• Beranda
  • ...
  • The Lounge
  • Sosok Pemuda Bali yang Begitu Inspiratif, Berjuang Tanpa Pamrih di Masa Pandemi

nofivinovieAvatar border
TS
nofivinovie
Sosok Pemuda Bali yang Begitu Inspiratif, Berjuang Tanpa Pamrih di Masa Pandemi


Namanya I Gede Andika Wira Teja, seorang pemuda asal desa Pemuteran, Buleleng, di Bali.

Beliau ini menempuh pendidikan selama 5 tahun di Universitas Udayana, Denpasar. Di Maret 2020 lalu beliau pulang kampung ke Pemuteran gara-gara WFH alias work from homekarena pandemi. Di sana beliau lalu mendapati bahwa upaya pemerintah untuk melakukan kelas daring demi mengurangi angka penularan covid-19 tampaknya agak terkendala karena fasilitas yang kurang. Di sana beliau melihat anak-anak tidak dapat belajar secara maksimal, malah cenderung terhambat karena memang kemampuan si orang tua untuk menyediakan HP dan juga kuota sangat terbatas.

Bagaimana mungkin di saat mereka justru tidak memiliki penghasilan karena dipecat dari pekerjaan akibat pandemi malah kudu menyediakan HP dan kuota. Untuk makan saja sulit ibaratnya. Tentu mereka merasa terbebani karena itu.

Dari data Kemendikbud 2015/2016 dapat disimpulkan bahwa di Kabupaten Buleleng itu angka putus sekolahnya adalah paling tinggi seprovinsi Bali.

Selama Maret-Mei 2020 beliau mengamati dan kekhawatiran tentang tingginya angka putus sekolah di Buleleng, tercetus sebuah pemikiran untuk membantu.



KREDIBALI.

Apa itu KREDIBALI? Kreasi Edukasi Bahasa dan Literasi Lingkungan. Apa saja kegiatan yang akan dilakukan di dalamnya? Belajar bahasa adalah tujuan utama.

Bahasa yang dimaksud di sini adalah yang lazim digunakan para wisatawan dari luar negeri.

Selain bahasa internasional, anak-anak ini pun diperkenalkan pada literasi lingkungan supaya mereka memiliki kepedulian serta kesadaran terhadap sekitar.

Gede Andika paham betul kendala yang ia hadapi.

Membuka kelas luring di masa covid-19 ini tidaklah mudah karena harus benar-benar tertib.

Tertib yang dimaksud adalah menerapkan protokol kesehatan dengan ketat. Dari situ Gede Andika meyakinkan aparatur desa di sana bahwa ia akan benar-benar mengikuti imbauan dari pemerintah. Perangkat desa pun akhirnya memberi izin.

Mendapat izin dari desa sudah, lalu orang tua dari anak-anak ini mulai bingung untuk biaya.

Bahwasanya mereka paham untuk belajar bahasa bukanlah kelas yang murah. Orang tua khawatir tidak bisa membayar. Untuk itu Gede Andika memberi solusi.

Bekerja sama dengan Plastik Exchange di Bali menjadi solusi. Anak-anak membawa sampah yang nantinya akan ditimbang per kilogram dan ditabung. Hasil tabungan itu nantinya digunakan untuk membeli beras dan kebutuhan pokok lain.

Semua itu pada akhirnya akan dibagi pada warga.

Warga yang disasar untuk menerima beras adalah keluarga kurang mampu, terutama lansia.



Anak-anak peserta KREDIBALI dibagi tiga kelas.

Menggunakan metode Cambridge, terbagi menjadi kelas basic, junior, dan general. Itu adalah dasar agar lebih mudah mengajar bahasa ke anak sesuai kemampuan. Agar anak-anak lebih dapat menerima materi di level kemampuan masing-masing.

Tentu saja hal itu penting karena memang ada evaluasi demi mengetahui sejauh apa peningkatannya.

Kegiatan evaluasi siswa dilakukan secara kelompok maupun individu. Selain itu ada juga tujuan lain evaluasi, yaitu apakah iya KREDIBALI yang membuat peningkatan itu atau malah program-program lain. Selain KREDIBALI yang pengukurannya tidak bias, program seperti motivasi justru tak dapat diobservasi dengan skala jelas.

Gede Andika berharap ke depan program ini akan bertransformasi dengan dampak yang lebih nyata. Ia juga berencana terus mengembangkan program ini sampai Bali seluruhnya dapat dijangkau. Gerakan yang akan menyatukan pendidilan, pariwisata, & penanganan lingkungan menjadi kesatuan.

Setidaknya untuk di Bali, dia berharap akan dapat dijangkau seluruhnya. Kalau untuk di daerah luar Provinsi Bali, Gede Andika juga berharap adanya sinergi & kolaborasi dari para pemuda se-Indonesia. Semoga yang beliau harapkan bisa terwujud.

Kiprah beliau ini sungguh inspiratif, jangan heran jika Astra Indonesia memberi Gede Andika menjadi Penerima Apresiasi Kategori Khusus: Pejuang Tanpa Pamrih di Masa Pandemi COVID-19 dalam 12th SATU Indonesia Awards.

Begitulah sekelumit kisah inspiratif untuk kita.

Sumber berita dan foto: inidan ini
Diubah oleh nofivinovie 28-11-2022 20:06
mammoth46Avatar border
mbahgugelAvatar border
yasyah81Avatar border
yasyah81 dan 12 lainnya memberi reputasi
13
2.2K
50
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
The Lounge
The Lounge
icon
922.6KThread81.9KAnggota
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.