nona212
TS
nona212
Cintaku, Setelah Hujan
Spoiler for Instagram:



Quote:




Hari ini badai jemu itu datang, mata sayu, pandangan kosong. lalu menghisap berbatang-batang rokok, sambil menikmati aroma sate Pak Juki yang sedang mangkal di depan rumah. Membayangkan rasanya, membuat kecapan lidah bergoyang-goyang tak menentu, bahkan sesekali memuntahkan air liur. Sampai pada akhirnya membanjiri bagian yang tidak terduga sebelumnya. Hingga mata gelap Arwana begitu sibuk berimajinasi. Dengan gerakan bibirnya yang mulai terpancing oleh suasana matahari yang panas.

"Dek, bibirmu cukup membuat aku kepanasan." Mengucap dengan suara parau, akibat dunia yang membuatnya kelelahan untuk berpikir.

Selama ini hati telah larut dalam bumbu cinta Ar-su. Tidak terlupakan, walaupun hubungan kami berjarak ribuan mill, bahkan menempuh dua samudra, jika ingin bersamanya, membagi keuntungan rasa.

Tapi walaupun datang menghampiri dirinya, dengan pelayaran panjang dan memakan waktu lama, rasanya tidak yakin, jika kehadiran ku di terima dengan senyuman, yang tersedia hanya untukku. Ya kemungkinan besar pengusiran lah yang akan aku dapatkan. Hal ini kubayangkan berdasarkan opini tentang dirinya yang rumit untuk di pahami.

Quote:


Menetes air mata membayangkan hari terakhir, perpisahan dengan kekasihku, ia mengembara ke negeri yang sangat jauh. Saat sedang meluapnya rindu yang terasa di sia-siakan. Kami memutuskan untuk tidak lagi berkomitmen.

Quote:


Bertahun-tahun lamanya dia merantau, membuat kepalaku penuh terisi kenangan. Salah satunya itu, ketika kami sedang melakukan atraksi pencak silat, berdua memainkan peran penting diacara ulang tahun seorang petinggi partai.

Quote:


Kami sama-sama sabuk merah yang gemar sekali menaklukkan banyak lawan, hingga berbagai hadiah menarik telah terselesaikan dengan baik. Sekilas tentang dirinya tidak akan pernah usai di telan oleh waktu.

Hari ini banjir air mata, bercampur dengan tumpahan alkohol yang membuat bagian dada basah, Arwana datang lagi, membawakan beberapa botol Jack Daniels, mension, beberapa wiskey, juga vodca yang baru saja di curi dari toko ibunya, dengan sangat hati-hati, botol demi botol segera kami nikmati, sampai jauh malam yang sudah semakin gelap saja.

Quote:


"Ayo mabuk, Neng! Jangan hanya memproduksi air mata saja." Kata-kata Arwana membuat gerakan tanganku terjulurkan dengan cepatnya. Mengambil satu botol Jack Daniels lalu menghabiskan nya dengan tawa gila yang sudah benar benar tidak waras.

"Mari berpesta!"

Saat sudah terlampau mabuk, Arwana berkata; "Dek, bibirmu membuatku mabuk cinta, berkali-kali" sambil mengulum bibirnya sendiri dengan delusi sempurna, menurut imajinasi yang sudah bercokol di alam pikirannya.

Aku hanya diam. Sesekali mengepulkan asap rokok, lalu berkali-kali memenuhi gelas sloki yang ukurannya sangat mini. Akan tetapi ukuran ini pas bagiku, sesuai dengan kadar alkohol yang ada di dalamnya.

Sedari dia (Ar-su) memutuskan untuk pergi, rokok dan tuak adalah kebahagiaan sejati, yang tidak akan tergantikan oleh apapun jua. Bahkan ketika benang benang kusut memenuhi kepalaku.

Karena kegerahan sedikit kancing baju Arwana terbuka, sambil terus saja melihatku dengan pandangan yang aneh. Tiba-tiba Arwana mencoba menyentuh bagian wajah, dengan refleks kekuatan membela diri membuat tubuhnya terlempar jauh, hingga keluar pagar rumah.

"Cem mana kau ini, Dek! Aku sudah baik."

"Kau mau mati? Maju!"

Saat kami sedang asik bersiteru, samar-samar terdengar suara Ar-su memanggil namaku. Seperti ada delusi panjang, akibat kadar alkohol yang sudah mengilhami kesadaran ku. Hingga pada akhirnya pandangan mata tertuju kepada seorang pria, yang berdiri dengan tegap di belakang ku, dengan rasa yang penuh love and love.

"Ar-su, Ar-su A**** S****** kau kau ...."

Memeluknya dengan batas kerinduan yang terdalam.

"Kenapa kamu jadi seperti ini, Dek?"

Aku hanya memeluknya, tidak ingin melepaskan. Walaupun pada dasarnya ku pikir kejadian ini, hanya delusi pikiran, akibat rindu yang terlampau dalam. Namun kemudian dia mencoba menyadarkan aku, dengan menenggelamkan kepala ke dalam air berkali-kali. Memberikan cairan asam hingga muntahan minuman mulai membuat kesadaranku balik kembali.

Mematung saja, ketika wajah Ar-su bukan delusi semata. Dia benar-benar ada tepat didepan ku.

Lalu dia menghampiri Arwana dan memaki-maki dirinya.

"Aku menyuruh mu untuk menjaganya!"

"Ar-su, maafkan aku!"

"Sialan!"

"Blepok"

"Blest"

"Blam"

"Jangan pernah lagi kau sentuh, pacarku!"

Mendekati nya dan memeluknya dari belakang punggung sambil berkata, "Ar-su, apa benar ini kau?"

Mencubit pipinya, pipiku dan akhirnya percaya dengan penglihatan ku untuk kali ini.

"Aku rindu kepadamu, Ar-su."

"Ganti baju! Aku tunggu di sini. Ayo kita pulang ke desa."

Masuk ke dalam kamar, membereskan beberapa pakaian lalu menghampiri Ar-su.

"Done!"

"Kuy!"

Meninggalkan Jakarta untuk kembali pulang ke kampung halaman, yang mana di sanalah tempat berbagi kebahagiaan, sejak kami di lahirkan ke dunia ini.

Quote:


Sesampainya di desa, Arsu mencari kedua orang tuaku. Mencoba untuk menanam kebaikan. Saat pencarian, kami menikmati hantaran sawah yang beranekaragam, ada yang masih hijau, menguning dan sudah waktu pembajakan sawah kembali.

"Ar-su, kenapa tidak istirahat di rumah saja, menunggu ayah dan ibu pulang dari beraktivitas."

"Aku sudah tidak sabar. Aku tidak ingin melakukan hal bodoh lagi."

"Maksudmu apa, Ar-su?"

Dia tidak menjawab selekasnya. Hanya menggandeng tanganku untuk ikut bersama, mencari di mana keberadaan ayah dan ibu.

Sangat aneh bagiku, karena biasanya, setiap dia pulang ke kampung, hal pertama yang dilakukan olehnya adalah mencari ayah dan ibunya, namun entah hari itu, kenapa hanya ingin bertemu dengan kedua orang tuaku.

Sampai pada akhirnya aku berhenti di sebuah tempat, yang mana kenangan masa kecil membuatku tersenyum-senyum, setengah mengejeknya karena kejadian yang tak terduga, ketika waktu hujan datang dan kami sama-sama penyuka air langit yang berjatuhan ke bumi.

"Ar-su, kamu ingat tempat ini?"

Quote:


"Masih ingat, Dek! Guratan senyum di bibirmu itu membuatku ingin merasakannya lagi!"

Teringat dahulu, ketika cupunya kami bermain di pematang sawah, mandi lumpur saat hujan sedang asik menumpahkan bebannya, hingga warna gelap kulit kami semakin suram saja. Dan waktu itu, Arsu mencoba menciumku, hendak mengikuti skenario film dewasa yang ditonton, katanya, namun yang terjadi adalah seekor monyet menyergap terlebih dahulu mendaratkan bibirnya, pas sekali pendaratannya. Bahkan mereka benar-benar berciuman.

"Hahahaha! Bagaimana rasa bibir nyimot yang kamu sangka aku itu, Ar-su?"

"Ah kamu gak seru, masa kalah sama nyimot? First kiss aku kan jadi film horor tau gak seh?"

"Tapi kan saat lulus kuliah kamu mendapatkan nya, Ar-su. Di tempat yang sama, bahkan lebih romantis, seperti...."

"Ulangi lagi nyuk!"

"Ar-suuu ...."

Quote:


"Momen mandi lumpur itu seharusnya lebih berkesan, Dek. Jika itu adalah bibirmu. Karena artinya yang pertama kali hanya aku, seperti ... Ah sudahlah!"

"Kau memang tidak pertama, Ar. Setelah pacarku pastinya, ha ha ha. Mandi lumpur nyok."

"Itu dia, sampai saat ini aku menyesalinya, kenapa nyimot merampasnya. Ini tidak adil, Dek! Ndak mau mandi lumpur ah, nanti malah mau yang lainnya. Dah ayo cari orang tuamu."

"Mau apa sih, Ar-su?"

"Melamarmu!"

Langit serasa lebih indah dari hari-hari biasanya. Serupa ada rasa puas dari penantian panjang yang meresahkan. Apalagi sikapnya acuh tak acuh, yang selama ini ditunjukkan olehnya itu, telah membuat rasa kepercayaan atas cinta menjadi nihil.

Kami tiba-tiba CLBK, dengan langsung menuju ke satu tujuan yang paling sakral. Dan aku masih belum memahami jalan pikirannya.

"Ar-su! Apakah benar berita ini?"

Dia tidak menjawab, namun langkah kakinya seperti tidak ingin di hentikan, apalagi oleh pertanyaan yang menurutnya tidak penting itu.


Quote:


Diubah oleh nona212 30-06-2022 02:25
bukhorigan
bukhorigan memberi reputasi
34
2.5K
116
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
Stories from the Heart
icon
31.3KThread40.9KAnggota
Terlama
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.