Kendaraan melaju di sepanjang jalan selama badai debu parah di ibu kota Irak, Baghdad. (AFP)

Irak pada hari Minggu sekali lagi diselimuti lapisan oranye tebal karena mengalami serangkaian badai debu terbaru yang semakin sering terjadi.

Penerbangan dibatalkan karena visibilitas yang buruk di bandara yang melayani ibukota Baghdad dan kota suci Syiah Najaf, dengan fenomena yang diperkirakan akan berlanjut hingga Senin, menurut layanan cuaca.

"Penerbangan terganggu di bandara Baghdad dan Najaf karena badai debu," kata juru bicara otoritas penerbangan sipil, Jihad al-Diwan, kepada AFP.

Jarak pandang dikutip kurang dari 500 meter (550 yard), dengan penerbangan diperkirakan akan dilanjutkan setelah cuaca membaik.

Irak dihantam oleh serangkaian badai semacam itu pada bulan April, menghentikan penerbangan dan membuat puluhan orang dirawat di rumah sakit karena masalah pernapasan.

Amer al-Jabri, dari kantor meteorologi Irak, sebelumnya mengatakan kepada AFP bahwa fenomena cuaca diperkirakan akan menjadi semakin umum "karena kekeringan, penggurunan dan penurunan curah hujan."

Irak sangat rentan terhadap perubahan iklim, setelah menyaksikan rekor curah hujan rendah dan suhu tinggi dalam beberapa tahun terakhir.

Para ahli mengatakan faktor-faktor ini mengancam untuk membawa bencana sosial dan ekonomi di negara yang dilanda perang itu.

Pada bulan November, Bank Dunia memperingatkan bahwa Irak dapat mengalami penurunan sumber daya air sebesar 20 persen pada tahun 2050 karena perubahan iklim.

Pada awal April, pejabat kementerian lingkungan Issa al-Fayad telah memperingatkan bahwa Irak dapat menghadapi "272 hari debu" setahun dalam beberapa dekade mendatang, menurut kantor berita negara INA.

Kementerian mengatakan fenomena cuaca dapat dihadapi dengan "meningkatkan tutupan vegetasi dan menciptakan hutan yang bertindak sebagai penahan angin."

by. ALARABIYA NEWS