didududiAvatar border
TS
didududi
Beda Narasi Pelecehan: Dulu di Duren Tiga, Kini Sambo Bilang di Magelang
Jakarta - Narasi dugaan pelecehan seksual terhadap Putri Candrawathi yang diungkap Irjen Ferdy Sambo kepada tim khusus dalam pemeriksaan di Mako Brimob berbeda dengan cerita yang sebelumnya diungkap polisi pada awal kejadian. Sambo menyebut insiden yang melukai harkat martabat keluarga itu terjadi di Magelang, sedangkan polisi di awal konferensi pers menyebut dugaan pelecehan terjadi di Duren Tiga, Jakarta Selatan.

Penjelasan awal polisi mengenai kasus penembakan di Duren Tiga itu disampaikan Kapolres Jaksel saat itu Kombes Budhi Herdi Susianto dan Karo Penmas Divisi Humas Polri Brigjen Ahmad Ramadhan. Inti penjelasan dari keduanya adalah adanya dugaan pelecehan terhadap Putri Candrwathi yang kemudian menyebabkan baku tembak antara Brigadir Yoshua Hutabarat atau Brigadir J dan Bharada Richard Eliezer atau Bharada E.


Cerita Pelecehan di Duren Tiga
Kapolres Jaksel saat itu Kombes Budhi Herdi Susianto menjelaskan Brigadir J awalnya masuk ke kamar pribadi Ferdy Sambo dan melakukan pelecehan terhadap istri Kadiv Propam tersebut. Birgadir J, lanjut Budhi, juga sempat menodongkan senjata ke kepala istri Ferdy Sambo.


"Dan perlu kami sampaikan lagi, Brigadir J pada saat masuk tadi ke ruang Ibu pada saat akan sesaat setelah melakukan pelecehan dia juga sempat menodongkan senjata ke kepala Ibu Kadiv," kata Budhi dalam jumpa pers, Selasa (12/7/2022).

"Jadi pada saat ibu tertidur terbangun kaget kemudian menegur saudara J, saudara J membalas, 'Diam kamu!' sambil mengeluarkan senjata yang ada di pinggang dan menodongkan Ibu Kadiv. Kemudian Ibu Kadiv teriak minta tolong dan di situlah saudara panik apalagi mendengar ada suara langkah orang berlari yang mendekat ke arah suara permintaan tolong tersebut," paparnya.


Di tengah pengusutan kasus tersebut, muncul kabar miring mengenai adanya dugaan hubungan khusus yang melatarbelakangi aksi pelecehan Brigadir J terhadap Irjen Ferdy Sambo. Polisi memilih berfokus ke materi penyidikan.

"Ya kami agak sensitif menyampaikan ini. Tentunya itu masuk dalam materi penyidikan yang tidak dapat kami ungkap ke publik," ujar Budhi.


Budhi mengatakan menerima laporan dari istri Ferdy Sambo dengan dugaan pelecehan. Dia mengatakan dugaan pelecehan itu perlu bukti kuat.

"Yang jelas kami menerima LP atau Laporan Polisi ibu Kadiv Propam dengan pasal persangkaan 335 dan 289. Tentunya ini akan kami buktikan, akan kami proses. Karena ya setiap warga negara punya hak yang sama di muka hukum sehingga equality government of the law benar-benar akan kami harapkan," jelasnya.

Penjelasan juga disampaikan Karo Penmas Divisi Humas Polri Brigjen Ahmad Ramadhan. Ahmad mengatakan tindakan Brigadir J itu membuat istri Ferdy Sambo berteriak meminta tolong. Teriakan itu didengar oleh anggota Brimob yang bertugas sebagai pengawal Kadiv Propam, Bharada E.

Bharada E kemudian berdiri di depan kamar dan melihat Brigadir J. Brigadir J disebut lebih dulu melepaskan tembakan ke arah Bharada E.

"Pertanyaan Bharada E direspons oleh Brigadir J dengan melepaskan tembakan pertama kali ke arah Bharada E," ungkap Ramadhan.

Hasil dari olah TKP menunjukkan Brigadir Yoshua menembak sebanyak tujuh kali. Sementara Bharada E balas menembak sebanyak lima kali.

Cerita Pelecehan di Magelang


Keterangan mengenai dugaan pelecehan Putri itu berbeda dengan keterangan Ferdy Sambo ke penyidik tim khusus. Sambo mengaku menerima laporan tindakan yang melukai harkat martabat saat di Magelang.
"Bahwa di dalam keterangannya tersangka FS mengatakan, bahwa dirinya menjadi marah dan emosi setelah mendapat laporan dari istrinya, PC, yang mengalami tindakan yang melukai harkat dan martabat keluarga yang terjadi di Magelang yang dilakukan almarhum Yosua. Oleh karena itu, kemudian FS memanggil tersangka RR dan tersangka RE untuk melakukan rencana pembunuhan terhadap almarhum," kata Dirtipidum Bareskrim Polri Brigjen Andi Rian di Mako Brimob, Kamis (11/9/2022).

Ferdy Sambo juga sudah mengakui telah merekayasa kasus kematian Brigadir J. Pernyataan itu disampaikan lewat pengacaranya Arman Hanis.


Izinkan saya sebagai manusia yang tidak lepas dari kekhilafan secara tulus meminta maaf dan memohon maaf sebesar-besarnya khususnya kepada rekan sejawat Polri beserta keluarga serta masyarakat luas yang terdampak akibat perbuatan saya yang memberikan informasi yang tidak benar serta memicu polemik dalam pusaran kasus Duren Tiga yang menimpa saya dan keluarga," kata Arman menyampaikan pesan Sambo di Jalan Saguling III, Jakarta Selatan, Kamis (11/8).


Arman menyebut Sambo melakukan perbuatannya tersebut demi menjaga dan melindungi marwah keluarganya.

"Saya adalah kepala keluarga dan murni niat saya untuk menjaga dan melindungi marwah dan kehormatan keluarga yang sangat saya cintai," ujarnya.

Dalam surat yang dibacakan Arman, Sambo juga meminta maaf kepada seluruh masyarakat luas termasuk jajaran Kepolisian Republik Indonesia. Termasuk kepada Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo yang terdampak akibat rekayasa tersebut.

Kepada institusi yang saya banggakan, Polri, dan khususnya kepada bapak Kapolri yang sangat saya hormati, saya memohon maaf dan secara khusus kepada sejawat Polri yang memperoleh dampak langsung dari kasus ini saya memohon maaf," ucapnya.


Detik



Andaikan dr awal berkata d magelang, mungkin bisa diterima, tapi skrng kepercayaan sepertinya sudah hilang

Motif ini bisa memperingan dakwaan?
pilotreincarnatAvatar border
mmengongAvatar border
jims.bon007Avatar border
jims.bon007 dan 2 lainnya memberi reputasi
3
2.6K
61
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Berita dan Politik
Berita dan Politik
icon
669.8KThread40.2KAnggota
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.