• Beranda
  • ...
  • Health
  • Social Anxiety: Pengertian, Gejala, Penyebab, Penanganan dan Sedikit Pengalaman TS

serbaserbi.comAvatar border
TS
serbaserbi.com
Social Anxiety: Pengertian, Gejala, Penyebab, Penanganan dan Sedikit Pengalaman TS


Hai Semua

emoticon-Hai

Quote:

Ngerasa gugup dan malu terhadap sesuatu yang baru atau asing adalah hal yang wajar. Kayak gugup sewaktu mau tampil di depan umum, malu dan agak takut-takut pas mau bertanya ke orang asing, atau ragu-ragu ketika mau mengutarakan pendapat waktu rapat. Tapi pernah nggak sih kalian denger istilah Social Anxiety Disorder (SAD) atau lebih dikenal dengan phobia sosial? Kalau kelen belom tau, maka pas pas banget nih kalian mampir di mari, secara di thread kali ini gue mo bahas secara ringkas soal social anxiety sekaligus nyeritain sedikit pengalaman gue sewaktu mengidap social anxiety. Simak aelah sampe bawah!

Apa Itu Social Anxiety?



Kata Om Wikipedia, social anxiety adalah kondisi di mana seseorang mengalami gangguan kecemasan dan ketakutan ketika berhadapan dengan situasi sosial. Hal ini bikin penderitanya jadi memiliki rasa takut yang besar dalam berinteraksi sehingga dapat mengganggu kegiatannya sehari-hari.

Btw, social anxiety sangat berbeda dengan introvert, orang yang pemalu, atau orang yang antisosial. Begini perbedaannya secara singkat.

Introvert erat kaitannya dengan energi dalam diri seseorang. Orang yang introvert bukan berarti dia nggak bergaul sama orang lain, akan tetapi ia lebih menyukai kelompok kecil daripada harus beramah-tamah dengan banyak orang. Orang yang introvert juga bisa tampil di depan umum (walaupun nggak sejago ekstrovert). Bagi mereka, berada di keramaian sangat menguras energi sehingga mereka memilih untuk menghindarinya. Sebaliknya, sendiri dan sepi membuat energi mereka ke-recharge kembali.

Pemalu adalah situasi di mana seseorang ngerasa gugup untuk melakukan sesuatu yang asing baginya. Dia bukannya nggak mau berteman sama orang lain, akan tetapi rasa gugup dan malunya membuat ia memendam keinginannya untuk bersosialisasi. Ia bakal ngerasa nggak nyaman berada di suatu tempat tanpa seseorang yang ia kenal. Nah, sikap pemalu biasanya tak terlalu menganggu aktivitas seseorang secara keseluruhan.

Antisosial lain lagi, Gengs. Ini tuh merupakan gangguan kepribadian yang membawa dampak buruk bagi penderita serta orang di sekitarnya. Orang yang ansos nggak suka dengan interaksi dan aktivitas sosial, hal itu membuatnya dengan sengaja menjauhi orang lain. Di sisi lain, orang yang ansos sangat jago memanipulasi, egois, nggak berperikemanusiaan, sering berbohong, bahkan sering bikin masalah tapi nggak ngerasa bersalah.

Kecemasan sosial adalah salah satu gangguan mental, di mana si pengidap sebetulnya pengen buat berinteraksi sosial, tapi sebelum interaksi itu dilakuin, di benaknya udah muncul berbagai skenario-skenario negatif yang bikin dia urung buat berinteraksi.

Misal, seseorang dengan social anxiety gabung di sebuah meja nih, sebut aja lagi nongkrong. Dia bakal milih duduk di sudut meja sambil merhatiin temen-temennya asyik ngobrol. Dalam hatinya dia juga pengen nimbrung, tapi otaknya malah mikir gini, "Duh, gimana kalo mereka nggak ngerespon gue ya? Secara dari tadi gue, kan, cuma diem doang. Kalo gue tiba-tiba nimbrung, mereka bakal ilfil nggak ya? Gimana kalo nanti gue ngomonya terbata-bata? Yang ada mereka jadi nggak suka sama gue dan ga mau lagi temenan sama gue."

Ya, gitulah kira-kira.

Nah, pemikiran dan perasaan negatif inilah yang bikin seseorang dengan social anxiety jadi ga pengen interaksi sama orang lain, bahkan sekadar buat nyapa doang.

***

Gejalanya Kayak Gimana?



Ada dua gejala yang timbul pada seseorang dengan social anxiety, Gengs. Pertama gejala internal, terkait dengan emosional pengidap. Kedua eksternal, terkait dengan tanda-tanda fisik yang dapat dilihat oleh mata.


Quote:


***

Kok Bisa Gitu Ya?



Kalo dijelasin semuanya bakal panjang banget nih, Gansis. Yang jelas ada banyak hal yang bikin seseorang mengidap social anxiety, mulai dari faktor genetik, riwayat penolakan, korban bullying, kelainan struktur otak (amigdala yang terlalu aktif), dan pengaruh lingkungan yang membuat si pengidap jadi nggak pede, selalu takut, dihakimi, di-bully, sering tidak didengarkan, dan lain-lain.

***

Apa yang Harus Dilakuin Kalo Tanda dan Gejala Social AnxietyRelate ke Diri Sendiri?



Langkah pertama kali adalah, jangan self diagnosed! Seseorang bisa dikatakan mengidap social anxiety kalo sudah didiagnosa langsung sama psikolog, dokter, atau yang ahli di bidangnya. Soalnya nggak semudah itu buat netapin seseorang beneran social anxiety atau engga.

Secara teoritis, seseorang terindikasi menderita social anxiety kalo mengalami tanda dan gejalanya lebih dari 6 bulan, dan intensitas kecemasannya cukup sering, bahkan sampe mengganggu aktivitas. Semisal, siswa dengan social anxiety sampe takut pergi sekolah karena ngga berani buat interaksi atau performa seorang karyawan yang menurun karena selalu cemas setiap mau presentasi dan lain sebagainya.

Nah, kalau gangguan itu sudah terasa, silakan langsung konsultasi dengan psikolog. Nanti psikolog akan menganalisa masalah apa yang dihadapi, lalu menyarankan serangkain intervensi agar kita pulih, bisa dengan terapi juga obat-obatan kalau sudah terlalu parah.


***

Kalo Ngerasa Gejala yang Mengganggu, Tapi Belum Genap 6 Bulan Gimana?



Mulailah untuk cari banyak informasi di sumber-sumber terpercaya. Soalnya dengan semakin kita tahu, kita bakal makin paham dan ngerti dengan apa yang harus dilakuin. Social anxiety bisa disembuhin kok! Apalagi kalau kita sudah aware dan antisipasi sejak dini.

Berdasarkan pengalaman gue (dengan dampingan dokter umum), ini langkah yang bisa dilakukan secara mandiri.

Quote:


Apa yang Kita Lakuin Kalo Ngeliat Orang dengan Social Anxiety?



Bersimpati! Ini penting banget! Banyak pengidap social anxiety yang makin terpuruk karena orang di sekitarnya sangat apatis dan ga peduli dengan kondisinya. Kayak lontaran kalimat, "Masa gitu doang gugup si?" atau "Ih, lu cupu banget sih? Tinggal panggil orangnya aja padahal!"

Ingat, kita ngga tau seberapa kuatnya seseorang dengan social anxiety mengatasi kegugupannya. Oleh karena itu, simpan aja komentarnya kalo lo ngga bisa kasih apresiasi. Alih-alih julid, lebih baik kita berusaha buat bikin suasana yang positif dan nyaman untuk si pengidap, sembari menyakinkan kalau, "Nggak apa-apa kalau lo mau ngomong. Kami bakal dengerin kok".

Intinya, cobalah untuk peka dan membuat si pengidap nyaman.

***

Pengalaman Gue Ketika Terserang Social Anxiety



Sejak kecil gue adalah anak yang pemalu. Gue malu buat bicara sama orang asing, malu buat bertanya ke guru, malu buat kontak mata kalau ngobrol, bahkan buat minta duit ke ayah pun gue malu dan gugup.

Pernah nih gue disuruh marut kelapa ke warung sama Mama. Karena warungnya ramai, gue jadi gugup dan takut buat ke sana, alhasil gue balik lagi ke rumah dan bohong ke Mama kalau warungnya tutup.

Mungkin sebagian orang akan bilang kalo ini perilaku yang wajar. Toh namanya juga anak-anak, kan? Maklum kalau mereka takut sama orang asing, apalagi orang dewasa. Justru pemakluman kayak gitu yang bikin anak-anak tumbuh jadi remaja dengan social anxiety di kemudian hari. For fact, pengidap social anxiety terbanyak adalah usia anak-anak sampe remaja.

Btw, peristiwa takut ngomong ini nggak terjadi sekali dua kali, ya. Tapi sering banget! Nggak cuma ke orang asing, tapi juga ke orang dekat kayak ke tante, nenek, sepupu, bahkan tetangga. Yang ada dalam otak gue waktu itu, kalau gue ngomong sama mereka, mereka bakal marah dan bentak gue. Mereka juga nggak bakal dengerin gue karena gue bukan anak yang supel kayak ponakan/cucu yang lainnya.

Waktu SMP, gue ngerasa kondisi gue udah makin parah. Jarak rumah yang jauh dari sekolah serta gue yang kudu jalan kaki, bikin gue beberapa kali terlambat ke sekolah. Anak-anak lain kalau telat biasanya langsung izin ke guru piket, atau langsung ke kelas dan izin ke guru yang ngajar pagi itu.

Namun gue engga! Gue takut banget buat izin ke guru piket apalagi datang langsung ke kelas. Gue khawatir bakal dimarahin dan dihakimi lalu dipermalukan di depan teman-teman. Gue takut bakal jadi pusat perhatian karena telat masuk kelas. Akhirnya gue milih buat bolos. Pulang ke rumah? Engga! Karena gue ngga punya banyak temen, alhasil gue ngumpet di dangau (rumah kecil di kebon) milik ayah seharian. Pernah juga ngumpet di toilet umum seharian.

Kurangnya pengetahuan gue soal social anxiety, bikin gue kaga sadar kalo ada yang salah sama diri ini. Apalagi orang sekitar menganggap perilaku gue sebagai tingkah normal anak pemalu, jadinya gue nggak dapat penanganan apapun. Yang ada gue malah dimarahin karena dibilang berat mulut.

Sampai gue kuliah semester 3, gejala itu masih sering terjadi. Bedanya, gue sudah mulai melek informasi soal social anxiety, sehingga beberapa kali gue bisa menguasai diri ketika gejala anxiety-nya menyerang. Namun ada satu kesempatan yang bikin gue ngerasa lemah banget.

Waktu itu gue naik bis dari Kota Padang hendak turun di Simpang Biaro. Sayangnya, sewaktu hampir sampai di simpang Biaro, social anxiety gue mendadak kambuh. Badan gue gemeteran, ujung kuku mendingin, punggung dan jidat berkeringat, napas sesak, dan suara gue tercekat di kerongkongan. Masalahnya apa? Yaitu perkara mau bilang, "Kiri, Bang!" ke abang supirnya.

Waktu itu kondisi bis lagi ramai. Gue takut buat ngomong. Gue takut omongan gue nggak akan di dengar. Takut kalau suara gue keluarnya kecil sehingga supirnya nggak denger. Kalau supirnya nggak denger, gue kudu ngomong berkali-kali dong? Kalau ngomong berkali-kali, orang-orang akan merhatiin gue dong? Gue nggak mau! Hal itu yang bikin gue takut.

Akhirnya gue nggak bisa ngomong apa-apa sampe bisnya ngelewatin lokasi pemberhentian gue. Akibatnya makin bertambahlah kecemasan gue. Gue jadi makin bingung cara bilang "Stop" ke supirnya kek mana. Napas jadi makin sesak. Dada makin berdebar-debar. Intinya, kondisi gue jadi makin nggak karu-karuan.



Sampai akhirnya, setelah sekuat tenaga menguasi diri, keberanian gue akhirnya muncul. Gue ngomong sekeras dan secepat mungkin ke supirnya kalau gue pingin turun. Mendengar cara ngomong gue, seluruh penumpang otomatis memandang gue dengan tatapan bingung. "Nih cewek kok aneh banget tiba-tiba ngegas gitu?". Mungkin gitu pikir mereka-- yang membuat gue jadi sangat takut. Setelah turun (jauh dari pemberhentian seharusnya), gue nangis di pinggir jalan, masih dengan tubuh bergetar. Pada akhirnya gue menelepon adik gue dan minta dijemput.

Setelah kejadian itulah gue sadar untuk mencari bantuan. Gue berkonsultasi dengan psikiater dan ya, gue didiagnosa menderita social anxiety. Gue diminta untuk konsultasi rutin. Cuma karena mahal, dan gue adalah mahasiswa pengangguran, gue nggak melanjutkan konsultasi ke psikiater tersebut. Namun gue mencari alternatif dengan curhat ke tante gue yang seorang dokter (ini gratis alhamdulillah). Beliaulah yang akhirnya menjadi malaikat penolong gue.

So, setelah melakukan terapi ini dan itu. Hari ini gue udah ngerasa jauh lebih berani. Sesekali perasaan cemas itu datang. Syukurnya gue udah bisa ngendaliin, dan kalau lagi ngga bisa ngendaliin diri, gue buru-buru menelepon/chat sahabat, adik, atau tante gue buat minta bantuan. Ya, seenggaknya mereka bisa nenangin gue walopun cuma via seluler.

***

Jadi itulah thread gue hari ini, Gansis. Huffttt, udah panjang bener ya! Tapi nggak papa. Gue berharap melalui thread ini, semakin banyak orang yang melek dengan masalah social anxiety, dan peka terhadap para pengidap social anxiety.

Sekian, salam sehat jiwa!

Bye-Bye

Narasi: serbaserbi.com
Gambar: Google Image
Sumber: 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8

Diubah oleh serbaserbi.com 09-12-2022 12:41
japanese_styleAvatar border
navetseaAvatar border
iblast867583Avatar border
iblast867583 dan 6 lainnya memberi reputasi
7
4.4K
29
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Health
Health
icon
24.6KThread9.8KAnggota
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.