cangkeman.net
TS
cangkeman.net
Solo: Kota yang Tidak Pernah Membosankan


Cangkeman.net - Sebelum Ramadan kemarin, saya mengunjungi Solo. Sebuah kota yang cukup unik, di mana penyebutan walikota maupun sesuatu yang berhubungan dengan wisata memakai embel-embel “Solo”, tapi dalam penyebutan hal administratif -selain penyebutan Walikota- seperti nama sekolah atau Perguruan Tinggi, selalu memakai kata “Surakarta”.

Iya, semua hal yang berhubungan dengan wisata akan diberi kata Solo. Misalnya, alun-alun kota Solo, Stadium Manahan Solo, Stasiun Balapan Solo, dan sebagainya. Beda lagi kalau menyangkut sekolah, kampus, atau kedinasan, akan diberi embel-embel Surakarta. Sebut saja SMAN 1 Surakarta, Universitas Sebelas Maret Surakarta (UNS), Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS), UIN Raden Mas Said Surakarta, dan lain sebagainya.

Lantas, sebenarnya ini Solo atau Surakarta, sih?

Kalau kita telusuri, nama resmi kotanya adalah Surakarta, sedangkan Solo adalah nama desa tempat didirikannya keraton Surakarta yang entah bagaimana lebih populer dan diingat oleh masyarakat. Mungkin karena nama Solo sering digunakan sebagai branding dalam Pariwisata daerah ini.

Sebenarnya sama kok dengan Jogja, yang nama sejatinya adalah Yogyakarta. Nama Jogja juga dipilih karena lebih mudah dilafalkan dan diingat. Kota Solo juga demikian.

Selain itu, kota ini juga punya kontradiksi lain. Teman saya si A pernah cerita di kota ini pengendara motornya cukup berisik dan grusa-grusu. Tapi di suatu sudut lain, saya menyaksikan teman saya si B hampir tertabrak oleh pengguna motor karena tak lihat kanan-kiri ketika menyabrang jalan. Tak disangka, pengendara motor tersebut hanya lewat begitu saja. Tak ada klakson, tak ada umpatan, dan tak ada ceramah mengenai hati-hati di jalan. Terasa cukup santuy sekali. Entahlah, saya juga kebingungan menyebut masyarakat Solo ini sebagai masyarakat yang ramah atau tidak.


Untuk masalah kuliner, kuliner di kota ini cukup menyenangkan. Setidaknya saya pernah mencicipi tiga makanan khasnya, yaitu: Selat, Timlo, dan Serabi. Semuanya enak. Tentu akan lebih enak jika dimakan bersama ayang. Selain itu kuliner kota ini jarang ditemui di kota lain. Dengan kata lain, otentik.

Bagi yang belum tahu, Selat merupakan kombinasi antara sayur dan daging. Komposisinya terdiri dari daun selada, tomat, timun, wortel, buncis, acar, kentang yang digoreng, telur, dan galantin (perpaduan daging sapi dan ayam dengan rempah). Semua komposisi tersebut disiram dengan kuah saus segar yang punya rasa manis, asam, dan gurih. Perpaduan yang menyenangkan untuk dinikmati.

Sedangkan Timlo adalah makanan yang sekilas mirip dengan soto bening yang memiliki toping tambahan berupa sosis solo dan wortel. Secara rinci, komposisi makanan ini adalah potongan sosis solo, ampela ati, telur, kaldu ayam, dan kuah tawar yang terasa gurih. Di beberapa tempat ada juga yang menambahkan dengan wortel dan bihun.

Kalau Serabi saya kira kita semua sudah sering mendengar bahkan mencicipi oleh-oleh yang cukup melegenda ini. Rasa dari serabi Solo cukup nikmat karena memiliki rasa manis yang pas, tekstur yang lembut, dan gurih dari santannya cukup kentara. Benar-benar nikmat.

Solo tidak berhenti sampai sini, masih ada beragam tempat yang selalu menyenangan untuk dikunjungi, misalnya Keraton Solo, sebuah tempat yang tidak pernah membosankan. Setidaknya bagi saya.

Ketika mengunjungi Solo (entah tempat yang baru pertama kusinggahi, maupun yang sudah pernah dikunjungi) saya selalu mengunggahnya di media sosial. Bukan saja sebab kota ini punya aura yang menyenangkan, bukan juga sekadar merawat media sosial, tapi lebih dari itu. Ada manfaat yang berkali-kali lipat: Membuat kenangan bekerja.

Teman saya pernah mengatakan kalau tempat yang pertama kali kita kunjungi bisa saja menjadi kunjungan terakhir kita di sana. Iya, kita nggak pernah tahu apa yang direncanakan semesta. Karena itu mengabadikan momen merupakan investasi ingatan yang cukup berharga.

Dia juga bilang kalau foto memiliki efek cukup magis. Bahkan foto sebuah kaki saja bisa mengingatkan kita pada sebuah momen yang mencakup segala rasa. Mulai dari gelisah, kecewa, berdebar, sampai bahagia. Iya, efeknya akan sedahsyat itu jika dikombinasikan dengan timing yang pas.

Intinya apapun momen yang sedang dijalani, abadikan saja. Esok jika waktunya pas, kenangan tersebut akan bekerja secara tiba-tiba dan membuat lekukan tipis di bibirmu mengarah ke atas.


Tulisan ini ditulis oleh Afiqul Adib di Cangkeman pada tanggal 18 Mei 2022.
0
1.2K
5
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Travellers
Travellers
icon
23KThread10.4KAnggota
Terlama
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.