sangdewikanti
TS
sangdewikanti
Perjuangan Panjang Sedulur Sikep Kudus, Kini Bisa Isi Kolom Keyakinan di KTP
Perjuangan Panjang Sedulur Sikep Kudus, Kini Bisa Isi Kolom Keyakinan di KTP



Komunitas Sedulur Sikep di Kudus, Selasa (31/5/2022). (Foto: Dian Utoro Aji/detikJateng)

Kudus - 
Penganut kepercayaan Samin atau komunitas Sedulur Sikep di Kudus, Jawa Tengah, kini sudah bisa mengisi kolom keyakinan di Kartu Tanda Penduduk (KTP).

Hal tersebut pun menjadi jawaban atas penantian panjang setelah berjuang mengisi kolom keyakinan di KTP.

detikJateng berkesempatan mengunjungi salah satu tokoh Sedulur Sikep di Kudus, Budi Santoso. Budi tinggal di Desa Larikrejo, Kecamatan Undaan.

Tampak tokoh Sedulur Sikep di Kudus ini mengenakan pakaian khas komunitas Sedulur Sikep. Mulai dari celana, baju, dan ikat kepala berwarna hitam.

Budi pun menunjukan KTP salah satu anggota keluarganya. Di kolom agama dituliskan 'Kepercayaan Terhadap Tuhan YME'.

Tokoh Sedulur Sikep, Kudus, Budi Santoso mengaku senang komunitas Sedulur Sikep sudah bisa mengisi kolom keyakinan di KTP. Hal tersebut, kata dia, tidak lepas dari perjuangan panjang sejak masa Orde Baru atau di masa kepemimpinan Presiden Soeharto.

"Waktu Orde Baru saya sudah berjuang bahwa itu membuat KTP sesuai dengan keyakinan saya. Karena kepentok tidak ada aturan jelas menjamin bagi agama saya, di zaman Orde Baru, sesuai yang disahkan oleh pemerintah yaitu 5 agama, di situ (KTP) ditulis Islam," ujar Budi ditemui di rumahnya, Selasa (31/5/2022).

Menurutnya, kolom keyakinan di KTP sempat ditulis 'Islam'. Namun bagi dirinya hal tersebut tidak sesuai dengan kenyataan. Lantas Budi bersama komunitas Sedulur Sikep lainnya berjuang kembali.

"Saya keberatan karena itu bukan keyakinan saya, ibaratnya pakai baju itu baju orang lain, baju saudara yang punya itu. Akhirnya tahun 1990 itu bersama teman-teman berjuang kembali," ujar Budi.

Dirinya kemudian berjuang bersama Sedulur Sikep lainnya. Walhasil pemerintah memutuskan untuk mengosongkan kolom agama di KTP pada tahun 2004 silam. Menurutnya, meski kolom agama dikosongkan, tidak akan mengganggu saat mengurus adminitrasi di pemerintahan.

"Waktu itu paguyuban masyarakat adat tanah Jawa berjuang bersama-sama, memperjuangkan kolom agama di KTP.

Bisa itu, tahun 2004 itu baru kosong.

Kemudian ada keputusan Kemendagri waktu itu, saya diundang Pak Camat diberikan sosialisasi. Perjuangan Sedulur Sikep itu tidak bisa ditulis sesuai dengan keyakinan, melainkan kosong," terang Budi.

Budi menjelaskan, karena kolom agama dikosongkan di KTP, timbul permasalahan baru. Komunitas Sedulur Sikep dianggap tidak memiliki agama hingga ateis. Hal tersebut dianggap merugikan komunitas penganut ajaran Samin Surosentiko itu.

"Tetapi kekosongan ini jangan sampai menghambat untuk kebutuhan Sedulur Sikep, contoh bisa melamar sebagai pegawai negeri. Nah, tapi realita di lapangan dengan adanya kekosongan kolom agama di KTP itu, mohon maaf, bahasa orang desa itu dianggap jelek, tidak punya agama, ateis, dan sebagainya.

Akhirnya yang dirugikan komunitas itu tadi," sambung Budi.

Selanjutnya komunitas Sedulur Sikep pun berjuang kembali soal kolom keyakinan.

Pemerintah pun akhirnya memberikan fasilitas penganut ajaran diperbolehkan mengisi kolom agama dengan tulisan 'kepercayaan'.

"Setidaknya dulu ditulis Islam, kemudian kosong, dan kemudian ditulis kepercayaan. Itu mulai sekitar tahun 2020. Kalau saya merasa senang, lebih senang pemerintah sudah sesuai dengan harapan saya, yakni ditulis sesuai dengan penganut kepercayaan masing-masing.

Apa yang saya rasakan sama se-Indonesia sama saya ini. Mungkin dari bagian kecil, saya mewakili rasanya sama," ujar Budi.

Meski demikian, menurutnya penganut ajaran Samin belum banyak yang mengubah kolom agama di KTP. Tercatat ada 20 jiwa yang baru mengubah keyakinan di kolom KTP tersebut.

Sedangkan jumlah Komunitas Sedulur Sikep di Kudus ada sebanyak 300 jiwa.

Mereka tersebar di beberapa desa.
"Bagi kami kosong daripada mending ditulis penghayat, bersentuhan langsung masyarakat tidak ada masalah bagi masyarakat. Kalau masyarakat cuek saja, tahunya Samin seperti itulah," pungkas Budi.

https://www.google.com/amp/s/www.det...nan-di-ktp/amp

Baguslah, sudah berani menolak jadi pangsa pasar pengembangan ideologi radikalisme agama islam/ menolak jadi calon kadrun


nasibungkus2020walonilonelywolve
lonelywolve dan 2 lainnya memberi reputasi
3
986
9
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Berita dan Politik
Berita dan Politik
icon
669.2KThread39.7KAnggota
Terlama
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.