• Beranda
  • ...
  • Health
  • Yuk Persiapkan Diri Menuju Hari Tua Tanpa Demensia!

serbaserbi.comAvatar border
TS
serbaserbi.com
Yuk Persiapkan Diri Menuju Hari Tua Tanpa Demensia!
Hai semua!
emoticon-Hai


Selamat datang kembali di thread@serbaserbi.com.



Menikmati hari tua yang sehat dan sejahtera adalah harapan setiap orang. Hidup tenang bersama pasangan hidup atau anak dan cucu atau teman-teman seangkatan tanpa masalah kesehatan yang berarti. Ya memang, penuaan membuat fisik dan fungsi tubuh kian melemah sehingga manula rentan terhadap penyakit. Namun, jika diantisipasi sejak dini, sejak masih muda dan kuat, kita bisa meminimalisir kemungkinan menderita penyakit serius di kemudian hari. Termasuk Demensia.

Banyak yang mengira bahwa Demensia atau bahasa gampangnya kepikunan-tapi bukan kepikunan- sebagai efek normal dari proses penuaan. Padahal faktanya nggak kayak gitu. Demensia adalah suatu sindrom atau gangguan atau penyakit serius yang sebisanya dihindari banget untuk menyerang di hari tua. Soalnya Demensia bisa berisiko pada terjadinya penyakit atau gangguan-gangguan lain yang serius bila gak ditangani.



Oke, sekarang aku mau jelasin sedikit tentang apa itu Demensia. Jadi, menurut World Health Organization (WHO) di tahun 2021, Demensia merupakan sindrom-yang biasanya-bersifat kronik yang menyebabkan penurunan fungsi kognitif atau kemampuan untuk memproses pemikiran. Fungsi kognitif itu simpelnya berhubungan dengan memori atau daya ingat, kemampuan berpikir, menganalisa, kalkulasi, berbahasa, pemahaman terhadap suatu fenomena, dan kemampuan belajar.

Pendeknya, orang dengan Demensia akan mengalami penurunan bahkan gak bisa sama sekali terhadap kemampuan-kemampuan yang aku jabarin di atas. Efeknya, hal ini akan mengganggu sekali bagi kehidupan atau aktivitas sehari-hari dan sosial penderita. Sebagai contoh, orang dengan demensia akan memiliki daya ingat yang buruk sehingga ia sering lupa akan berbagai hal. Dalam beberapa kasus yang ringan, si penderita mulai mengalami disorientasi waktu kayak lupa hari, tanggal, dan bulan. Lupa apa aja yang baru ia lakukan.

Kalau gak ditangani, kadar kelupaan ini akan makin tinggi. Si penderita mulai sering menceritakan hal yang sama berulang-ulang dalam waktu yang amat dekat, soalnya dia lupa kalau dia udah pernah nyeritain itu. Dia lupa cara melakukan hal-hal sederhana bahkan hal yang biasa dia lakuin, kayak lupa cara membuka pintu, lupa cara menyetrika pakaian, lupa cara menyalakan televisi. Sampai ke yang paling memperihatinkan, yaitu lupa siapa keluarganya, siapa suami atau istrinya, alamat rumahnya, bahkan ia lupa namanya sendiri.

Separah itu, Kaskuser, dan kelupaan ini bikin si penderita rentan terkena masalah lain.

Almarhum kakek aku dulu sering banget hilang karena dia gak bisa dilarang jalan-jalan ke luar rumah, ngotot banget pengen keluar. Eh, sekalinya keluar rumah, beliau malah nyasar karena lupa jalan pulang. Ada juga dulu mendiang nenek tetangga, yang meninggal dunia karena menghirup asep gara-gara setrikaannya gosong. Karena Demensia, beliau jadi ga bisa memahami situasi-yang kalo sertrikaan gosong harus diapain- dan kalau asap udah menyebar harusnya gimana. Aturannya, kan, mendiang keluar dari ruangan itu karena pintunya ga ke kunci, atau teriak minta tolong. Namun mendiang cuma mondar-mandir panik di kamar sampe akhirnya pingsan, dan keluarganya nyadar pas asap udah mengepul banyak. Btw, aku tau gimana mendiang selama dalam kepulan asap itu, karena aku ikutan ngeliat rekaman CCTV tetangga beberapa hari setelah mendiang dimakamkan.

Jadi kita emang harus aware banget dengan gangguan yang satu ini dan membentengi diri sejak dini biar gak kena. Nah, dari hasil observasi yang udah aku lakuin ke lapangan waktu penelitian beberapa bulan lalu, aku bisa nyimpulin beberapa penyebab atau pemicu Demensia, antara lain:

- Hipertensi
- Stroke
- Cedera atau trauma kepala
- Merokok aktif dan pasif
- Obesitas
- Diabetes
- Penyakit arteri koroner
- Depresi
- Gangguan pola tidur
- Malnutrisi
- Kurangnya latihan otak atau malas berpikir, dalam hal ini juga disebutin kalo seseorang dengen pendidikan rendah juga berisiko terkena Demensia.

Selain penurunan daya ingat, beberapa tanda dan gejala lain yang mungkin muncul pada penderita Demensia adalah:

- Disorientasi waktu
- Gangguan bicara
- Mood atau emosi terganggu
- Halusinasi
- Ketergantungan dalam beraktivitas tinggi karena tidak cakap dalam melakukan apa pun
- Perubahan tingkah laku yang mendadak, kadang ceria, kadang mendadak menarik diri dari lingkungan

Lalu apa yang harus dilakukan agar kita terhindar dari Demensia? Tak lain dan tak bukan adalah dengan menjaga pola hidup sehat, rutin olahraga, dan rangsang otak untuk berpikir minimal dengan rutin membaca buku minimal 10 menit per hari. Menjalani hidup sehat memang terdengar sulit. Bukan aktivitasnya, tapi konsisten dalam pelaksanaannya. Soalnya banyak banget godaan yang bikin kita abai untuk ngelakuin pola hidup sehat. Tapi gapapa, Kaskuser. Pelan-pelan lakuin dari sekarang, hitung-hitung investasi untuk hari tua.

Terus, kalo udah terjangkit Demensia bisa sembuh nggak? Jawabannya, tidak atau belum ditemukan cara penyembuhannya. Yang baru diketahui cuma pencegahan dan peminimalisir gejalanya. Bisa dilakukan dengan pemberian obat-obatan medis seperti pemberian inhibitor kolinesterease dan antagonis reseptor N-methyl-D-aspartate, dan lain sebagainya. Namun yang sering dilakukan adalah penatalaksanaan non-farmakologis, seperti pelaksanaan terapi-terapi kognitif. Banyak banget terapi yang bisa dilakuin. Paling gampang adalah terapi kognitif kayak terapi kenangan, terapi seni, terapi musik, menggambar, mewarnai, bermain puzzle, orientasi realita, dan lain sebagainya.

Yang paling penting adalah, bahwa dalam menghadapi pasien Demensia, kita harus super sabar dan harus dalam pengawasan penuh. Soalnya bahaya banget kalo si penderita ditinggal-tinggal sendiri.

Jadi, itulah sedikit penjelasan aku tentang Demensia, Kaskuser. Semoga bermanfaat.



Sekian


Referensi:

A, Taufik. Isworo. A. Upoyo, dan AS. Nurina. 2021. Upaya Peningkatan Kualitas Hidup Lansia Melalui Gerakan Enam Pilar Menuju Masyarakat Bebas Demensia, Kelurahan Mersi Kecamatan Purwokerto Timur. Journal of Community Health Development2(2): 32-42

Barker, S. dan Michele Board. 2012. Dementia Care Nursing. Edisi 1. Sage Publications. Terjemahan Ristyastuti. I. 2019. Penanganan Demensia dalam Keperawatan. Yogyakarta: Rapha Publising

Muliani. 2019. Tinjauan Literatur: Penyakit Alzheimer. Fakultas Kedokteran Universitas Udayana. Bali.

Gambar:

Semua gambar atau foto diunduh secara gratis di Pixabay

emoticon-Malu

wawalangAvatar border
dumpsysAvatar border
gunturmustanirAvatar border
gunturmustanir dan 18 lainnya memberi reputasi
17
5.5K
73
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Health
Health
icon
24.6KThread9.8KAnggota
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.