• Beranda
  • ...
  • Music
  • Sheila On 7 "Malaysian Music Destroyer" VS Noah "Boy Band Killer"

Reikouki
TS
Reikouki
Sheila On 7 "Malaysian Music Destroyer" VS Noah "Boy Band Killer"


Halo agan-agan yang ganteng, baik hati, tidak sombong dan rajin menabung. Kali ini TS akan membuat trit soal dua band fenomenal tanah air yang mempunyai fans base fanatik dan kadang galak-galak emoticon-Takut

Tapi sebelum mulai, biar tidak OOT maka TS membatasi pembahasan ini sesuai judul. Apakah benar S.O.7 adalah band yang berhasil meruntuhkan kejayaan lagu-lagu Malaysia di tanah air? Bagaimana perbandingannya dengan Noah (eks Peterpan) yang katanya juga berhasil meruntuhkan tren Boy/Girl band di tanah air?

Jadi di sini TS tidak akan membandingkan soal penjualan album atau mana yang lebih enak lagu-lagu mereka. TS juga berharap agan-agan tidak gagal fokus dalam berdebat biarpun sedang panas-panasnya.

Oke? Mari kita mulai pembahasannya!!


Dimulai dari SLANK dulu ya!!


Sebenarnya perlawanan terhadap musik Malaysia sudah di mulai sejak lama. Kita flashback ke tahun 1990 (biar tidak terlalu jauh) dimana demo album SLANK pertama diterima, setelah sebelumnya mengalami banyak penolakan.

Album tersebut menarik perhatian penikmat musik tanah air dan mendapatkan penghargaan AMI Award (saat itu namanya BASF Award).

Hal ini merupakan kritik terhadap industri musik Indonesia yang saat itu dihiasi dengan lagu-lagu Melayu dari negeri Jiran. Misalnya lagu Isabella milik grup band Search.


Dewa 19 Mengikuti Jejak Kesuksesan Slank


Andra, Ari, Erwin, Wawan dan Dhani adalah formasi saat Dewa 19 membuat master rekaman musik perdana mereka. Dhani berjuang menawarkan album tersebut, sedangkan ke 4 temannya kembali ke Surabaya.

Akhirnya album tersebut dilirik oleh label bernama "Team Records", yang sebelumnya sukses melejitkan nama band Kla Project.

Tidak disangka album "19" dengan lagu andalan "Kangen" diterima secara luas oleh publik. Sehingga membuat "Team Records" meminta "Aquarius Musikindo" mengambil alih produksi album tersebut.

Dibalik kesuksesan penjualan album tersebut, Dhani dan Ari Lasso mengakui bahwa SLANK adalah band yang membuat mereka nekad ke Jakarta untuk menawarkan album mereka. Happy ending, akhirnya album tersebut laris manis dan mulai melejitkan nama mereka di Industri musik tanah air.


Perlawanan Masih Panjang!!


Kesuksesan Dewa 19 dan SLANK akhirnya memunculkan banyak band-band lain di tanah air. Beberapa diantaranya adalah GIGI, Java Jive, Five Minutes, termasuk band-band rock seperti Jamrud, Boomerang, dan banyak lainnya.

Tapi kesusesan tersebut tidak membuat tren lagu Melayu berakhir. Hal ini memiliki beberapa sebab.

Pertama, karena lagu Melayu sudah terlanjur tersebar ke seluruh Indonesia, banyak lagunya melegenda dan dinikmati oleh berbagai kalangan. Bahkan TS yang penggemar musik rock saja, saat itu kalau lagi melow dengarnya musik Melayu.

Kedua, karena banyak penyanyi Indonesia sendiri yang lagunya bernuansa musik Melayu alias sudah ter-influence lagu-lagu Melayu. Tidak hanya penyanyi, pencipta lagu juga sudah banyak yang terjangkit musik Melayu. Contoh yang paling sukses adalah almarhumah/almarhum Nike Ardila dan Dedy Dorres.

Album "Bintang Kehidupan" adalah album dengan penjualan terlaris sepanjang sejarah industri musik Indonesia, yaitu 6 Juta copy. Gila ga tuh? 2x lipat penjualan album "Bintang di Surga" milik Peterpan (yang terjual saat industri musik Indonesia sedang jaya-jayanya).

Akhirnya tren lagu Malaysia terus berlanjut, beberapa band yang terkenal antara lain : Search, Iklim, Slam, UKS, Stings, Exist dan banyak lagi. Semuanya eksis di berbagai radio dan stasiun TV tanah air.


Stinky!!


Jujur saja ini sih subjectifitas TS, karena trit ini kan dibuat sama TS. Jadi boleh donk TS masukin kenang-kenangan TS di sini?

Kelebihan lagu Melayu adalah musik yang easy listening, lirik yang puitis nan romantis. Pada saat tren musik Melayu, salah satu band yang menurut penulis bisa menyaingi kriteria musik Melayu adalah STINKY.

Band yang vocalisnya kini jadi pelawak ini, adalah band yang sempat disukai anak-anak SMP-SMA karena lagu-lagunya yang romantis dan faktor Andre Taulany yang termasuk ganteng saat itu.

Berbeda dari Dewa 19 yang musiknya penuh dengan skill, teknik atau slank yang penuh kritik sosial. Stinky berhasil menjual 600ribu copy album dengan lagu-lagu yang romantis dan sedikit bernuansa Slow Rock. TS jadi teringat grup band "White Lion" setiap mendengar lagu Stinky, apalagi melodi-melodi gitarnya yang bernuansa Slow Rock.

Berikut sepenggal lirik Stinky yang merupakan lagu Stinky favorit TS. berjudul pesonamu.

"Pesonamu yang kupuja, tak kan bisa aku lupa. Belaianmu yang kurasa, membuat aku terlena. Semuanya, kini hanya mimpi".


Perlawanan Keras Dari Penggemar Musik Cadas


Perlawanan bukan hanya dilakukan musisi, tapi juga di basis penggemar, terutama penggemar musik cadas seperti Hard Rock, Punk dan Metal.

TS ingat saat itu para penggemar musik cadas (yang kemudian melambungkan nama band "JAMRUD") melabeli lagu Melayu alias "lagu banci". Setiap ada penggemar atau pendengar lagu Melayu, mereka biasanya menghina dengan kalimat "ah lagu banci loe dengerin", "njir parah selera loe lagu banci" dan kalimat sejenisnya.

Wajar sih, musik cadas kan identik dengan jiwa keras, pemberani, slengean. Apalagi saat itu sedang musim-musimnya geng PUNK, Grenn Core, dll. Kalau bukan anak PUNK maka kesannya cupu. Hahahaha

TS mengalami masa-masa ini, di kota TS yaitu Bandung. TS ingat saat itu juga sedang tren geng seperti Brigez, XTC, dll. Nah mereka-mereka ini kalau di tongkrongan dengernya lagu band band cadas seperti Jamrud, Power Metal, Boomerang, dll.

Tapi, ada tapi nya nih!! Ketika mereka mengenal cinta, jatuh cinta, apalagi putus cinta. Ujung-ujungnya yang didengar ya lagu Malaysia lagi. Rindu, rindu serindu rindunya. Hahahaha

Ada teman TS yang sangar, jatuh cinta. Pas datang ke rumahnya lagi dengan lagu "Slam - Gerimis Mengundang". Langsung penulis ejek "rocker kok sukanya lagu banci".


Sheila On 7 "Malaysian Music Destroyer"


Banyak band-band yang tidak bisa TS sebutkan dan ceritakan, tapi intinya perjuangan melawan tren musik Melayu sudah dimulai sejak lama.

Kendati demikian lagu-lagu Melayu masih sering wara-wiri di Radio dan Televisi. Baru sejak muncul S.O.7, tren Melayu benar-benar hilang seperti di telan bumi.

S.O.7 bahkan disukai fans di Malaysia dan mulai sering diundang konser ke negeri Jiran tersebut. Ini ibarat menandakan kalau mulai saat itu, giliran band Indonesia mulai menginvasi Malaysia.

Di pihak penyanyi Solo, ada Glenn Fredly yang menghipnotis fans Malaysia dan albumnya sukses di negeri jiran tersebut. Seperti kata Abdur Komika "Dulu cuma butuh 1 orang Timur untuk menaklukan Malaysia, sekarang kita perlu 4 lusin ABG yang tergabung dalam JKT48". Wkwkwkwk

Lagu S.O.7 yang paling fenomenal adalah "Dan" dan "Anugrah Terindah". Keduanya selalu peringkat 1 MTV Ampuh selama 1 tahun lebih. Sebelum akhirnya digeser oleh lagu Cinta alm. Chrisye, yang akhirnya digeser oleh lagu-lagu PADI.

S.O.S juga adalah band pertama yang menjual album lebih dari 1 Juta Copy.

Kesuksesan S.O.7 membuat industri musik tanah air masuk ke masa jaya-jayanya. Membuka jalan banyak band lain untuk berkibar dan akhirnya bisa menyamai bahkan melampaui penjualan album S.O7.

Band jutaan copy yang mengikuti jejak S.O.7 adalah Dewa, Jamrud, Padi dan akhirnya Peterpan yang menjual 3 juta lebih album melalui album "Bintang di Surga".

Lagu-lagu S.O.7 begitu hits karena easy listening, puitis dan anak muda banget. Sampai sekarang kalau dengar lagu "DAN", penulis seperti di bawa ke masa-masa muda saat SMP dan SMA.

Jadi apakah layak S.O.7 dijuluki "Malaysian Music Destroyer"?

Menurut TS layak, tentu tanpa melupakan perjuangan band-band lain yang sudah lebih dulu berusaha membangkitkan industri musik tanah air. Hanya saja momentum dan timing S.O.7 sangat pas dan tepat. Seperti istilah "setiap band ada masanya, setiap masa ada bandnya".


Tapi ... Ini Kesimpulannya!!


Ada satu pertanyaan yang menarik, apakah tren lagu Melayu benar-benar berakhir? IMHO, karena sudah lama berkuasa di tanah air, maka lagu-lagu Melayu sudah terlanjur mempengaruhi pendengar.

Sehingga ketika lagu bernuansa Melayu dibawakan band Indonesia (seperti Kangen Band, Radja, Hijau Daun, dan seabreg Band bernuansa Melayu lainnya) lagu-lagunya mudah diterima masyarakat dan disukai, bahkan masih sering diputar hingga saat ini. Band-band tersebut juga akhirnya menjadi terkenal dan naik namanya.


Noah "Boy Band Killer"


Nah sekarang kita bandingkan dengan Noah yang digadang-gadang sebagai "Boy Band Killer" (Termasuk Girl Band Juga).

Menurut TS, melawan tren Boy Band Indonesia sangatlah berbeda dengan melawan pengaruh musik Melayu. Kenapa? Sebentar kita akan bahas.

Tapi yang pasti penggemar Noah tidak perlu merasa marah atau kesal. Karena ada satu prestasi Noah (dulu Peterpan) yang sampai sekarang sulit disamai prestasinya oleh band lain. Yaitu penjualan album lebih dari 3 Juta copy.

Selain itu Kharisma seorang Ariel yang tak lekang di makan waktu. Mari kita kesampingkan dulu masalahnya dengan Luna Maya. Hehehe

Noah juga adalah band yang digadang-gadang akan membangkitkan kembali industri musik tanah air yang sekarang dikuasai oleh lagu dangdut, remix dan artis cover. Itulah kenapa saat merilis ulang lagu-lagu hits mereka, video Noah di Youtube selalu trending #1 di kategori Musik Youtube.


Sejarah Singkat Boy/Girl Band Tanah Air


Singkatnya mereka muncul awalnya karena booming K-POP di seluruh dunia. Lalu ada beberapa fans K-POP yang berfikir "bagaimana kalau Indonesia juga mempunyai Boy/Girl Band?".

Akhirnya hal ini terjawab dengan munculnya grup-grup seperti SMASH, 7 Icon, Cherrybelle, JKT 48. Grup-grup ini awalnya sering muncul di berbagai media dan menjadi perhatian masyarakat umum.

Sementara fans K-POP sendiri masih sering mengikuti tren K-POP yang semakin mendunia, disamping mengikuti tren Boy/Girl Band asal Indonesia.

Nah, bersamaan dengan Ariel akan bebas dari penjara, tren Boy/Girl Band Indonesia mulai menurun. Faktornya banyak, dan bebasnya Ariel adalah salah satu dari banyaknya faktor tersebut.

Pertama, adalah banyaknya member yang bertambah usia dan menikah. Bagi PASCOL alias pasukan baik, hal ini tentu membuat mereka kebingungan. Mau ngefans sama personil lama, eh udah bobol. Mau ngefans sama personil baru, buang-buang waktu harus PDKT ulang. Ada yang lucu seperti Cowboy Junior, eh sekarang udah dewasa dan ga ada lucu-lucunya lagi (beberapa malah nyebelin).

Kedua, banyaknya fans yang kembali ke root alias akar Boy/Girls Band tersebut, yaitu K-POP itu sendiri. K-POP semakin mendunia, semain banyak grup-grup baru dan tentunya semakin banyak menarik fans seluruh dunia. Termasuk fans dari Indonesia, yang menjadi cikal bakal munculnya Boy/Girl Band asal Indonesia.

Ketiga dan seterusnya, silakan agan-agan tulis di kolom komentar ya.


Tren Boy/Girl Band vs Tren Lagu Melayu


Tren Boy/Girl Band asal Indonesia memang sudah berakhir saat ini. Tapi tren Boy/Girl Band asal Korea alias K-POP, sampai saat ini masih terus berlangsung dan semakin banyak mengumpulkan fans fanatik.

Dalam sebuah data mengatakan, bahwa BTS adalah grup yang saat ini paling banyak di cari di berbagai media sosial dan situs pencarian.

Jika dihitung dari tahun 2000, maka cuma The Beatles yang peringkatnya di atas BTS. Sebelumnya ada One Direction, tapi grup ini berhasil disusul oleh BTS. BTS bahkan merajai sejak tahun 2018/2019 (TS lupa).

Tapi andaikan nanti The Beatles tersusul oleh BTS, tentu kita tidak bisa menyebut BTS lebih fenomenal dari The Beatles. Alasannya karena The Beatles sudah muncul dan terkenal sejak belum ada media sosial, itu pun sampai saat ini masih merajai dalam hal kepopuleran di media sosial.

Nah bagaimana dengan tren Boy Band asal Indonesia? Jujur TS bingung mencari contoh atau perbandingan.

Mungkin lebih cocok dibandingkan dengan tren sesaat musik SKA di industri musik major label Indonesia. Kenapa dibatasi hanya pada major label? Karena SKA sendiri masih punya fans base yang kuat di basis penggemar, walaupun sekarang lebih banyak melalui jalur Indie. Contohnya : Tipe-X.

Memang ada beberapa band SKA yang dulu wara wiri di TV sekarang sudah hilang jejaknya.

Demikian juga tren Boy/Girl Band asal Indonesia. Menurut TS ini adalah tren sesaat, yang basis penggemarnya tidaklah terlalu kuat. Atau TS salah? Apakah saat ini SMASH, Cherybelle dan sebagainya masih mempunyai basis fans yang kuat? Paling JKT48 yang masih lumayan, itupun fansnya kebanyakan WIBU merangkap PASCOL (Pasukan baik). Hahaha

Dibandingkan dengan tren musik Melayu, jelas tren Boy/Girl Band tidak bisa dibandingkan. Tren Melayu hampir mempengaruhi semua pendengar tanah air, mulai dari anak muda, pejabat, tukang bakso, tukang beca dan tukang-tukang lainnya. Hal ini berlangsung belasan tahun dan tidak benar-benar musnah.

Bahkan jika disuruh menyanyikan lagu Melayu atau menuliskan liriknya, masih banyak masyarakat kita yang hafal bahkan mampu menyanyikannya. TS sendiri hafal hingga puluhan lagu beserta liriknya.

Tapi coba tanya masyarakat umum, seberapa banyak yang hafal dan sanggup menyanyikan lagu SMASH, Cherrybelle, dsb? Paling kebanyakan penggemar berat mereka saja yang hafal.

Jadi sampai sini bisa disimpulkan, kalau menghentikan tren musik Melayu tidak bisa dibandingkan dengan melawan tren Boy/Girl Band asal Indonesia.


Noah "Boy/Girls Band Killer"


Jadi apakah layak Noah dijuluki "Boy/Girls Band Killer"?

Fakta adalah fakta. Bagaimanapun setelah comeback Ariel dan mulai menaikan nama Noah, tren Boy/Girls Band mulai menurun. Apalagi konser non stop 2 benua 5 jam yang menurut TS lumayan fenomenal.

Secara Subjective, TS juga menganggap kharisma seorang Ariel jauh di atas anggota Boy Band asal Indonesia. Kharisma Ariel berhasil memudarkan kharisma Boy Band asal Indonesia.

Namun, harus jadi catatan kita. Walaupun Boy Band asal Indonesia sudah berhasil Noah tenggelamkan, namun tren Boy/Girl Band asal Korea alias K-POP sampai saat ini masih digandrungi dan bahkan makin banyak yang fanatik saja kelihatannya.


Kesimpulan Akhir ...


Kemunculan S.O.7 berhasil menenggelamkan tren musik Melayu dan membuka jalan buat band lain menguasai musik tanah air. Namun hal tersebut bukanlah perjuangan S.O.7 semata, melainkan juga perjuangan panjang band-band tanah air lain beserta fansnya.

Kendati demikian, lagu-lagu Melayu sudah terlanjut memiliki pengaruh yang kuat di kalangan pendengar musik tanah air. Sehingga band asal Indonesia yang menelurkan lagu nuansa Melayu seperti Kangen Band dan Radja, berhasil mencapai puncak popularitasnya.

Lagu Melayu yang dibawakan kembali oleh musisi Indonesia atau sekedar dicover, juga tidak sedikit menarik banyak pendengar.

Sementara kembalinya Ariel bersama Noah memang berhasil mengakhiri tren Boy/Girl Band asal Indonesia.

Kendati demikian, tren KPOP sebagai root dari Boy/Band asal Indonesia tersebut masih terus berlanjut dan melahirkan banyak fans fanatik yang kebanyakan didominasi Gen Z.

Namun, ada satu prestasi fenomenal Noah/Peterpan yang masih sulit disamai Band lain. Yaitu penjualan album Bintang di Surga yang melebihi 3 Juta Copy.

Hanya kalah dari album penyanyi solo, yang judulnya sama-sama mengandung kata "Bintang".

Begitulah Kura-Kura.

Diubah oleh Reikouki 27-06-2022 04:44
taikledik
taikledik memberi reputasi
5
1.9K
18
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Music
Music
icon
19.7KThread8.7KAnggota
Terlama
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.