albyabby91Avatar border
TS
albyabby91
Catatan Kecil Aurelia (Kisah Tragis Akibat Halusinasi)

Rumah berpagar tinggi itu kini dipadati banyak orang. Hiruk-pikuk ramai terdengar membicarakan seseorang yang kini tergeletak bersimbah darah di ruang depan. Sesosok perempuan muda yang baru menginjak usia 20. Aurelia namanya. Orang-orang biasa memanggilnya Lea. Ditemukan tewas sesaat setelah terdengar teriakan keras dari dalam rumahnya. Beberapa saat kemudian, ayah dan ibunya tiba. Mereka langsung histeris seketika saat menyaksikan pemandangan mengejutkan itu. Entah bagaimana awalnya, namun yang pasti kedua orang tua itu kini harus merelakan kepergian untuk selama-lama anak semata wayangnya, oleh sebab yang misterius.

= = = =

Pagi itu suasana sangat cerah. Lea dan sekelompok temannya nampak asyik bercengkerama. Mereka tengah sibuk mengobrol, mengulas penampilan boyband yang sangat difavoritkan asal Korea, semalam. Rupanya mereka adalah para remaja yang sangat mengidolakan sosok-sosok personil yang menjadi penghuni dari band yang beranggotakan tujuh orang itu.

"Eh, coba liat. Iihhh, ganteng banget sih" Riri teman Lea berdecak kagum sambil mengeluarkan suara khas yang mendayu.

"Banget, sih. Beneran. Gak ada obat, dah" Lea menimpali.

"Gua pengen dinikahin Oppa. Aahhh, Oppa. Sarangheo" Riri setengah berteriak.

"Apaan ihhh. Punya gua, tuh. Awas lu, ya. Jangan macem-macem" Lea mengancam.

Keduanya kini makin histeris. Kadang sesekali menunjukkan gestur yang sangat terkagum-kagum. Beberapa orang di sekelilingnya nampak keheranan. Ada yang meneriakki dengan ejekkan dan celaan. Ada juga yang hanya melihat sinis. Peduli amat. Rini dan Lea malah makin geregetan. Terus menscroll video demi video dan tetap menonton tayangannya dengan heboh.

Lea tergolong penggemar berat boyband asal negeri gingseng. Boleh dibilang dia sudah masuk dalam kategori adiksi alias kecanduan. Apapun yang berkaitan dengan idolanya itu akan selalu diupdate dan dikoleksi. Mulai dari marchandise, poster, foto, video bahkan seluruh jadwal manggungnya pun tak luput dari perhatiannya on time. Tidak bakal pernah dilewatkan sedetikpun kalau perlu.

Pernah sekali boyband kesayangannya itu mengadakan konser di salah satu kota di Indonesia. Lea bahkan nekat berangkat untuk ikut menonton tanpa sepengetahuan dari orang tuanya. Tidak tanggung-tanggung seminggu lamanya dia tidak kembali ke rumahnya. Orang tuanya bahkan sempat melaporkan ke kantor polisi karena anaknya itu dikira sudah hilang diculik orang. Takut terjadi hal-hal yang tidak diinginkan.

Dari sebanyak 7 orang yang mengisi kuota personil boyband itu, Lea sangat mengagumi salah seorang diantaranya. Tetapi dia harus bersaing dengan temannya, Riri. Rupanya Riri juga punya kekaguman yang sama dengan apa yang Lea kagumi. Tidak jarang keduanya bertengkar dan tidak saling sapa selama berminggu-minggu. Masing-masing tidak ada yang mau mengalah. Akibatnya mereka clash. Mereka bersikukuh saling klaim bahwa dirinyalah yang paling berhak untuk memiliki sosok ganteng imajinatif, personal boyband yang bahkan tidak sama sekali mengenal Lea dan Riri.

Lea rutin menuliskan uneg-uneg tentang perasaannya pada sosok idola kesayangannya di buku harian. Lambat laun dia mulai berhalusinasi dengan meyakini bahwa suatu hari nanti dia bakal bisa memiliki lelaki personal boyband yang ganteng dan unyu-unyu itu. Tidak jarang pula Lea bermimpi dan mengigau dalam tidurnya. Meneriakkan dan menyebut nama idolanya.

Keadaan itu kian parah dari hari ke hari. Lea menderita gangguan insomnia akut. Sulit tidur pada malam hari karena selalu kepikiran akan idolanya itu. Dalam hati dia bercita-cita untuk menabung demi ongkos berangkat ke Korea. Dia sangat menginginkan bertemu dengan idolanya itu.

Sehari sebelum kejadian tragis kematiannya, Lea rupanya sangat terpukul atas sebuah berita yang dilihatnya. Sang idola dikabarkan telah melangsungkan pertunangan dan akan segera menikahi pujaan hati pilihannya. Lea lantas kecewa berat dan tidak menerima akan hal itu. Dia merasa sang idola sudah mengkhianati rasa cinta dan perasaannya yang halusinatif itu. Sebuah perasaan yang berujung kehilangan logika. Kacau balau sudah hati Lea kala itu. Dia menangis meraung-raung tidak karuan. Dalam keadaan gamang dan frustrasi, Lea kehilangan kontrol.

Lea mulai menghapus foto-foto sang idola dipostingan medsosnya. IG sang idola diunfollow (padahal selama ini tidak pernah juga difollow back). Semua postingan dan pernak-pernik mengenai idolanya itu dibuang dan dihilangkan. Poster, foto, bantal, boneka dan merchandisenya dikumpulkan dan dibakar di halaman belakang rumahnya.

Puncaknya, Lea menuliskan sebuah catatan kecil berisi kekecewaannya pada sang idola. Dia berpikir rasa sayangnya tidak dihargai karena sang idola memilih wanita lain sebagai pujaan hatinya. Dia juga menuliskan permintaan maaf pada ayah dan ibunya karena harus berpisah dan mengakhiri hidupnya sendiri.

Sebuah gunting kecil dipilih Lea untuk bunuh diri. Setelah meneriakkan nama idolanya berkali-kali dan menangis, Lea menusukkan gunting itu ke lehernya, tepat mengenai kerongkongan hingga darah mengucur dengan deras. Pada tusukkan ketiga, Lea meregang nyawa setelah terlebih dahulu berteriak dengan erangan yang keras. Sungguh sebuah kematian yang tragis dan sia-sia.
siveAvatar border
jorokindomusikAvatar border
bukhoriganAvatar border
bukhorigan dan 10 lainnya memberi reputasi
11
2K
30
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
Stories from the Heart
icon
31.4KThread41.5KAnggota
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.