albyabby91Avatar border
TS
albyabby91
Anakku Korban Keegoisan Suamiku
Anakku Korban Keegoisan Suamiku

"Dek, dua hari lagi kita berangkat ke kota. Kita akan pindah kesana!."

Sontak saja aku terkejut saat mendengar kata-kata dari mulut suamiku. Dengan perlahan aku menaruh baju yang sedang aku rajut, untuk menyelesaikan pesanan langgananku.

"Maksudnya apa, mas?" Tanayaku yang memang aku tak mengerti apa maksudnya.

"Telingamu masih sehatkan? Bukan-kah tadi aku sudah mengatakan, kalau kita akan pindah kekota!." Jawab mas Ibra sambil matanya menyorotku tajam.

"Tapi kenapa harus secara tiba-tiba begini? Lagi pula kerjaanku masih banyak yang belum selesai. Mana sebagian orang sudah banyak yang bayar uang pangkal." Jawabku.

Memang keluarga mas Ibra banyak dikota. Tapi semenjak kami menikah mas Ibra menetap di kampungku. Kebetulan mas Ibra bekerja sebagai montir di bengkel temapt saudaranya yang ada di kampung ini.

Mau tak mau, akhirnya aku ikut dengan mas Ibra kekota asalnya. Dan di situlah petaka ini awalnya bermula! Putraku yang saat itu sudah berusia lima tahun, tumbuh sehat seperti anak-anak pada umumnya, namu karna dia tidak terbiasa tinggal di daerah lain selain tanah kelahirannya yaitu desa tempat tinggalku, putraku sering sakit-sakitan.

Awalnya aku pikir, dia hanya demam biasa, dan tak akan berdampak apa-apa dengan tumbuh kembangnya. Tapi ternyata aku salah!

Suhu tubunya sering naik turun, dan puncaknya saat itu tepat di malam kesepuluh kami tinggal di rumah ayah mertuaku, putraku demam tinggi hingga mengakibatkan dia kejang dan tak sadarkan diri selama 12 jam. Suamiku yang tak begitu perduli dengan keadaan anaknya-pun biasa saja. Bahkan dia tidur dengan pulasnya. Sementara aku yang orang baru di daerah sini, tidak tau harus berbuat apa. Yang ku tau hanyalah berdoa dan terrus berdoa, sambil mengompres putraku. Sedangkan air mata sudah Tek terhitung seberapa banyak yang terbuang.

Dengan gemetar tanganku meraih handphone, guna menelpon kakakku, karna dia-lah satu-satunya orang yang selalu perduli terhadapku.

Beruntung, walau sudah tengah malam, kakakku masih menerima panggilan dariku.

("Bang....!") Aku berbisik, agar suaraku tak terdengar oleh mas Ibra. Aku takut, kalau sampai mas Ibra dengar, bisa-bisa habis aku di hajar serta dimaki-maki olehnya.

Mas Ibra bukan hanya egois, dia juga tempramental, tak jarang tubuh ini jadi samsak, saat dia sedang ada masalah ditempat kerja atau dengan teman-temannya. Aku bertahan bukan karna terlalu cinta, bukan juga karna anak. Tapi akhirnya bertahan karna memang aku belum ada tujian yang pasti.

("Larima? Kamu kenapa? Kenapa malam-malam begini kamu nelpon Abang? Apa ada masalah? Kenapa kamu bisik-bisik?") Ujar Bang Landi sambil membrandong ku dengan pertanyaan.

Akhirnya aku menceritakan keadaan putra semata wayangku terhadap bang Landi. Tentu saja Abangku terkejut dengan ceritaku. Putraku Irsyad sangat di sayang oleh pakdenya, karna dia satu-satunya Keponakan bagi bang Landi. Dan akhirnya bang Landi langsung tancap gas untuk menemuiku, dan membawa putraku kerumah sakit.

Sekitar jam delapan pagi Abangku datang, sedangkan putraku belum juga sadarkan diri. Dengan tanpa menghiraukan mas Ibra, Abangku membawa putraku segera kerumah sakit.

Sengaja Abangku menggunakan google map untuk mencari rumah sakit terdekat, karna kami tidak tau rata letak daerah ini. Beruntungnya tidak terlalu jauh dari rumah mertuaku.

Sampai di rumah sakit kami langsung di sambutboleh para perawat yang jaga malam itu.

"Bu, silahkan mendaftarkan pasien terlebih dahulu." Kata perawat itu menyarankan agar aku segera mendaftarkan putraku.

"Baik, mbak." Jawabku seraya melangkah ke bagian pendaftaran. Sedangkan Bangblandi masih setia menemani putraku sambil sesekali bibirnya berdzikir. Setelah aku selesai mendaftar, putraku langsung di periksa oleh dokter umum. Setelah dokter memeriksa keadaan putraku, dengan sigap para perawat memasang selang infus serta oksigen.
Dan tak berselang lama putraku sadarkan diri. Rasanya duniaku kembali berputar, saat aku melihat nertranya memandangku dengan sendu.

Dokter itu bernama Adi ananto nama yang tertera di name tag-nya

Seharian penuh aku serta Abangku menunggui putraku serta hasil tes lab-nya keluar. Aku berharap anakku tidak menderita penyakit yang berbaha. Tapi ternyata aku salah! Karna aku terlambat membawa putraku kerumah sakit, akhirnay saraf putraku terkena gangguan!.

Dan itu semua ulah keras kepalanya suamiku. Aku berjanji pada diriku sendiri, untuk tetap menjadi istri seorang Ibra Kusuma, bukan untuk berbakti, tapi untuk menyakiti!
Selama ini aku selalu terlihat lemah, bukan karna aku takut, melainkan karna aku masih menghargai dia sebagai seorang suami.

Akan kubalas setiap tetes air mata yang keluar dari pelupuk mata putraku. Aku Larima, akan lebih kejam dari seorang bajin*n!.
provocator3301Avatar border
bukhoriganAvatar border
spay21Avatar border
spay21 dan 6 lainnya memberi reputasi
7
1.2K
4
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
Stories from the Heart
icon
31.5KThread41.6KAnggota
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.