cangkir059Avatar border
TS
cangkir059
Pikiran, Sakit, Pekerjaan, dan Menyerah

Ilustrasi dari Pixabay


Awalnya, tak pernah terpikirkan oleh saya tentang sikapmu yang terlanjur menjauh. Apa ini hukuman karena saya selalu bersikap menyepelekan waktu? Pertanyaan itu pun menjadi sebuah candu yang terus berputar-putar di dalam kepala. Sampai, pertanyaan itu ingin keluar dan meloncat hingga menembus dalam dadamu agar bisa kau tahu.

Memang, saya menyadari bahwa cinta akan bisa mengakibatkan sakit dan bahagia. Kedua itu tak bisa dilepaskan dari yang namanya cinta. Sampai, saya sendiri merasakan apa yang terkandung dari cinta itu. Ya, kau telah pergi hingga menusuk sanubari dan saya pun merasakan sakit yang begitu dalam. Namun, mungkin banyak orang juga yang merasakan kebahagiaan karena cinta dan itu akan sangat indah dirasakan.

Malam ini, saya masih berada di depan laptop lalu secangkir kopi pun tak mengeluarkan uap lagi. Ya, untung saja kopi itu tinggal sedikit lagi. Namun, pekerjaan terus menyerang hingga saya merasa letih untuk bisa melawannya. Apa saya harus mengalah saja? Kadang, pikiran itu pun muncul ke permukaan seperti sedang membujuk saya.

Hadeuhh, kata saya yang kemudian tangan ini menggaruk-garuk kepala. Saya benar-benar pusing dengan pekerjaan yang tak pernah selesai ini. Mungkin, ini bisa dikatakan sejarah buat saya karena harus selalu bekerja bagaikan robot. Ya, robot ataupun bisa dibilang juga seperti Transformers yang kuat dan tak pernah lelah.

Pikiran pun melayang-layang di udara hingga menembus atap rumah dan beterbangan di langit yang sudah berwarna hitam. Namun, sangat terlihat pikiran itu menyukainya karena rembulan yang cantik Itu berhasil meneranginya. Sampai, pikiran-pikiran itu sangat nyaman untuk mencari dirimu. Ya, dirimu yang entah pergi ke mana? Sampai, pikiran-pikiran itu pun kelelahan dan kembali lagi hingga terjatuh ke dalam secangkir kopi yang tinggal setengah.

Tertulis di layar laptop bahwa jaringan internet sedang eror. Ah, sial! Kata saya sambil menonjok angin. Namun, cecak yang melihat itu semua malah terlihat ketakutan. Sampai, saya mengerutkan dahi ketika cecak itu berlari kocar-kacir menabrak lemari lalu kursi dan lari ke luar kamar. Saya pun menggelengkan kepala.

Masih di sini, saya melihat banyak kenangan yang menempel di tembok. Ya, kenangan itu berupa foto kau yang begitu cantik dengan berbagai gaya. Uh, saya jadi rindu. Namun, semua itu hanya dipendam saja di dalam hati karena sudah tak mungkin lagi bisa bertemu.

Hmmm. Pikiran yang tadi terjatuh ke dalam secangkir kopi itu malah tenggelam dan sudah sangat kotor. Saya benar-benar tak bisa apa-apa! Untuk menyelamatkan pikiran saja, saya tak bisa. Nah, apalagi menyelamatkan yang lainnya?

Pekerjaan ini pun malah terbengkalai karena pikiran itu sudah tenggelam jadi sangat sulit untuk menyelesaikannya. Saya berdiri di depan jendela lalu kedua bola mata pun menyapu ke setiap inci luar rumah. Hmmm. Indahnya, kata saya ketika melihat cahaya yang berlalu-lalang di jalanan.

Kemudian, saya pun pasrah dan legowo kalau pekerjaan ini berhasil memenangkan pertarungan. Saya akan legowo. Namun, saya pun bisa saja untuk menyerang lagi di waktu yang akan datang tanpa ampun.

Sekarang, saya pun menyerah hingga kalah telak oleh pekerjaan. Sampai, saya memutuskan untuk berjalan ke kasur lalu istirahat untuk memulihkan sakit yang begitu dalam ini.[]

2021
Cangkir Kopi
bukhoriganAvatar border
zerauwAvatar border
zerauw dan bukhorigan memberi reputasi
2
612
4
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
Stories from the Heart
icon
31.4KThread41.3KAnggota
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.