ryanmallay2000Avatar border
TS
ryanmallay2000
Nasehat dari Samson
Waktu yang terindah yaitu saat pesiar. Sepekan disiksa oleh para pelatih, diakhir week end diberi kesempatan untuk pesiar. seperti biasa, sasaran favorit pesiar selama ini adalah restorant, maklum untuk menggantikan kalori selama berlatih harus diganti saat pesiar dan ajang balas dendam untuk memakan makanan kesukaan yang tidak pernah disediakan saat berlatih.

Huup,... aku terperanjat karena seseorang yang aku hapal sedang berjalan di depanku. aku perlahankan langkah agar menjauh darinya. tetapi anehnya seorang pelatih kejam menampakkan sikap romatisme dengan menggandeng seorang wanita dan menggendong seorang anak. Dia adalah Samson. Orang yang selalu ku hindari karena kekejamannya berlatih membabakbelurkan diriku. "Lebih baik bertemu setan dari pada dia", kata hatiku.

Tapi yang aku saksikan saat ini jauh berbeda, seperti sepasang kekasih yang sedang dimabuk asmara. "Apa iya dia bisa seromantis ini?" tanya hatiku melihat mereka. Karena penasaran aku tetap bertahan di belakang mereka.

"Ma, kita makan dulu yuk?", Samson mengajak wanita yang ia gandeng yang ternyata adalah isterinya. Isterinya menjawab dengan anggukan kepala yang mengisyaratkan setuju.

"Yuk, makan bareng!", betapa terkejutnya diriku, ketika ia balikan kepalanya sambil mengajakku singgah di restoran dekat kami.
"Siap, Pelatih. Kami ijin untuk jalan-jalan terlebih dahulu", aku menjawab dengan beri alasan untuk menolak ajakan itu. "Pasti makan bersamanya menjadi siksa kubur bagiku", kata batinku.
"Saya tahu, sasaran utama siswa itu adalah restoran, Ayo makan bersama", ajakannya lagi dan aku tidak dapat mengutarakan alasan yang tepat terpaksa aku ikuti.

Kami duduk dalam satu meja, aku, Samson, Isteri dan anaknya.
"Silakan pesan menu yang kamu sukai!" dia menawarkan.
"Siap", aku menjawab singkat.
"Saya ke toilet dulu", dia meninggalkan kami.

Perbincangan aku dengan isteri dan anaknya mulai mencair. Bermula dengan perkenalan hingga akhirnya aku berani bertanya hal yang lebih sensitif.
"Mba, apasih yang buat mba betah sama Abang?", aku menanyakan kepada isterinya karena menurutku mahkluk mana saja tidak akan pernah mampu bertahan berdampingan dengan Samson, Pelatih dan Seniorku yang kejam itu.
"Siapa yang tidak betah, Abangmu (Samson) lelaki yang romantis dan penyayang", jawab isterinya.

Otakku mulai terheran, "Apa mungkin Samson berkepribadian ganda?" kata otakku yang tidak aku ucapkan karena ada isterinya.
"Ayah itu baik hati, dia sering mengajak kami berjalan-jalan, main, dan selalu mendongeng kalau mau tidur", anaknya bercerita tentang ayahnya. terlihat sekali dia bangga dengan ayahnya.
"Emang Ayah cerita apa?" aku bertanya kepada anaknya. Aku penasaran "Paling cerita tentang perang," tebakku dalam hati. wajar aku menebak seperti itu karena selama hidupnya lebih banyak di medan pertempuran dari pada di dunia damai sehingga terbentuk psikologi kejam tersebut.
"Banyak cerita Ayah, Ayah menceritakan seekor semut bisa mengalahkan gajah", anaknya mulai bercerita. tebakkanku ternyata salah.
"Gimana sih ceritanya, Om pengen denger?", kataku kepada anaknya.

"Ada seekor gajah yang sombong karena tubuhnya lebih besar dari semut, Gajah bilang sama semut;
"Hai semut, kamu terlalu kecil, jangan pernah coba melawan saya karena jangankan saya pijak, saya tiup saja kamu akan melanting jauh, jadi kamu tidak pernah bisa melawan saya".
Semut menjawab, "Siapa bilang tubuhmu lebih besar dariku?" semut menantang gajah.
Gajah tidak mau kalah "Coba tunjukan seberapa besar dirimu!"
Semut diam-diam merayap ke telinga gajah, masuk ke dalam lubang telinganya, lalu berkata "Hai Gajah, apakah kamu bisa melihat saya?" 
Gajah terkejut, suara semut terdengar begitu besar karena semut berteriak di gendang telinga gajah. "Kamu siapa?" tanya Gajah.
"Saya semut yang kamu tantang tadi" jawab semut.
"Tunjukan dirimu!"tantang Gajah.
"Kamu saja terkejut dengan suara saya, apalagi kalau lihat tubuh saya" jawab semut.
sejak itu gajah tidak lagi berani menantang semut.

"Begitu Om, cerita Ayah, kata Ayah jangan pernah menantang orang yang lebih kecil karena bisa mungkin dia punya kelebihan dari orang yang lebih besar", anaknya menirukan kata-kata ayahnya. wajar anaknya bisa bijak, karena memang aku akui Samson sering beri nasehat yang bijak selama aku berlatih.

Samson tiba dan bergabung dengan kami. kamipun makan malam bersama dengan suasana hangat. Samson yang ada didepanku saat ini jauh berbeda dengan yang ku hadapi di medan latihan.
Aku dan Samson berdiskusi tentang pengalaman bertempur, Isterinya minta ijin untuk bermain di arena permainan anak karena pembahasan kami bukan konsumsi anak-anak.

"Apa yang kamu dapati setelah menang bertempur?" tanyanya.
"Kebanggaan, sebagai prajurit yang tertinggi adalah kehormatan dan kebanggaan, kedua itulah yang kami cari di medan pertempuran", jawabku.
Dia tertawa mendengar jawabanku. "Kamu salah besar", katanya.
"Apa yang salah, pak?" tanyaku. Menurutku itulah jawaban yang tepat.
"Kamu bangga membunuh musuh?" tanyanya.
"Ya iyalah, bukankah di medan tempur hanya dua pilihan, membunuh atau terbunuh?' kataku.
"Kamu salah lagi, itu adalah slogan pasukan negara agresor", katanya. Aku semakin bingung karena yang melekat dibenakku slogan itu.
"Terus yang benar apa Pak?" tanyaku.
"Slogan yang tepat adalah Membina atau membinasakan karena kita bukan tentara pembunuh, Tentara dilatih bukan untuk membunuh tetapi untuk menghindari bahaya dari rakyatnya. Maka tugas utamanya membina. Membinasakan adalah pilihan terakhir bilamana tidak dapat membina karena musuh bagaikan akar, tidak cukup hanya menebang pohon tetapi harus mencabut akarnya", dia memberi nasehat kepadaku.
"Berarti saya salah ya Pak?" tanyaku.
"Kebanggaan itu bukan timbul dari menang bertempur tetapi tumbuh karena mampu melindungi rakyat kita, itulah sejatinya tugas kita", kembali dia bercerita tentang pengalamannya dalam suatu pertempuran yang ia menangkan tetapi ternyata ada rakyat yang menjadi korban.
"Walau berhasil membunuh 1000 musuh tetapi ada satu rakyat yang menjadi korban, berarti kamu kalah", demikian kesimpulan cerita yang ia ungkapkan.

Malam itu banyak nasehat yang aku dapati dari Samson. Kami pun berpisah setelah malam semakin melarut dan anaknya pun sudah meminta untuk pulang.


bukhoriganAvatar border
bukhorigan memberi reputasi
1
347
0
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
Stories from the Heart
icon
31.4KThread41.5KAnggota
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.