andrerain5Avatar border
TS
andrerain5
Ada Cinta di Pandeglang [COC SFTH: Cinta Lama Bersemi Kembali 2022]


Langit di atas kota Pandeglang kelabu tua, mendung menyelimutinya. Hujan turun rintik-rintik. Air yang jatuh dari atas langit bagaikan jutaan jarum lembut. Membasahi genting, dedaunan, lalu mengalir disepanjang jalan menuju selokan.

Pandeglang basah, dingin menggigitnya. Hembusan angin lembut menggeraikan rambut panjang Ana, yang duduk dihadapan Andre, di bangku taman yang ada saungnya.

Mereka menggigil. Lecutan halilintar yang sesekali menggelegar tak mengusik kebisuan mereka. Hening, di hati masing-masing.

Tiris hujan tak dihiraukan. Mereka tatap diam. Sesekali pandangan mereka bertemu. Namun setelah itu mata mereka saling terpejam. Halilintar hadir kembali. Ana menarik nafas dalam-dalam, Andre memperhatikan nafas yang dikeluarkan pelan-pelan.

"Jadi besok kamu sudah pergi, Ndre?" dengan raut kecewa Ana memecah kebisuan.
"Tidak ada pilihan lain, Ana." Mata Andre memandang lekat-lekat pada gadis dihadapannya. "Kalau aku ingin melanjutkan pendidikan dan kuliah, aku harus ke Jakarta."
Ana mengangkat wajahnya.
Andre memalingkan pandangannya.

"Di Pandeglang ini, perguruan tinggi kan banyak, Ndre. Kenapa harus kuliah di Jakarta? Lagi pula, yang aku baca di koran-koran dan majalah, di Jakarta itu banyak mahasiswa yang....ah, aku takut, Ndre. Takut kamu terbawa pergaulan disana."

Andre membuang nafasnya yang mengganjal. Ia menengadah, lalu tersenyum ke arah Ana.

"Seandainya aku bisa memilih, tentu aku ingin kuliah disini. Selain tidak berpisah dengan ibu dan adikku, aku juga tidak mau berpisah dengan kamu..."

Ana memandang Andre, ada getaran dihatinya.

"Tapi pilihan itu sudah ditentukan, bahwa aku harus kuliah di Jakarta."
"Kenapa bisa begitu, Ndre?" pertanyaan Ana mewakili kegelisahan hatinya.

Andre tidak langsung menjawab. Ia menggigit bibirnya. "Karena saya butuh biaya, Ana," katanya setelah itu. "Sejak kepergian Bapak dua tahun lalu, biaya sekolahku ditanggung oleh paman yang tinggal di Jakarta. Sekarang aku sudah lulus SMA, dan ingin melanjutkan ke bangku kuliah. Aku butuh biaya, dan paman bersedia membantu, asalkan aku tinggal di Jakarta dan membantu beliau di tokonya."
"Kita berpisah, Ndre." Bibir Ana bergetar, seiring dengan halilintar yang mengantarkan hujan jadi gerimis.

Andre merasakan kegelisahan dihati Ana. "Kita berpisah untuk sementara, Ana," katanya. "Setelah tamat kuliah nanti, aku akan menetap kembali di sini. Tanah kelahiran kita. Kamu ingat pepatah yang berbunyi: "petualang mana pun selalu ingat dan pulang ke rumah"bukan? Begitu juga denganku. Laki-laki memang harus pergi, tetapi ia juga harus kembali. Lagi pula kita masih bisa berkirim kabar. Lewat telepon, chating dan bila libur, kita juga masih bisa bertemu. Kita tak mungkin berpisah, Ana. Tidak akan pernah."
"Tapi.... di Jakarta ceweknya cantik-cantik lho, Ndre. Nanti kamu melupakan aku...." ada merah di wajah Ana, sehabis ia berkata seperti itu. Dan ada senyum yang kentara dipaksakan di bibir tipisnya yang mungil.
Andre tersenyum.
Ana jadi salah tingkah.

"Seperti kataku tadi, kita tidak akan berpisah, Ana. Aku pun tak mungkin melupakan kamu. Kamu adalah sahabatku yang paling baik, mana mungkin aku melupakanmu. Sudah banyak kenangan yang kita ciptakan bersama, banyak waktu yang kita lalu dengan suka cita."

"Ah, andai saja kamu tahu perasaanku, Ndre. Dapatkah kamu menerimanya? Di hatiku kamu bukan sekedar sahabat, Ndre."

Cuma sebatas sahabat, Ndre? Sebatas sahabat seperti kamu bersahabat dengan Rima, Tias, atau Rani? Tanya Ana dalam hatinya.
Ah, andai saja kamu tahu perasaanku, Ndre. Dapatkah kamu menerimanya? Di hatiku kamu bukan sekedar sahabat, Ndre. Kamu adalah harapanku, semangat hidupku dan segala-galanya buatku. Tahukah kamu, Ndre? Tahukah kamu ada kedamaian bila aku mengingat kamu? Ada ketenangan setiap kamu ada di sisiku? Tahukah kamu semuanya itu, Ndre? Tahukah kamu....?

"Ana...." Andre membuyarkan lamunan Ana.
Ana kikuk sekali.
Andre menatap lekat gadis dihadapannya.

Aku cinta kamu, Ana. Gumam hati Andre, dadanya bergemuruh. Sudah lama perasaan ini aku pendam, aku ingin mengatakannya sekarang, tapi aku tak sanggup. Aku takut, takut kalau kamu mengetahui perasaanku, kamu akan menolak aku dan membenciku. Dan persahabatan kita akan hancur karenanya. Aku tidak mau hal itu terjadi, aku tidak mau.

Besok kita berpisah, Ana. Karena itu aku mengajakmu kemari, untuk mengucapkan kata pisah, dan... dan mengutarakan isi hatiku yang tak bisa aku katakan. Tahukah kamu perasaanku, Ana. Bahwa aku sangat mencintaimu? Tahukah kamu, di balik persahabatan kita, aku mengharapkan kamu menjadi kekasihku. Tahukah kamu semuanya itu, Ana? Tahukah?

"Ndre...." Ana membuyarkan lamunan Andre.
Andre tersadar dan membuang kegugupannya dengan menengadah.
Ada hembusan nafas.

"Aku takut kehilanganmu, Ndre...." kata-kata itu meluncur begitu saja dari bibir Ana. Tanpa direncanakan sebelumnya di dalam hatinya.

Gemuruh di dada Andre semakin menjadi. "Aku pun demikian, Ana," katanya. "Aku juga takut kehilangan kamu...."

Ana memberanikan diri menatap mata Andre. Andre membalas menatap. Mata mereka saling bertemu, saling menjajaki hati lewat pandangan mata. Bahwa sesungguhnya; ada cinta di hati masing-masing.

Betapa indah. Tapi kenangan itu amat sangat menyakitkan bila Ana mengenangnya sekarang. Karena setelah perpisahan itu. Andre tak pernah diketahui lagi rimbanya. Telepon yang dijanjikannya pun, tak pernah ada kabar. Email atau pun chating tak pernah kelihatan.

Liburan demi libur, Ana lewati bersama penantian. Ia begitu berharap Andre akan pulang dan menghabiskan waktu liburannya bersama Ana. Tapi penantian itu selalu berakhir dengan kekecewaan. Dan sekarang sudah genap dua tahun Ana menunggu Andre.

Ana ingin menyudahi penantiannya. Membuang jauh-jauh harapan hidupnya bersama Andre. Membuang kenangan indah yang pernah dilaluinya bersama Andre. Karena Ana yakin, Andre tak mungkin kembali.

Andre adalah masa lalu Ana. Masa lalu tak akan pernah bisa kembali lagi. Ana sadar, bahwa hidup bukan untuk masa lalu, tapi untuk hari esok dan yang akan datang.

Aku harus melupakan kamu, Ndre. Meskipun berat bagiku untuk itu. Sekarang kita jalani hidup masing-masing. Aku tak sanggup lagi menunggu kamu kembali. Begitu lama, tanpa kabar dan berita. Gumam hati Ana.

Hujan di luar masih deras. Ana menutup daun jendela kamarnya. Malam merambat pelan.
Pandeglang dibalut kesunyian.
Ana tidur dengan tenang. Ia berharap, semoga pagi cepat datang. Untuk menyambut hari-hari Ana yang baru, tanpa penantian.

_________________________


Quote:

poetry bye: andrerain5
_________________________

Andai saja Ana tahu.
Di depan rumahnya, di balik pohon rindang pinggir jalan, seorang lelaki tengah menatap jauh kedalam rumah Ana dengan tatapan mata rindu yang begitu dalam. Ingin rasanya lelaki itu memanggil namanya. Tapi kalimatnya tersumbat di awang-awang.

Ingin sekali ia mendatangi Ana, dan menceritakan segalanya kepada gadisnya itu, tetapi ada keraguan di hatinya.

Lelaki itu akhirnya cuma diam. Memendam rindu yang menggumpal. Karena sebuah kecelakaan dua tahun lalu waktu ia pergi ke Jakarta, telah membuat ia harus kehilangan kaki kirinya.

Lelaki itu adalah.... Andre....
Diubah oleh andrerain5 23-08-2022 05:16
bukhoriganAvatar border
bukhorigan memberi reputasi
24
2.4K
30
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
Stories from the Heart
icon
31.4KThread41.4KAnggota
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.