• Beranda
  • ...
  • The Lounge
  • Takut Dilengserkan, Kim Jong Un Diyakini Membunuh Saudara Tirinya #SeninMisteri

marywiguna13Avatar border
TS
marywiguna13 
Takut Dilengserkan, Kim Jong Un Diyakini Membunuh Saudara Tirinya #SeninMisteri


Kim Jong Nam lahir pada tanggal 10 Mei 1971 di Pyongyang, Korea Utara. Ibunya yang bernama Song Hye Rim, merupakan salah satu dari empat orang wanita yang memiliki keturunan dengan mantan presiden Korea Utara sebelumnya yaitu Kim Jong Il. Karena Kim Jong Il tetap ingin menyembunyikan bentuk perselingkuhan yang dia miliki dengan Song Hye Rim karena tidak disetujui oleh ayahnya, Kim Il Sung. Oleh karena itu, Kim Jong Nam sengaja tidak dimasukkan ke sekolah umum. Namun, dia justru dikirim untuk tinggal bersama dengan kakak perempuan Song Hye Rim yang bernama Song Hye Rang, yang kerap memberikan pelajaran di rumahnya. Kim Jong Nam menghabiskan masa kecilnya di sekolah internasional di Rusia dan Swiss hingga dia kembali ke Korea Utara pada tahun 1988.


Sekembalinya dari luar negeri, Kim Jong Nam yang saat itu berumur 17 tahun, ditunjuk sebagai kepala North Korean Computer Committee yang bertugas mengembangkan industri teknologi informasi. Dan ketika dia berumur 24 tahun, dia ditunjuk sebagai seorang Jenderal di Korean People's Army dan mengambil alih badan intelijen asing dalam National Security Agency.

Ketika berumur 20an, Kim Jong Nam menikah dengan seorang wanita yang bernama Choi Hye Ri dan mereka memiliki seorang anak laki-laki yang bernama Dong Hwan. Hingga saat ini, istri pertama dan anaknya tersebut tinggal di Beijing, China. Dan setiap Kim Jong Nam berencana untuk memasuki Korea Utara melalui Beijing, atau melakukan kunjungan ke China, Kim Jong Nam akan tinggal bersama dengan mereka.

Kim Jong Nam juga memiliki istri kedua yang bernama Lee Hye Kyung. Mereka memiliki seorang anak laki-laki yang bernama Kim Han Ryul, yang diduga sedang menjalani perawatan penyakit tumor kelenjar tiroid, dan seorang anak perempuan yang bernama Kim Sol. Hingga saat ini, mereka bertiga tinggal di Macau. Lee Hye Kyung juga dikenal dengan nama Jang Gil Sun karena dia sering tampil bersama Chosun Performing Arts Troupe, dan dia juga dikenal sebagai penyuka barang mewah. Sebuah sumber media Korea Selatan di Macau sempat memberitakan bahwa dia melihat penampilan istri kedua Kim Jong Nam ditutupi dengan barang-barang mewah dari merk-merk yang mendunia.

Selain itu, Kim Jong Nam memiliki seorang selir yang bernama Myung Ra yang dikenalnya baru-baru ini di Macau. Mereka memiliki seorang anak perempuan yang bernama Hyun Kyung, yang dibesarkan oleh istri pertama Kim Jong Nam karena beberapa alasan.

Kim Jong Nam dikenal sebagai playboy dan penjudi. Ketika diasingkan, dia tinggal di Macau diantara para penjudi dan gangster. Karena dia adalah satu-satunya anggota terkemuka dari dinasti Kim yang tinggal di luar wilayah dan pekerjaan rezim, maka wartawan Jepang dan Korea Selatan akan berduyun-duyun mendatanginya. Dia adalah seorang bon vivantyang menikmati jam tangan mahal, anggur, dan cerutu.

Pada tanggal 6 Februari 2017, Kim Jong Nam tiba di bandara Malaysia untuk melakukan perjalanan ke pulau Langkawi pada tanggal 8 Februari 2017. Pada tanggal 13 Februari 2017 jam 9 pagi ketika dia sedang menunggu penerbangan ke Macau, dua orang wanita menyerangnya dengan menggunakan cairan beracun VX. Kim Jong Nam kemudian memberitahu pihak resepsionis bandara bahwa seseorang menangkapnya dari belakang, menyemprotkan cairan ke bagian wajahnya, dan seorang wanita menutup bagian wajahnya dengan kain basah.



Konten Sensitif

Kim Jong Nam sempat dirawat disebuah klinik bandara dan ditangani oleh seorang perawat yang bernama Rabiatul Adawiyah Mohd Sofi dan seorang dokter yang bernama Dr. Nik Mohd Adzrul Ariff Raja Azlan. Kondisi Kim Jong Nam saat itu yang tidak memberikan respon, berkeringat, dan tampak kesakitan, diberikan dosis obat Atropinedan Adrenaline. Dia juga memerlukan tindakan Tracheal Intubation, dimana air liur, muntahan, dan darah yang terdapat di dalam mulutnya harus disedot keluar. Namun, Kim Jong Nam meninggal ketika akan dipindahkan dari klinik bandara ke Putrajaya Hospital.


Kemudian pada tanggal 15 Februari 2017, proses otopsi tetap dilakukan terhadap jenazah Kim Jong Nam walaupun diplomat Korea Utara sempat merasa keberatan dengan hal tersebut. Proses otopsi dilakukan di Kuala Lumpur Hospital oleh seorang ahli patologi Malaysia yang bernama Mohamad Shah Mahmood, dan dihadiri oleh beberapa orang pejabat Korea Utara. Hasil proses otopsi menyebutkan bahwa bagian paru-paru, otak, hati, dan limpa dalam tubuh Kim Jong Nam terkena racun. Selain itu, penyempitan bagian pupil dan kotoran yang terdapat di celana dalamnya menunjukkan bahwa dia telah diracun.

Pada tanggal 24 Februari 2017, seorang kepala kepolisian Malaysia yang bernama Khalid Abu Bakar mengumumkan bahwa laporan toksikologi post-mortem telah menemukan jejak cairan beracun VX dibagian wajah Kim Jong Nam. Menurut para ahli, penggunaan cairan beracun VX dapat menjelaskan mengapa ada dua orang penyerang yang terlibat, karena masing-masing penyerang bisa menyekakan cairan beracun VX tersebut dua kali atau lebih ke bagian wajah Kim Jong Nam. Penyerangnya sendiri tidak akan terbunuh, namun dapat berakibat fatal dalam jumlah yang sangat kecil.



Sedangkan menurut ahli senjata kimia yang bernama Jean-Pascal Zanders dan Richard Guthrie, efek yang dilaporkan tidak sepenuhnya sesuai dengan potensi efek yang ditimbulkan oleh cairan beracun VX. Kim Jong Nam dapat berjalan ke klinik medis tanpa menderita kejang, pihak paramedis tidak akan terpapar, penyerang akan selamat, dan tidak akan ada laporan cedera lainnya walaupun lokasi serangan tidak dibersihkan selama lebih dari seminggu. Cairan beracun VX akan terdegradasi dengan cepat dalam penyimpanan dan persediaan Korea Utara dalam kurun waktu beberapa tahun.

Pada awalnya, pihak kepolisian Malaysia mengidentifikasi orang yang mendapatkan serangan cairan beracun VX di bandara sebagai Kim Chol, hal tersebut terbukti dari empat buah paspor Korea Utara yang dibawanya. Namun, pada tanggal 10 Maret 2017, pihak kepolisian Malaysia mengidentifikasi bahwa orang tersebut adalah Kim Jong Nam, berdasarkan DNA yang diberikan oleh anaknya yang bernama Kim Han Sol. Jenazah Kim Jong Nam kemudian diserahkan ke pihak Kementerian Kesehatan untuk dilakukan pengawetan selama menunggu konfirmasi dari pihak keluarga. Sayangnya, pihak keluarga Kim Jong Nam menolak mengambil jenazahnya dan memberi ijin pada pihak kepolisian Malaysia untuk mengelolanya. Kim Han Sol merasa keberatan dengan hal tersebut dan menerbangkan jenazah ayahnya ke Pyongyang pada tanggal 31 Maret 2017, beserta dengan barang-barang miliknya yang pada awalnya akan diserahkan ke departemen kimia kepolisian Malaysia untuk dianalisis.

(ki-ka) Aisyah, Đoàn Thị Hương

Dua hari kemudian setelah penyerangan terhadap Kim Jong Nam terjadi, pihak kepolisian Malaysia menangkap seorang wanita Vietnam bernama Đoàn Thị Hương yang berumur 28 tahun, yang diidentifikasi melalui rekaman CCTV. Keesokan harinya, seorang wanita Indonesia bernama Aisyah yang berumur 25 tahun juga ditangkap, bersama dengan kekasihnya yang merupakan warga negara Malaysia bernama Muhammad Farid bin Jalaludin yang berumur 26 tahun.

Muhammad Farid bin Jalaludin

Menurut pengakuannya, Aisyah mengatakan bahwa pada tanggal 5 Januari 2017, dia direkrut untuk menjadi bagian dari sebuah acara yang dia pikir adalah acara lelucon Jepang, dimana dia dikatakan bisa menjadi bintang Youtube. Selama lima minggu sebelum hari "H", Aisyah dibawa oleh "produser"nya mengunjungi hotel-hotel mewah, mal, dan bandara di Malaysia serta Kamboja, dimana dia diberikan sesi latihan tentang cara mengoleskan baby oildan saus pedas pada para pria yang berpenampilan Cina.

Aisyah mengaku sempat gugup ketika dia melakukan lelucon dan orang lain memberikan reaksi buruk atau bahkan memukulnya, tapi dia merasa senang dengan pekerjaannya tersebut. Dia juga sempat mempertanyakan mengapa ada orang yang menonton acara semacam itu. "Produser"nya menjawab karena penonton Jepang menyukainya. Untuk aksinya tersebut, Aisyah dibayar sebanyak RM 400-650, jumlah yang jauh lebih banyak dari penghasilan pekerjaan tetapnya sebagai seorang tukang pijat.

Pada hari penyerangan, Aisyah dikatakan bahwa dia memiliki target tertentu dan akan beradu kecepatan dengan wanita lain yaitu Đoàn Thị Hương. Sebelum melakukan perintah untuk menutupi bagian wajah Kim Jong Nam dengan menggunakan saputangan, Aisyah sempat memperhatikan bahwa cairan yang akan dioleskan memiliki bau seperti oli mesin dan cenderung berbeda dengan yang dia gunakan ketika menjalani sesi latihan. Dan saat itu dia masih belum tahu bahwa cairan yang dioleskannya adalah racun. Sedangkan Đoàn Thị Hương mengatakan bahwa dia diperintahkan oleh empat orang pria untuk menyemprot Kim Jong Nam dengan menggunakan cairan yang tidak dikenalnya.

Pada akhirnya, Đoàn Thị Hương mampu melakukan aksinya lebih dulu. Sedangkan Aisyah bahkan tidak memiliki kesempatan untuk menyentuh Kim Jong Nam, walaupun dia memiliki racun yang sama yang siap digunakan. Setelah melakukan penyerangan, Đoàn Thị Hương dan Aisyah kemudian melarikan diri ke arah yang berbeda, dan bergegas ke toilet untuk membersihkan cairan yang menempel di tangan mereka. Dan mereka kemudian menuju ke pangkalan taksi bandara.

**********

Ri Jong Chol

Pada tanggal 18 Februari 2017, pihak kepolisian Malaysia menahan seorang pria warga negara Korea Utara bernama Ri Jong Chol yang berumur 47 tahun untuk diinterogasi, yang diduga sebagai ahli bahan kimia. Dia merupakan pekerja IT untuk perusahaan Tombo Enterprise dan tinggal di Malaysia. Namun, dia dibebaskan dan dideportasi pada awal bulan Maret 2017. Dia kemudian mengklaim bahwa dia adalah korban konspirasi untuk menodai kehormatan Korea Utara.

Pihak kepolisian Malaysia kemudian mengumumkan bahwa mereka mencari tujuh orang warga Korea Utara lainnya yang diduga berkaitan dengan pembunuhan yang terjadi terhadap Kim Jong Nam. Tiga diantaranya sempat ditahan untuk menjalani interogasi. Yang pertama adalah Ri Ju U yang berumur 30 tahun, yang dikenal dengan nama James. Pengacara Aisyah sempat mengatakan bahwa Ri Ju U mengelabui Aisyah untuk mengambil bagian dalam penyerangan terhadap Kim Jong Nam. Yang kedua adalah Hyon Kwang Song yang berumur 44 tahun. Dia merupakan sekretaris kedua yang bertugas di kedutaan Korea Utara yang berada di Kuala Lumpur. Dan yang ketiga adalah Kim Uk Il yang berumur 37 tahun, dan merupakan anggota staf maskapai penerbangan Korea Utara, Air Koryo. Namun, karena pihak kepolisian Malaysia tidak memiliki bukti yang cukup untuk menetapkan ketiga orang tersebut sebagai tersangka dalam kasus penyerangan terhadap Kim Jong Nam, mereka dideportasi pada akhir bulan Maret 2017.

Ri Ju U

Hyon Kwang Song

Kim Uk Il

Sedangkan empat orang warga negara Korea Utara lainnya diyakini telah meninggalkan Malaysia setelah Kim Jong Nam diserang. Oleh karena itu, pihak kepolisian Malaysia meminta bantuan pihak Interpol untuk menangkap mereka. Dan keempat orang tersebut adalah Ri Ji Hyon yang berumur 33 tahun, Hong Song Hac yang berumur 34 tahun, O Jong Gil yang berumur 55 tahun, dan Ri Jae Nam yang berumur 57 tahun.

Ri Ji Hyon

Hong Song Hac

O Jong Gil

Ri Jae Nam

Menurut anggota parlemen Korea Selatan, pihak National Intelligence Service mengatakan bahwa keempat warga negara Korea Utara yang sedang dicari oleh pihak kepolisian Malaysia tersebut, merupakan mata-mata dari Kementerian Keamanan Negara Korea Utara dan mereka masih belum ditemukan hingga saat ini. Sedangkan dua orang tersangka lainnya berafiliasi dengan Kementerian Luar Negeri Korea Utara. Selain itu, anggota parlemen Korea Selatan juga mendapatkan informasi bahwa Kim Jong Un mengarahkan teror yang disusun oleh negara untuk membunuh saudara tirinya.
Quote:


Pada tahun 2001, Kim Jong Nam tertangkap ketika dia mencoba untuk memasuki Jepang dengan menggunakan paspor palsu, karena dia berupaya untuk mengunjungi Tokyo Disneyland. Hal tersebut membuat Korea Utara merasa malu dan membuat Kim Jong Nam kehilangan kesempatan untuk menggantikan kepemimpinan ayahnya.

Sejak tahun 2003, Kim Jong Nam tinggal di Macau dan secara rutin mengunjungi China, serta mempertahankan hubungan dekat dengan Beijing melalui pamannya yang bernama Jang Song Taek, yang merupakan orang paling berkuasa kedua di Korea Utara setelah kematian Kim Jong Il. Jang Song Taek merupakan sumber pendapatan bagi Kim Jong Nam dan dianggap sebagai orang China di Pyongyang. Mungkin itulah yang menjadi alasan mengapa China melindungi Jang Song Taek.

Pada tahun 2013, Jang Song Taek dieksekusi atas perintah Kim Jong Un. Hal tersebut memberi arti bahwa Kim Jong Un merampok Kim Jong Nam dari sekutu terkuatnya di Pyongyang dan hubungan utamanya dengan Beijing. Jika Korea Utara dipastikan sebagai pihak yang berada di balik kematian Kim Jong Nam, maka hal tersebut akan merusak kepercayaan China terhadap rezim Kim Jong Un. Walaupun Kim Jong Nam telah lama menganjurkan pendekatan pro-reformasi di Korea Utara dan secara terbuka mendorong Pyongyang untuk mengikuti China sebagai contohnya, dan China adalah satu-satunya sekutu bagi Korea Utara. Namun, hubungan diantara keduanya semakin tegang karena Pyongyang terus menjalankan program nuklirnya dalam menghadapi sanksi internasional yang justru didukung oleh Beijing.

Tampaknya Korea Utara memusnahkan semua elemen rezim pro-China, walaupun eksekusi Korea Utara terhadap Jang Song Taek dilakukan untuk urusan bisnisnya di China. Namun, langkah tersebut menjadi kesalahan perhitungan yang dilakukan oleh Pyongyang. Dan jika pembunuhan terhadap Kim Jong Nam benar-benar diperintahkan oleh Kim Jong Un, maka harapan China tentang kemampuan kepemimpinan Korea Utara untuk membuka diri akan pupus. Hal tersebut akan mengubah cara Beijing dalam berurusan dengan Korea Utara dan program nuklirnya. Dan bentuk ketidaksenangan Beijing atas kematian Kim Jong Nam dibuktikan dengan menghentikan semua impor batubara dari Korea Utara.

**********

Quote:


Kim Jong Nam dianggap sebagai saingan bagi adik bungsunya sebagai penerus kepemimpinan. Namun, melalui kampanye penumpasan dan eksekusi secara brutal yang dilakukannya, mampu membuat Kim Jong Un berkembang lebih cepat daripada yang diperkirakan dan mampu menopang cengkeramannya pada kekuasaan. Dikabarkan bahwa sejak tahun 2011, Kim Jong Un telah memerintahkan eksekusi yang dilakukan terhadap 340 orang.

Menurut ahli kepemimpinan negara Korea Utara yang bernama Michael Madden, Kim Jong Nam tidak memiliki sesuatu yang dekat dengan basis kekuatan di Pyongyang. Oleh beberapa elit senior Korea Utara, dia dipandang sebagai figur seorang cucu. Kasih sayang dan jenis hubungan yang dimilikinya tidak akan membentuk basis dukungan politik di dalam negeri. Namun, kedua hal tersebut akan membantu jika Kim Jong Nam pernah menempatkan dirinya sebagai saingan politik bagi saudara tirinya.

Sayangnya, Kim Jong Nam tidak memberikan kejelasan apakah dia ingin menggantikan kepemimpinan ayahnya atau saudara tirinya, atau tidak. Selain itu, anak Kim Jong Nam yang bernama Kim Han Sol mengatakan bahwa ayahnya tidak begitu tertarik dengan politik. Walaupun Kim Jong Nam pernah memberikan kritik tentang penerus kepemimpinan yang dilakukan secara turun-temurun dan menyerukan reformasi ekonomi dan politik di Korea Utara. Jika peluang keberhasilan Kim Jong Nam sebagai penerus kepemimpinan Korea Utara sangat rendah, maka adalah hal yang tidak masuk akal bagi China untuk terlibat dalam konspirasi politik melawan Kim Jong Un dan mempertaruhkan hubungan China-Korea Utara secara keseluruhan.


bersambung ke #2..
Sekian, dan terimakasih.

*
*
*
*
*

sumber 1, sumber 2, sumber 3, sumber 4, sumber 5, sumber 6, sumber 7, sumber 8, sumber 9, sumber 10

must.cod.okAvatar border
must.cod.ok memberi reputasi
14
6.4K
67
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
The Lounge
The Lounge
icon
922.6KThread81.9KAnggota
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.