji sehingga wanita yang menerima donor sperma harus memiliki suami. Nah, berapa banyak suami yang rela istrinya dihamili sperma lain? Apakah ada pria yang rela membesarkan anak yang entah siapa ayah biologisnya?

Lalu bagaimana jika proyek ini dilakukan secara rahasia? Jika kita mengambil sel telur dari wanita ber-spek tinggi dan sperma dari pria ber-spek tinggi juga dan membesarkannya di dalam semacam rahim buatan, maka anak-anak dengan gen unggul akan terlahir. Pemerintah bisa saja memberikan anak-anak ini untuk diadopsi di daerah yang berjauhan lalu tunggu hasilnya.

Inti dari proyek ini adalah untuk menyebarkan bibit unggul yang suatu saat akan menjadi tiang penyokong bangsa dan sebisa mungkin menekan bibit-bibit yang kurang unggul agar tidak menyebar lebih jauh. Memang terdengar tidak manusiawi dan ini juga bertentangan dengan moral sebagian besar lapisan masyarakat.



Namun, jika kita hanya melihat hasil, tampaknya proyek ini memiliki bau yang menjanjikan. Daripada menunggu sistem pendidikan yang sanggup mencerdaskan seluruh murid, bekerja di tahap genetik tampaknya lebih cepat dan menjanjikan.

Masalahnya, siapa yang mau? Nah, itu dia! Siapa yang mau?!
Diubah oleh ih.sul 02-03-2023 08:53
Gttkaca2Avatar border
UprutzAvatar border
knightaddeAvatar border
knightadde dan 30 lainnya memberi reputasi
31
17.3K
251
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
The Lounge
The Lounge
icon
922.7KThread82KAnggota
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.