Pertandingan rivalitas kembali tercoreng akibat sikap para pemain Thailand yang tidak profesional bertanding, para pemain Thailand sengaja melakukan provokasi dan pelanggaran keras kepada pemain Indonesia.

Hal tersebut terbukti karena sulitnya para pemain Thailand melakukan manuver dan mengimbangi permainan cepat timnas Garuda U-23 di babak pertama dan kedua. provo

Pelanggaran demi pelanggaran pun dilakukan para pemain Thailand untuk menghentikan laju dan memancing emosi para pemain Indonesia, hal tersebut juga dimanjakan oleh wasit yang memimpin pertandingan dengan tidak memberikan kartu kuning kepada para pemain Thailand yang melakukan pelanggaran keras.



Salah satu pemain Thailand yang kerap melakukan pelanggaran keras terhadap Egy Maulana Vikri dengan melakukan seleding tekel dari posisi yang membahayakan, karena Egy dapat menghindari ancaman cedera wasit justru menganggap itu pelanggaran biasa. Dan bukan satu atau dua kali kaki Egy Maulana Vikri di incar para pemain Thailand agar mendapatkan cedera namun lagi-lagi wasit tidak memberikan teguran dengan menghadiai kartu kuning atau kartu merah.

Para pemain Indonesia juga kerap mendapatkan pelanggaran namun tidak dianggap wasit sebagai pelanggaran karena para pemain timnas Indonesia tidak melakukan drama dramatis jika berbenturan dengan pemain tim asuhan Alaxander Polking.

Berbeda dengan para pemain Thailand yang kerap melakukan drama berlebihan setiap sekali dilanggar, dan yang paling miris adalah wasit justru menganggap itu pelanggaran keras karena akting para pemain tim berjuluk Gajah Perang ini sangat terampil sekali.



Dan karena ulah wasit yang tidak bisa bertindak tegas membuat pemain Thailand semakin gencar melakukan pelanggaran, terutama target mereka adalah melumpuhkan aktor di skuad timnas Garuda yaitu Egy Maulana Vikri dan Witan Sulaiman. Setelah Egy dan Witan Sulaiman keluar lapangan misi Thailand pun sukses, dan kemudian mereka melakukan beberapa tindakan provokasi kepada pemain Indonesia untuk memancing emosi para pemain Indonesia.

Dan itu terbukti saat di babak extra time babak kedua, para pemain Thailand sangat jelas melakukan drama dan provokasi sehingga membuat Ricky Kambuaya lepas kendali dan begitu juga Rahman Irianto yang harus mendapatkan dua kartu kuning yang berujung kartu merah.

Padahal pemain Thailand bernomor punggung 11 Gabriel sudah jelas melakukan protes provokatif kepada wasit dan lessman dan berujung kartu merah, namun Gabriel tidak mau keluar lapangan karena berniat mengulur-ulur waktu. Karena tindakan Gabriel juga sengaja ingin memprovokasi para pemain Indonesia karena waktu semakin mepet.

Tradisi Thailand ini bukan baru kali ini terjadi, dan hampir setiap berjumpa dengan Indonesia. Semoga kedepannya kita bisa balas kemenangan licik Thailand.



Penulis: Sambelterasi052
Referensi: Pemikiran sendiri
Gabung Yuk di Komunitas: Toba Ethos