• Beranda
  • ...
  • The Lounge
  • Jika Tak Ada Gas Air Mata, Korban Jiwa Tidak Sampai 131 Orang Tragedi Kanjuruhan

revolusi2022
TS
revolusi2022
Jika Tak Ada Gas Air Mata, Korban Jiwa Tidak Sampai 131 Orang Tragedi Kanjuruhan


Tragedi memilukan yang terjadi pada tanggal 1 Oktober 2022 di Stadion Kanjuruhan setelah pertandingan liga 1 antara Arema Vs Persebaya yang berakhir dengan kemenangan Persebaya dengan skor 3-2.

Pertandingan derby yang seharusnya berjalan menarik dan seru, selain itu berjalan lancar justru setelah pertandingan timbul kericuhan yang mengakibatkan korban jiwa sebanyak 131 orang.

Tragedi memilukan yang mengagetkan semua insan sepakbola karena jumlah korban jiwa yang begitu besar di sepanjang sejarah persepakbolaan Indonesia. Dan mencatatkan sejarah sebagai kerusuhan sepakbola dengan korban jiwa terbanyak nomor 2 di dunia.



Setelah kejadian itu masing- masing pihak yang terkait saling tuding. Saling menyalahkan satu sama lain sebagai dalang dibalik tragedi yang meimbulkan korban jiwa 131 orang itu. Baik itu antara Panitia pelaksana pertandingan, PT. LIB, Kepolisian maupun suporter. Dan PSSI sebagai organisasi yang menaungi sepakbola di Indonesia pun tidak mau disalahkan karena diselamatkan adanya peraturan di dalam PSSI yang membebaskan dari hukuman ketika ada permasalahan dalam pelaksanaan pertandingan.

Akhirnya dibentuklah TGIPF (Tim Gabungan Independen Pencari Fakta) yang diketuai oleh Menteri Koordinator Bidang Polhukam, yaitu Mahfudz MD. Yang mana tim ini terdiri dari gabungan berbagai pihak termasuk ada unsur praktisi sepakbola di dalamnya.

Selang beberapa hari dibentuknya TGIPF ini, akhirnya Kapolri mengumumkan 6 tersangka yang bertanggung jawab atas tragedi yang menyebabkan 131 orang tewas itu. 6 tersangka itu terdiri dari Direktur PT. LIB, Ketua Panpel, Security Officer, dan 3 pihak kepolisian.



Yang paling disayangkan adalah status tersangka 3 pihak kepolisian yang bertanggung jawab karena kejadian itu. Mereka bertanggung jawab karena akibat dari inti permasalahan kenapa timbul korban jiwa sebanyak itu sebesar 131 orang. Mereka bertanggung jawab atas penembakkan gas air mata ke arah tribun penonton yang justru menimbulkan sesak nafas, kepanikan, sehingga berdesak- desakan yang mengakibatkan banyaknya timbul korban jiwa padahal di tribun yang ditembakkan gas air mata itu banyak yang tidak terlibat dalam kerusuhan. Banyak balita, anak-anak, wanita, dan penonton keluarga yang berada di tribun itu.

Meskipun pada informasi terakhir Kepolisian memberikan keterangan dengan melakukan pembelaan dengan memberikan alasan bahwa penembakan itu dilakukan karena untuk menghalau perusuh untuk turun lapangan. Dan Kepolisian juga memberikan informasi bahwa pada saat itu suporter masuk lapangan untuk melakukan penyerangan terhadap pemain, official dan terjadinya kerusuhan yang dilakukan oleh suporter. Keterangan itu berbanding terbalik dengan apa yang disampaikan oleh Komnas HAM yang mengatakan bahwa suporter masuk lapangan untuk memberikan semangat kepada pemain, bukan untuk menyerang pemain atau melakukan kerusuhan.

Kejadian kerusuhan seperti ini seharusnya hampir sama apa yang terjadi di Sidoarjo pada saat pertandingan antara Rans Nusantara Vs Persebaya, bonek ngamuk dan masuk lapangan sehingga mereka merusak fasilitas yang ada di stadion. Meskipun banyak fasilitas yang rusak namun tidak ada korban jiwa dalam kerusuhan itu. Karena memang pada saat itu Kepolisi tidak bertindak berlebihan dengan menembakkan gas air mata ke arah tribun seperti yang terjadi di Kanjuruhan.



Banyak yang menyayangkan kenapa Gas air mata ditembakkan ke arah tribun yang penuh penonton padahal banyak penonton tidak terlibat sama sekali dalam kerusuhan. Apalagi korban banyak dari balita, anak- anak, wanita, orang tua yang secara logika tidak mungkin menjadi pelaku dan tidak ikut dalam kerusuhan kerusuhan.

Banyak yang menyayangkan Kepolisian sebagai institusi yang terlatih dalam menangani kerusuhan itu seharusnya bisa mengantisipasi resiko yang terjadi jika gas air mata itu ditembakkan ke arah tribun yang banyak penonton dan padahal banyak yang tidak terlibat kerusuhan.

Seharusnya jika Kepolisian mau berpikir panjang dan bertindak dengan mengantisipasi resiko yang terjadi pasti tidak akan terjadi korban jiwa sebanyak ini. Karena kepolisian memang dilatih untuk menangani hal semacam ini.

Diubah oleh revolusi2022 09-10-2022 05:12
julianovmuhamad.hanif.2
muhamad.hanif.2 dan julianov memberi reputasi
0
1.2K
6
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
The Lounge
The Lounge
icon
922.4KThread81.3KAnggota
Terlama
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.