ashibnuAvatar border
TS
ashibnu
Arung Jeram Sungai, Mimpi Buruk di Dreamworld Park

Pada tanggal 25 Oktober 2016, di taman hiburan Dreamworld, Australia, wahana arung jeram sungai tidak berfungsi dengan baik. Kegagalan pompa air memicu kecelakaan mematikan yang merenggut empat nyawa pengunjung, kecelakaan yang terjadi, menurut penyelidikan sebenarnya dapat dicegah. Dreamworld dibuka pada tahun 1981 dengan koleksi wahana atraksi yang sederhana. Termasuk di dalamnya teater IMAX, minatur kereta api dan naik mobil antik.

Romasanta, Kasus Lycanthropi Pertama Dalam Sejarah

Selama beberapa dekade berikutnya Dreamworld berkembang dengan pesat, menambah beberapa wahana baru termasuk rollercoaster, taman margasatwa dan banyak wahana lainnya. Taman hiburan itu dikembangkan dengan tema yang berbeda dari yang lain. Dreamworks menampilkan beberapa wahana yang terkait dengan film-film Dreamworks yang populer seperti Kung Fu Panda dan Madagaskar.

Ada wahana The Town of Gold Rush yang bertema pencarian emas di Australia pada tahun 1800an. Wahana The Thunder River Rapids adalah salah satu atraksi utama yang dibuka pada tahun 1986. Wahana tersebut mungkin sudah tidak asing lagi bagi para pengunjung taman hiburan, karena wahana tersebut menyajikan atraksi arung jeram sungai yang sama seperti di taman hiburan lainnya. Banyak wahana sejenis di taman hiburan lain yang dirancang dan dibangun oleh Intamin, perusahaan desain dan manufaktur wahana yang terkenal dan bereputasi baik. Namun wahana arung jeram sungai di Dreamworld, Australia dibangun dengan khusus oleh pengelola taman itu sendiri.


Untuk merasakan sensasi wahana The Thunder River Rapids pengunjung menaiki rakit ban yang berbentuk bulat, berisi enam orang yang dijalankan dari platform stasiun yang terus berputar, memungkinkan naik dengan mudah tanpa rakit ban harus berhenti dulu. Setelah rakit siap kemudian diberangkatkan, setiap rakit akan berjalan dengan kecepatan sedang di sepanjang aliran air yang mencakup terowongan dan beberapa bagian simulasi jeram dalam. Aliran air yang bermula dari lokasi tinggi turun ke area bawah yang lebih landai. Hal tersebut menyebabkan rakit ban dapat berjalan sendiri tanpa harus adanya sistem penggerak di atas rakit.

Pada akhir perjalanan, rakit ban akan otomatis diangkat kembali ke platform stasiun sebelum dapat digunakan lagi oleh pengunjung lain yang sudah menunggu. Di Dreamworld, mesin pemindah rakit ban otomatis yang berjalan dari bawah ke atas dilakukan dengan menggunakan rel yang bergerak. Rakit akan diangkut secara otomatis ke atas dengan para pengunjung yang masih berada di atasnya. Ketika mencapai puncak dan kembali ke platform stasiun, para pengunjung akan turun ke peron stasiun yang berputar. Sama seperti rakit yang diangkat kembali ke stasiun, demikian pula sistem itu digunakan untuk memompa air ke atas dengan dua pompa air yang kuat.


Pada tanggal 25 Oktober 2016 salah satu pompa mengalami masalah, yang menyebabkan ketinggian air menurun dan mengakibatkan rakit yang baru saja mencapai bagian atas tersendat di rel. Tidak ada cukup air di saluran untuk membawa rakit mengalir, oleh karena itu terjadi kemacetan di dekat platform stasiun. Namun ban pembawa rakit dari bawah berjalan dan terus bergerak, membawa rakit lain. Rakit dari bawah datang dengan masih ada enam pengunjung di atasnya, terjadilah tabrakan dengan rakit lain yang menyebabkan keduanya saling berbenturan. Rakit yang kosong jatuh kembali ke posisi horizontal, sedangkan rakit berpenumpang jatuh dalam posisi vertikal. Empat pengunjung yang berada di atas rakit ban terlempar keluar dan masuk ke mesin rel berjalan. Mesin pemindah ban, pada saat itu masih terus bergerak.

Posisi korban yang terjatuh dari rakit berada di rel berjalan, kemudian jatuh melalui celah rel dan terperangkap di mesin di bawahnya, empat pengujung tewas seketika. Ada dua orang pengunjung yang selamat dari kejadian itu, keduanya adalah anak-anak. Mereka mampu berpegangan pada rakit bahkan dalam posisi vertikal, kemudian memanjat ke tempat yang aman setelah mesin pemindah ban berhenti.


Para pengunjung lain segera dievakuasi dan taman ditutup untuk pengamanan. Bahkan setelah semua air terkuras habis dari wahana, butuh waktu hingga keesokan paginya untuk bisa mengambil mayat-mayat tersebut. Proses pengambilan mayat berjalan dengan dramatis sehingga beberapa paramedis yang terlibat memerlukan konseling setelah semuanya selesai. Taman hiburan ditutup selama sebulan, baik untuk menghormati korban meninggal dan untuk melakukan penyelidikan. Hasil penyelidikan memakan waktu beberapa tahun untuk dirilis, tetapi ketika mereka menyelesaikannya, hasilnya tidak sesuai dengan harapan.

Ada banyak kesalahan dari pihak pengelola taman. Fitur keselamatan dasar belum diterapkan dengan benar pada wahana tersebut. Wahana tersebut juga dibangun dengan biaya yang murah. Tidak ada indikator ketinggian air, tidak ada pengamatan risiko, sementara pengamatan risiko diserahkan kepada staf wahana yang tidak satu pun dari mereka terlatih sebagai insinyur. Staf pemeliharaan tidak mengetahui lokasi tombol pemberhentian darurat di ruang kendali utama dan tidak pernah mengujinya.


Perbaikan fitur keselamatan diabaikan karena masalah anggaran, catatan laporan wahan juga buruk, wahana tersebut dinyatakan benar-benar tidak aman dan disimpulkan bahwa semuanya terjadi akibat sistem yang buruk. Masalah tersebut hanya ditujukan secara khusus untuk wahana Thunder River Rapids. Wahana sejenis ini, jika dikelola dengan baik dan dinilai risikonya, maka sangat aman bagi para pengunjung.

Dreamworld bekerja sama sepenuhnya dengan penyelidikan dan ketika dakwaan akhirnya dijatuhkan terhadap mereka di bawah Undang-Undang Kesehatan dan Keselamatan Kerja pada Juli 2020, mereka mengaku telah bersalah. Perusahaan induk taman hiburan, Ardent Leisure, diharuskan membayar denda sebesar $3,6 juta, denda terbesar yang pernah diberikan untuk tragedi tempat kerja di Queensland, Australia. Wahana itu sendiri kemudian dihancurkan pada November 2016 dan Dreamworld berencana untuk membangun taman peringatan.


Pengelola taman mengundang keluarga korban untuk terlibat dalam desain tugu peringatan. Sebuah tawaran yang membuat marah keluarga korban, karena mereka masih menunggu kompensasi yang belum diberikan oleh pengelola taman. Para korban termasuk Kate Goodchild, yang menaiki wahana itu bersama putrinya yang berusia 12 tahun, saudara laki-lakinya Luke Dorsett dan pasangannya Roozbeh Araghi. Putri Kate adalah satu-satunya yang berhasil selamat. Korban lainnya adalah Cindy Low, putranya yang berusia sepuluh tahun adalah satu-satunya yang selamat dari kecelakaan tersebut.


Semua korban pada waktu itu sedang menikmati masa liburan mereka. Mereka mengunjungi Dreamworld untuk merasakan wahana dan rollercoasternya, yang sepenuhnya percaya bahwa semua wahana tersebut aman. Hal tersebut masuk akal, karena standar peraturan yang ada memastikan bahwa wahana taman hiburan memang haruslah aman. Namun, insiden di Dreamworld yang merenggut nyawa itu, menunjukkan bahwa standar tersebut hanya dapat berfungsi jika pengelola dan operator taman benar-benar menerapkannya dengan baik. Dreamworld merombak prosedur keamanannya di seluruh taman dan dibuka kembali sebulan setelah tragedi itu. Taman hiburan Dreamworld, Australia masih terus beroperasi sampai sekarang.


KOLEKSI THREAD MENARIK

Quote:
Diubah oleh ashibnu 13-01-2022 03:10
banditos69Avatar border
zeze6986Avatar border
chaoshary20Avatar border
chaoshary20 dan 19 lainnya memberi reputasi
20
7.5K
40
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
The Lounge
The Lounge
icon
922.6KThread81.9KAnggota
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.