• Beranda
  • ...
  • Inspirasi
  • Apa Yang Harus Dilakukan Saat Mengalami Toxic Positivity? Disemangatin Kok Membebani?

qoni77Avatar border
TS
qoni77
Apa Yang Harus Dilakukan Saat Mengalami Toxic Positivity? Disemangatin Kok Membebani?


Quote:


Apakah kamu pernah mengalami situasi yang sangat menyebalkan dan membuatmu merasa sangat kesal, kecewa sedih atau marah? Bagaimana perasaanmu ketika mengalami kesal, kecewa, sedih, atau marah tersebut?

Apakah kamu akan berpura-pura untuk baik-baik saja daripada melampiaskan sikap negatif tersebut? Nah, disini Ane akan memberikan 5 tanda ketika kamu mengalami Toxic positivity.

Tanda Kamu Mengalami Toxic Positivity:


1. Kamu mengabaikan masalah, bukan menghadapi masalah.

2. Kamu selalu merasa bersalah, setiap kali merasa sedih, marah, dan kecewa.

3. Kamu menganggap orang lain yang tidak bersikap positif itu buruk.

4. Kamu menyembunyikan rasa negatif kamu yaitu, kecewa, sedih, marah, itu dengan menyamarkannya dan kamu berusaha untuk tampil bahagia di depan semua orang.

5. Kamu memaksakan dirimu untuk melupakan masa lalu

Quote:


Sebenarnya Gansis ketika seseorang telah mengalami 5 tanda ini, berarti secara pasti dia telah mendapat atau mengalami Toxic positivity, yang biasanya berasal dari orang lain ataupun memang dirinya yang berpikir untuk selalu menjadi positif.

Padahal hal-hal negatif seperti; kecewa, marah, sedih, dan ingin menangis itu adalah sesuatu yang natural– yang lumrah sekali dialami oleh semua manusia– jadi nggak masalah!

Quote:


Setelah ane belajar, cara menghadapinya adalah menerima apa yang kita rasakan. Intinya jika kamu mengalami toxic positivity ini, kamu harus berdamai dengan diri kamu sendiri. Misalnya ketika kamu merasakan sedih, kecewa, atau marah tersebut.

Karena setiap orang pernah mengalami demikian, jadinya nggak masalah, ngak apa-apa. Jadi ketika kamu sedih, ketika kamu kecewa, ketika kamu marah. Bicaralah pada dirimu, kamu boleh meluapkan dan merasakan semua hal negatif itu kok. Mungkin bahkan kamu perlu curhat atau healing atau makan. Carilah metode cantik agar kamu nggak stress saat mengalami hal ini, ya! 🔛

Cuma saran ane adalah cara untuk melampiaskan kesedihan, kekecewaan, dan kemarahan itu harus dengan elegan. Jangan sampai karena kamu didorong oleh hal negatif yang berasal dari diri kamu sendiri itu– ataupun dari perkataan orang lain– yang sebenarnya sangat positif– tapi maaf malah berdampak buruk atau racun, dan menimbulkan beban untukmu. Kamu harus mengambil perasaan gak enak itu, menanggapinya dengan seakan kamu telah melakukan kesalahan, sehingga kamu menyesal saat itu juga. Nggak kok dear, penyesalan itu ada di kemudian hari. Untuk sekarang ya hiduplah saat sekarang saja. Sayangi dirimu dan jadilaj versi terbaik bagi dirimu. Gak papa nangis bukanlah aib, marah bukanlah aib, kecewa bukanlah aib. Jadi sah-sah saja, semua natural.

Selanjutnya ketika kamu sedang dicurhati teman, yang terduga mengalami toxic positivity ini. Mereka nggak akan nerima kata-kata positifmu itu loh. Karena yang mereka butuhkan adalah empati dari kamu loh.

Misalnya:

"Aku aja bisa, masak kamu nggak?"

"Yang Semangat dong biar hidupmu terarah!"

"Jangan putus asa!"

"Tetap semangat ya!"

"Ayo bangkit, masak gitu ajah nyerah!"

Yakin dech, kadang-kadang karena kita sudah pernah mengalami Toxic positivity semua perkataan yang ame misalkan di atas itu jadi gak berguna loh. Maka kita sebaiknya, menggunakan empati– ketika ada teman sedang berkeluh kesah. Kadang teman kita itu hanya memerlukan didengarkan, bukan untuk dinasehati!

Karena setelah dia mengeluarkan emosinya, bercerita dengan kita, boleh jadi dia telah menemukan solusi daripada apa yang dialami. Kamu hanya perlu berkata begini:

"Sedih itu wajar, kecewa itu wajar dialami oleh kamu."

Gunakanlah empati untuk memberikan support kepada temanmu yang sedang sedih ataupun marah dan kecewa tersebut. Jangan sampai kamu mengucapkan kata positif kepada mereka, yang sedang jatuh dan sejatuh-jatuhnya, dan kamu berkata jangan menyerah semangat kamu pasti bisa yang sebenarnya mereka tahu semua itu dan kmu tidak perlu mengatakannya.

Oke Gansist semoga thread ini membantu kamu ya, karena sebenarnya saat kita mampu menjernihkan pikiran kita kembali, dengan damai dengan pikiran kita sendiri, kita menerima perasaan marah, kecewa, sedih yang kita miliki– kita jujur pada diri kita sendiri– bahwa kita ingin marah, ya marah saja, kita ingin nangis ya nangis saja. Maka seperti itu ....

Namun, kalau bisa pikiran tetap digunakan. Jangan sampai kemarahan kita luapkan pada orang lain. Kalau Ane biasanya ketika perasaan marah, kesal, kecewa muncul, ane merasa inu begitu menyesakkan dada, Ane akan beraktivitas yang cenderung berat. Misalnya walaupun sangat lelah, ane akan menggosok baju, mencuci, ya pokoknya tidak ingin diganggu dulu hhhahhah. Intinya ane menyibukkan diri dulu dengan cara seperti itu. Karena dengan begitu, ah ... rasanya kemarahan ane perlahan-lahan berkurang.

Nah, ayo cari cara meluapkan marah dan emosi kamu! Bagaimanakah caranya kamu menerima dirimu saat marah, sedih, dan kecewa itu? Yuk koment dan sharing di bawah ya! Salam santun dan semoga bermanfaat.

Narasi murni dari @qoni77
Sumber referensi dari Tik Tok Bincang Psikologi
Gambar terlampir
CahayahalimahAvatar border
screamo37Avatar border
iblast867583Avatar border
iblast867583 dan 3 lainnya memberi reputasi
4
3.3K
17
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Inspirasi
Inspirasi
icon
10.5KThread6.7KAnggota
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.