Sepakbola sudah menjadi olahraga terpopuler di dunia dalam beberapa puluh tahun terakhir, tak terhitung banyaknya klub-klub dari level profesional hingga amatir dari seluruh penjuru dunia yang berkecimpung di olahraga ini. Antusiasme yang amat tinggi terhadap olahraga ini bisa kita lihat pada ajang Liga lokal Indonesia, Liga-liga top Eropa, Liga Champions Eropa, Piala Eropa, Copa America, Piala Asia, & tentu saja Piala Dunia. Antusiasme ini melahirkan banyak kelompok-kelompok suporter yang setia mendukung klub kesayangannya dari skala kecil hingga besar, dari lokal hingga internasional.

Dari hal tersebut, lahirlah kultur ultras yang merupakan kultur suporter yang amat fanatik dalam mendukung klub jagoannya & sering menunjukkan kreatifitas melalui chants, banner, bendera, flare , & koreografi saat klub kesayangannya bertanding. Banyak klub-klub sepakbola yang memiliki kelompok suporter ultras tak terkecuali tim-tim besar Eropa yang bergelimang trofi & prestasi, berikut ane rangkum beberapa di antara nya.

Cikal bakal kelompok ultras dari klub raksasa Italia, AC Milan ini berawal dari kelompok suporter bernama Fossa dei Leoni pada tahun 1968, bersama beberapa kelompok ultras AC Milan lainnya seperti Brigatta Rossonere, Commandos Tigres, dll, kelompok ini membentuk suatu kesatuan ultras yang dikenal sebagai Curva Sud Milano yang menguasai area tribun selatan Stadion San Siro, Milan. Fossa dei Leoni sendiri bubar pada tahun 2005, namun terlahir kembali tak lama kemudian dengan nama Guerrieri Ultras.

Rival utama dari ultras ini adalah ultras Curva Nord 69 yang merupakan kelompok ultras fanatik rival sekota AC Milan yaitu Internazionale Milano. Saat Derby Della Madoninna berlangsung, dua kelompok ultras ini akan saling beradu koreografi saat pertandingan berjalan sambil menyanyikan chantsandalan masing-masing dari awal hingga pertandingan berakhir. Tidak hanya pada saat derby, Curva Sud Milano pun acapkali menunjukkan kreatifitas koreografi nya pada pertandingan-pertandingan lain AC Milan.