
Beberapa hari ini beredar berita cukup viral, sebenernya ini juga sudah pernah viral juga yaitu terkait soal gaji guru horoner sangat kecil, malah bisa di katakan sangat prihatin. Bayangkan saja selama sebulan kerja mereka di gaji tak lebih dari 500 ribu. Sebagai seorang netizen ane juga cukup prihatin akan hal tersebut, tapi disisi lain juga timbul pertanyaan-pertanyaan.
Tapi sebelum jauh pembahasan nya, ane apresiasi jika seorang memiliki jiwa yang terpanggil jadi seorang guru, dimana mereka bertangung jawab atas kecerdasan bangsa ini, itu tidak bisa di nilai dari angka dan nominal sih kalau menurut ane. Tapi mohon maaf kalau dengan gaji seorang guru honorer tidak bisa menghidupi hidup, dimana semua hal di dunia ini penyelesaian nya adalah uang, menurut ane itu bunuh diri sih.
Gak usah ngomongin birokarsi tentang gaji dah, kita dah tahu bagaimana sistem pemerintahan di negri isekai ini memang cukup absurd dan perpihak( itu dah termasuk hal yang tidak bisa di control oleh diri dendiri). Nah yang jadi pertanyaan nya adalah orang(guru honorer) sewaktu mereka melamar kerja jadi guru honorer, sudah pasti tahu berapa penghasilan nya perbulan berapa, bagaimana hitungan gaji nya perjam berapa. ketika mereka melamar.
Gak mungkin juga kan kena tipu kayak lowongan koran donk, kerja nya di perusahaan besar tahu nya jadi sales keliling.
Dan aneh nya ketika mereka menyetujuhi kententuan-kententuan tersebut, yang mana dari awal mereka sudah tahu kalau gaji sebagai guru honorer itu memang minim, itu kan aneh. udah tahu dapat gaji dikit terus protes di media sosial.
Sebagai seorang manusia pada umum nya, jika mereka bekerja dan mendapat gaji dikit atau dengan gaji tersebut tidak cukup untuk mencukupi kebutuhan sehari-hari. Pilihan yang pasti ada di kepala mereka adalah pindah kerja dengan gaji yang lebih besar sehingga bisa mencukupi kebutuhan hidup.
logika manusia normal nya seperti itu.Dan ane yakin, orang-orang yang mengungah video di atas sampai saat ini masih jadi guru honorer. gimana ya. kan dari awal udah tahu dapat gaji demikian, aneh aja sih. terlebih lagi manusia itu punya yang namanya free will. Dan jika alasan nya adalah mereka bertahan dengan gaji kecil adalah sulit cari kerja, kayak nya alasan tersebut sulit di terima dah. Dimana jaman sekarang ini dengan live aja bisa dapat duit.
Ternyata eh ternyata ada fakta dan informasi, ini ane dapat dari temen ane yang jadi guru honorer. dimana jika orang yang jadi guru honorer memenuhi persyaratan dan dalam jangka waktu tertentu akan di angkat jadi pegawai tetap dan berubah jadi status nya jadi ASN (Aparatur Sipil Negara).
Dan fakta di lapangan tidak semua guru honorer itu bisa beralih status jadi ASN,kecuali sudah memenuhi syarat dan ketentuan, pasti nya kenal orang dalam. Dan miris nya banyak fakta dilapangan dimana orang yang gagal jadi PNS mereka lari nya jadi guru honorer, untuk mendapatkan beberapa privilege sebagai pegawai tetap di negri isekai.
mereka kebanyakan bukan murni untuk mendidik tapi lebih tergiur dapat privilege tunjangan-tunjangan tersebut. dampak buruk ini juga bakal mempengaruhi apa yang namanya kualitas mengajar dan para murid yang di didik. Bayangkan saja dengan gaji Cuma ratusan ribu, apa yang di harap dari kualitas tersebut.
Ane juga percaya jadi guru itu adalah panggilan bukan kebutuhan, jika nilai itu di geser jadi nya ya guru-guru yang nybelin aja di kelas. Entah Cuma ngasih catatan atau tak bertangung jawab. Ane justru lebih mendukung guru yang ada di pedalaman, dimana mereka sampai ke hutan-hutan atau desa-desa hanya untuk mengajar anak-anak. itu sih harus di apresiasi sangat, karena mereka dari awal sudah mengabdi jadi seorang guru, bukan jadi guru Karena mengejar jadi pegawai tetap.

penulis: millenie
sumber: link
Quote:Original Posted By roihulhasan ►
Mereka memaksa kan diri tetap mau menjadi guru honorer, karena berharap semoga beberapa tahun lagi penghasilannya akan berubah menjadi lebih baik, tapi nyata nya malah dari tahun ke tahun tetap begitu aja, hingga usia nya masuk kategori expired, alhasil ya begini lah ceritanya
Quote:Original Posted By xixi_chixi ►
@millenie kalo kasusnya kayak sodara gw sih, gak kasian ya. Hehe. Lbh mapan drpd karyawan umr hidupnya.
Tp pekerjaan sbg guru memang terpuji. Harus bener2 ikhlas jalaninnya, bukan untuk uang semata.
Guru di yayasan swasta kadang gajinya msh mepet umr..tapi kalo ada peluang ditawarin sbg honorer dgn iming2 pengangkatan pns, kadang dia sampe bela2in keluar yayasan.
Kadang gw takut, suatu saat ga ada yg mau jadi guru karena tidak sejahtera.
Quote:Original Posted By fiskykio ►
Mindset orang2 kebanyakan kalok bukan pegawai negeri hidupnya g terjamin..
Padahal jadi honorer bisa puluhan tahun baru d angkat... Udah tua banget baru jadi pegawai negeri... Rugi g tuh...?
Quote:Original Posted By SuperPell ►
Mereka mau menjalani itu cuma ngarep bisa diangkat pns di kemudian hari. Biasanya yg macam itu ngga cuma guru, tenaga kesehatan juga hampir sama. Karena di dua tempat itu rekrutmen pns jalur khusus (dr pegawai honor, tetep ada seleksinya) bisa dilakukan.
Mereka2 ini biasanya yg tadinya rajin pas jadi honorer ntar kalau udah pns turun kinerjanya. Seringnya begitu.
Quote:Original Posted By kliwoontse ►
Ane pernah jadi honorer juga gan. Dulu tahun 2012-2015 kurang lebih 3,5th. Honor pertama ane 75rb trus naik jadi 100rb, naik lg jd 150, trus jadi 200. Tahun terakhir kalau gak salah honor ane 300rb. Ini kalau gak nyambi kerjaan lain buat bensin aja udah megap2. Karna ane butuh dana lebih buat ngelamar anak orang akhirnya ane mutusin buat resign dan nyari kerjaan lain. Kerjaan lain banyak kok, tenang aja rejeki udah ada yg ngatur.
Quote:Original Posted By artwing ►
Ane pernah jadi panitia sertifikasi guru. Pesertanya guru honorer atau freshgrad.
Saat dikasi kuesioner, ane hampir ga percaya sama hasilnya.
Jawaban teratas adalah karena ikut-ikutan, kuliah cepat dengan biaya paling terjangkau, serta (banyak yang mikir) jalur cepat menuju ASN.
Hanya sebagian kecil yang murni karena ingin mengabdi pada negara.
Tiap tahun lulusan guru banyak banget, tapi pada gamau ke daerah.
Pengennya kerja deket rumah, akhirnya meledak lah jumlah guru honorer.
Hancur sudah gambaran ane tentang "guru adalah pahlawan tanpa tanda jasa".
Ternyata pernyataan itu tidak 100% mewakili semua profesi guru di seluruh Indonesia, hanya sebagian kecil saja yang punya motif mulia.