
Muncul Pakai Baret Hijau Bintang Empat, SBY Bicara Satuan Tempur Kebanggaan
Reporter : Tantiya Nimas Nuraini
Merdeka.com - Presiden ke-6 RI, Susilo Bambang Yudhoyono baru-baru ini membuat sebuah video. Penampilannya pun tidak biasa, SBY terlihat mengenakan seragam militer beserta baret hijau bintang empat.
Dalam video tersebut, SBY berbicara mengenai satuan tempur kebanggaan TNI. Lantas apa saja yang disampaikan SBY yang mengenakan baret hijau bintang empat dalam video tersebut?
Ucapkan Selamat Ulang Tahun
Batalyon Infanteri Raider Khusus 744/Satya Yudha Bhakti baru saja merayakan ulang tahunnya ke-44. Selaku sesepuh dan mantan komandan Batalyon, SBY turut serta memberikan ucapan selamat, baik itu kepada pimpinan, prajurit 744 hingga keluarga.
"Berkaitan dengan ulang tahun Batalyon Infanteri Raider Khusus 744/Satya Yudha Bhakti yang ke-44 selaku sesepuh dan mantan komandan Batalyon yang kita cintai dan banggakan ini, saya mengucapkan selamat kepada pimpinan dan segenap prajurit 744 beserta keluarga," kata Jenderal TNI (Purn.) Prof. Dr. H. Susilo Bambang Yudhoyono.
Satuan Tempur Kebanggaan TNI
Presiden ke-6 RI ini juga mengatakan untuk tetap mempertahankan reputasi serta keunggulan Batalyon 744. Khususnya sebagai satuan tempur yang handal dan menjadi kebanggaan Angkatan Darat ataupun TNI.
"Pertahankan reputasi dan keunggulan Batalyon 744 sebagai satuan tempur yang handal," ujarnya.
"Memiliki prestasi sejarah yang gemilang dan menjadi kebanggaan Angkatan Darat dan kebanggaan TNI," tambahnya.
SBY juga mengingatkan Batalyon 744 yang kini berada di garis depan dalam menjaga kedaulatan serta keutuhan NKRI. Jenderal TNI ini juga berharap dan mendoakan semua prajurit bisa menjalankan tugasnya dengan baik
"Kini Batalyon 744 berada di garis depan dalam menjaga kedaulatan dan keutuhan NKRI," papar SBY.
"Saya berharap dan ikut mendoakan agar tugas negara tersebut dapat dilaksanakan dengan baik. Sekali lagi selamat ulang tahun dan selamat bertugas. Dirgahayu Batalyon Infanteri Raider Khusus 744/Satya Yudha Bhakti," tutupnya.
https://www.google.com/amp/s/m.merde...ni.html?espv=1
Coment TS :
Yonif Raider Khusus 744 berada dibawah kendali Brigif 21/Komodo Kodam IX/Udayana. Di area Mako Yonif Raider Khusus 744/SYB saat ini telah berdiri aula serbaguna yang merupakan sumbangan mantan Presiden RI ini. di atas tanah seluas 700 meter persegi. Dilihat dari langit, pelataran Mako Yonif 744/SYB itu ditulisi 'Yonif 744 Samodok dimana SBY pernah menjadi komandan batalyon ini, dari 1986-1988.
Setelah Timtim lepas dari NKRI, Yonif 744 yang selalu mencatat prestasi gemilang dalam operasi penumpasan kelompok Gerakan Pengacau Keamanan (GPK) Timtim. Meski Korem 164/Wiradharma Timtim ikut dilikuidasi seiring dengan lepasnya Timtim dari NKRI, namun Yonif 744/Satya Yudha Bhakti tetap dipertahankan dan akhirnya menjadi bagian dari pasukan organik Korem 161/Wirasakti Kupang (kini bagian dari Brigif 21.
Yonif 744 sangat terkenal dikala itu, dengan komposisi personel yg 80 persen warga lokal sangat menyulitkan pasukan musuh, banyak keberhasilan yg mereka capai dari segi jumlah menewaskan musuh dan rampasan senjata. Menurut salah satu ex Danyonnya, Letjen Purn. Kiki, prajurit 744 terutama yg lokal punya insting alamiah yg susah didapatkan dalam pendidikan militer moderen. Insting itu mereka dapatkan dari kehidupan sehari hari yg menyatu dengan alam. Meskipun rata2 pendidikan mereka pada waktu itu sebatas SD bahkan banyak yg buta huruf namun kemahiran dalam pertempuran sangat hebat. Jika dalam posisi pengejaran dimana pasukan diharuskan bergerak cepat dalam hutan, mereka biasanya meninggalkan begitu saja ranselnya untuk memudahkan pergerakan. Meskipun begitu, ga pernah sekalipun terjadi kehilangan ransel bahkan dalam kegelapan malam sekalipun. Sejauh apapun pengejaran dilakukan, pasti mereka bisa ingat kembali dimana posisi ranselnya di dalam hutan yg gelap.
Ada satu kisah menarik,
Sebagai apresiasi komando tertinggi atas prestasi mereka pada waktu itu, mereka di kirim beberapa bulan ke Mako Kopassandha untuk digembleng dengan ilmu kemiliteran moderen. Namun rupanya ilmu yg mereka dapatkan di Pusdik Kopassandha secara perlahan menggerus insting alami yg mereka miliki. Pembacaan kompas, pengenalan peta membingungkan. Insting penjejakan, pengenalan suara hewan dan pembacaan jejak yg mereka miliki secara alami dari kecil luntur tergerus oleh ilmi kemiliteran moderen yg mereka dapatkan.