ih.sulAvatar border
TS
ih.sul
Alasan-alasan Gagalnya Adaptasi Anime


Belakangan ini saya tengah menonton anime season kedua dari serial anime Classroom of the Elite. Jujur saja saya suka dengan serial Light Novel ini karena… err, beberapa hal. Itu membuat saya cukup senang saat mendapat kabar serial animenya mendapatkan season kedua, tetapi setelah menonton season kedua rasa kecewa itu tak bisa disingkirkan.

Ada banyak faktor yang bisa menyebabkan sebuah anime dianggap gagal di pasaran atau kurang laku. Bahkan jika anime tersebut diadaptasi dari manga, light novel, dan game sekalipun kegagalan selalu akan membayangi. Sebenarnya, anime adaptasi bahkan punya kecenderungan gagal yang lebih tinggi.



Faktor pertama dan yang paling utama adalah animasi yang buruk. Setelah demam Kimetsu no Yaiba, tampaknya ada semakin banyak orang menuntut animasi yang mumpuni. Jika desain karakternya sedikit aneh, karakternya kurang bergerak, atau waifu mereka terlihat kurang cantik maka siap-siap saja pihak studio akan diserbu netizen.

Tapi faktor animasi memang amatlah penting bagi anime. Jika sebuah manga diadaptasi menjadi anime maka para penggemar tentu ingin melihat karakter favorit mereka bergerak, bukan sekedar membuka dan menutup mulut. Jika sebuah light novel diadaptasi menjadi anime maka para penggemar ingin mendapat visualisasi yang jelas akan keadaan dan karakter yang terlibat, bukan sekedar close up dari wajah yang satu ke wajah yang lain.

Konten Sensitif


Ada beberapa alasan mengapa kualitas animasi sebuah anime bisa jadi begitu buruk. Waktu pengerjaan yang terlalu mepet, penggunaan CGI yang tidak tepat, dana yang kurang, hingga direksi sutradara yang memang tidak bagus.

Faktor kedua adalah pacing yang terlalu cepat atau terlalu lambat. Biasanya satu episode anime bisa mengadaptasi 3 sampai 4 chapter manga sedangkan satu volume light novel biasanya bisa dipecah menjadi 4 episode anime. Pacing ini dianggap ideal untuk menampilkan seluruh detail penting tanpa terburu-buru, meski demikian beberapa hal terkadang memaksa pihak studio untuk membuat alur yang terlalu cepat maupun lambat.

Konten Sensitif


Contohnya One Piece. Untuk yang belum tahu, satu episode anime One Piece hanya mengadaptasi ¾ sampai satu chapter dari manganya. Hal ini disebabkan oleh jarak antara manga dan anime yang benar-benar dekat sehingga hal ini dilakukan agar pihak anime tidak sampai menyusul manga meski harus tayang setiap minggu. Contoh yang lain, Classroom of the Elite. Di season 1, satu volume LN dipecah menjadi 4 episode sedangkan di season 2 menjadi 3 episode. Pacing yang terlalu cepat untuk mengejar puncak konflik ini menyebabkan banyak sekali detail penting yang terlewat sehingga beberapa adegan malah terasa hambar.

Faktor ketiga, direksi sutradara. Sutradara adalah orang yang paling berpengaruh dalam keseluruhan produksi anime. Dialah yang menentukan frame, memilih musik, memilih seiyu, menentukan berapa banyak budget dikeluarkan di sini dan di sana, menentukan SEGALANYA. Well, tidak benar-benar segalanya sih, tetapi sutradara benar-benar memiliki pengaruh yang besar.

Konten Sensitif


Keputusan sutradara lah yang akan menentukan apakah adaptasi anime akan sukses atau gagal. Sutradara yang tidak bisa membuat keputusan yang baik cenderung menghasilkan adaptasi anime yang buruk.

Contohnya, Highschool DxD. Sebenarnya serial LN ini cukup bagus dan menarik, tetapi animenya terus saja menonjolkan boing dan boing sampai sampai muak sendiri melihatnya. Ada lagi Tokyo Ghoul yang alur ceritanya malah terasa membingungkan karena terlalu banyak dipotong di sana dan sini. Ada lagi Black Butler yang jalan ceritanya malah melenceng dari manga. Dan jangan lupakan Berserk yang… ah sudahlah.

Membuat anime memang bukan pekerjaan yang mudah, tetapi di jaman sekarang yang membuat netizen amat sangat berkuasa tampaknya sangat sedikit yang peduli pada kesulitan tersebut. Penonton menuntut anime yang bagus, titik. Jika tidak terpuaskan maka siap-siap saja mendapat hujatan hingga bomb rating di MAL.



Namun jika anime tersebut merupakan adaptasi dari karya lain, sebenarnya cukup dengan mengikuti karya aslinya dan 60% semua akan baik-baik saja. But well, namanya juga bisnis. Pasti banyak sekali kepentingan di belakangnya.

Sekian dari saya mari bertemu di thread saya yang lainnya.
Diubah oleh ih.sul 20-09-2022 01:01
haqualoversAvatar border
muhamad.hanif.2Avatar border
pengennyusuAvatar border
pengennyusu dan 11 lainnya memberi reputasi
12
10.1K
115
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Anime & Manga Haven
Anime & Manga Haven
icon
6.5KThread8.5KAnggota
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.