Zaman sekarang yang serba susah, apa saja bisa jadi jalan bagi seseorang untuk melakukan tindak kejahatan. Belum lama ini, sepupu saya kena tipu, Gan! Berkedok supplier daging, penipu berhasil membawa kabur uang jutaan rupiah.

Kronologinya:
Teman saya memiliki usaha di bidang kuliner dan rajin mempromosikannya di berbagai media sosial. Suatu hari, si penipu mengomentari salah satu postingannya dan bertanya apakah sudah memiliki supplier atau belum untuk kebutuhan daging sapi di lapaknya.

Berhubung memang belum ada karena biasanya membeli sendiri ke pasar maka teman saya menerima tawaran si penipu untuk menjadi supplier daging dengan kesepakatan harga dan sistem pembayaran. Menurut teman saya, ia memiliki pertimbangannya sendiri.

Lebih praktis menggunakan jasa supplier daripada belanja daging sendiri karena hemat tenaga dan waktu sekaligus membantu usaha orang lain karena prinsipnya hidup itu saling membutuhkan. Kalau ingin usaha lancar, bantulah juga usaha orang lain, ujar teman saya.

Singkat cerita, teman saya pun membuat orderan pertamanya kepada si penipu. FYI, ternyata ada minimal order agar bisa free ongkir alias gratis biaya pengiriman. Tadinya, hanya ingin memesan sekian kilo. Akhirnya, jadi memesan sesuai minimal order agar bisa free ongkir.

Pesanan pertama berjalan lancar, baik dari segi jam pengantaran dan kualitas daging sapi. Berbekal pengalaman pertama, teman saya pun membuat lagi orderan kedua. Begitu kurirnya tiba, daging sapi langsung di cek dan ditimbang ulang. Setelah semuanya beres, teman saya pun melakukan pembayaran via m-banking.



FYI, setiap pengantaran, yang mengantar daging bukan si penipu melainkan kurir dan sistem pembayaran sesuai kesepakatan adalah barang tiba, baru uang ditransfer via m-banking. Namun, masalah muncul ketika si kurir bilang bahwa bosnya telpon dan tidak ada uang pembayaran yang masuk.

Teman saya pun menunjukkan bukti pembayaran kepada si kurir. Si kurir pun menyampaikan hal tersebut kepada bosnya. Ternyata, eh, ternyata... rekening tersebut bukan milik bosnya dan si penipu bukanlah salah satu pekerja atau bagian dari usaha mereka.

Ternyata, orang yang mengaku sebagai supplier daging tersebut hanyalah penipu. Ia bertindak sebagai calo yang memesankan daging kepada supplier yang asli dan mengarahkannya untuk mengantarkan daging ke tempat teman saya. Setelah teman saya selesai melakukan pembayaran, si pelaku langsung menghilang.

Teman saya dan bos supplier daging yang asli berkali-kali mencoba menghubungi si penipu, tapi sia-sia karena nomornya sudah tidak bisa dihubungi. Dengan berat hati, daging yang tadinya sudah diserahterimakan harus diangkut kembali oleh kurir karena tidak ada pembayaran.

Sementara itu, teman saya syok karena tidak menyangka telah menjadi korban penipuan dan uangnya hampir 2 juta melayang dibawa kabur si penipu. Hingga saat ini, pelaku mungkin masih berkeliaran di luar sana. Entah, berapa banyak orang yang sudah ditipunya.

Teman saya tidak melaporkan kejadian tersebut kepada pihak berwajib karena beberapa pertimbangan. Ia hanya berharap, melalui thread ini, para pembaca thread saya bisa berhati-hati dan membantu membagikan pengalamannya kepada orang terdekat Agan sekalian agar tidak ada lagi korban berikutnya.

Kiat Menghindari Penipuan Supplier Daging Palsu Abal-Abal:
1. Datang langsung ke tempat supplier daging sapi biar tahu pasti lokasi usahanya
2. Mengenal siapa bosnya
3. Memastikan nomor dan nama rekening pembayaran
4. Membeli langsung sendiri ke pasar


Semoga saja pelaku segera kena batunya dan tertangkap agar tidak ada lagi korban. Agan sekalian jangan lupa share thread ini ke medsos masing-masing dan juga pada orang terdekat, ya!. Selalu waspada pada orang yang baru dikenal.


Sumber: Ulasan Pribadi
Foto Ilustrasi: Tercantum