Pada beberapa thread TS sebelumnya yang membahas tentang B-21 Raider, menyebutkan jika bomber penerus B-2 Spirit ini akan terbang pada pertengahan tahun 2022. Tetapi sepertinya penerbangan perdana B-21 telah dijadealkan ulang, dan kemungkinan baru akan terbang pada tahun 2023. Kabar penundaan ini dilaporkan oleh Air Force Magazinepada 20 Mei 2022. Kabar tersebut dikonfirmasi oleh juru bicara Angkatan Udara AS (USAF) yang tak ingin disebutkan namanya kepada Air Force Magazine.

Juru bicara USAF mengatakan bahwa tidak ada penjelasan mengapa penerbangan pesawat bomber itu dibatalkan, Angkatan Udara sekarang mengatakan pembom B-21 pertama tidak akan melakukan penerbangan pertamanya hingga 2023, mundur setidaknya enam bulan dari jadwal yang diperkirakan sebelumnya. “Baru-baru ini Angkatan Udara merilis perkiraan baru untuk penerbangan pertama diproyeksikan untuk tahun depan (2023)." kata seorang juru bicara USAF pada 20 Mei kepada Air Force Magazine. Juru bicara tersebut tidak mengaitkan penundaan itu dengan penyebab tertentu. Banyak program profil tinggi lainnya, seperti jet latih T-7A Boeing baru-baru ini juga dilaporkan mengalami penundaan karena masalah rantai pasokan dan kekurangan tenaga kerja.

Kilas balik pada awal 2021 bahwa B-21 diprediksi akan terbang pada “pertengahan 2022” dan pada bulan Maret tahuh ini pesawat pertama dapat menjalani tes kalibrasi luar ruangan yang diikuti oleh tes taxi dan penerbangan pertama, tetapi tidak ada jadwal pasti yang diberikan. Sumber Angkatan Udara dan pihak manufaktur mengatakan layanan tersebut kemungkinan masih akan meluncurkan B-21 pertama pada kalender 2022, karena pesawat harus diuji di luar pabrik Northrop Grumman Palmdale, California, untuk pengujian mesin dan komponen lainnya.





Sebagai tambahan informasi sejak USAF memberi Northrop Grumman kontrak pengembangan untuk B-21 pada akhir 2015, rincian status produksi dan kemampuannya sebagian besar dirahasiakan. Setidaknya enam prototype B-21 sedang dibangun di fasilitas Northrop Grumman di Air Force Plant 42 di Palmdale, California pada Februari 2022. Sebagai tambahan informasi, USAF ingin mengakuisisi 145 unit B-21 Raider untuk menggantikan B-2 dan B-1 pada tahun 2030 dan 2031. Tetapi strategi akuisisi penuh belum ditentukan; karena USAF juga akan menunggu proses penyelesaian rekayasa akhir dan pengembangan oleh pihak manufaktur.

Rencananya USAF akan menghabiskan US$20 miliar untuk produksi B-21 Raider yang akan berlangsung mulai tahun 2023 sampai tahun 2027, sementara itu USAF juga meminta dana tambahan US$12 miliar untuk proses penelitian dan pengembangan pada periode yang sama. Total anggaran keseluruhan yang akan dihabiskan adalah US$32 miliar.

Meski akan menyedot anggaran yang besar tetapi pembom siluman baru merupakan aspek kunci dari inisiatif modernisasi nuklir Pentagon; serta diproyeksikan untuk menjatuhkan bom konvensional secara besar-besaran. Kemampuan B-21 kelak akan melampaui pesawat pengebom jarak jauh, di mana platform B-21 bisa melakukan multi-peran dan intelijen, pengawasan, dan pengintaian serta berkemampuan nuklir.

Berkat broadband low-observability (teknologi siluman generasi berikutnya) B-21 dapat melakukan misi jarak jauh menembus ke jaringan pertahanan udara canggih. B-21 juga akan berfungsi sebagai pusat komando dan kontrol juga jaringan untuk pesawat tak berawak, termasuk kemungkinan kendaraan udara tempur tak berawak jarak jauhnya sendiri .

Sementara itu di lain sisi, pilihan USAF untuk tidak mengungkapkan alasan yang tepat mengapa penerbangan pertama B-21 telah ditunda juga berkaitan dengan perlindungan informasi sensitif, khususnya “informasi program” yang berpotensi menimbulkan kebocoran informasi yang dapat menguntungkan musuh Paman Sam.





Referensi Tulisan: TheDrive.com& Air Force Magazine
Ilustrasi: USAF & Notthrop Grumman