• Beranda
  • ...
  • The Lounge
  • Pelecehan Seksual Sudah Ada di Kampus Zaman Old, Korban Bungkam Karena Alasan Ini

KokonataAvatar border
TS
Kokonata
Pelecehan Seksual Sudah Ada di Kampus Zaman Old, Korban Bungkam Karena Alasan Ini

Seorang teman seangkatan kuliah awal tahun 2000-an mengomentari maraknya pelecehan seksual oleh dosen di kampus X. “Perasaan zaman kuliah dulu, nggak ada dosen kecentilan, deh…”Dia menyertakan tangkapan layar berita pelecahan tersebut di akun media sosialnya.

Beberapa teman lain mengomentari bahwa dia salah. Kuliah zaman old juga ada beberapa kasus pelecehan oleh dosen. “Dulu juga ada, tapi tidak diviralkan. Berarti kamu nggak tahu ya, cerita angkatan-angkatan kita…”
 
Saya turut membenarkan komentar teman yang kedua itu. Sejak dulu sudah ada kasus pelecehan dosen kepada mahasisiwi. Namun hanya jadi gosip atau kasak-kusuk di kalangan mahasiswa dan mahasisiwi. Tidak sampai tersebar di media massa.
 
Sebelum Media Sosial Marak
 
Bukan rahasia lagi, di kampus-kampus ada saja dosen yang suka dengan mahasiswi cantik. Perlakuannya dengan si cantik ini beda sekali dengan perlakuan kepada mahasiswa lainnya. Bahkan tanpa usaha belajar matian-matian si cantik bisa mendapat nilai A. Cukup bikin si dosen ini senang aja.
 
Soal bikin senang inilah yang jadi masalah. Ada dosen yang bisa dibuat senang cukup dengan senyuman atau tutur kata lembut dan sopan. Namun ada juga dosen yang minta lebih dari sekadar senyum. Misalnya… duh ngenes nih kalau mau dibahas. Pokoknya seputar urusan bawah perut.
 
Hanya saja, di era sebelum tahun 2000 itu, kasus pelecahan jarang terungkap. Kalaupun mau diungkap, ada potensi korban malah jadi tersangka. Mahasisiwi yang menjadi korban pelecehan bisa dituduh kegatelan, penggoda, dan lainnya.
 
Terlebih jika si dosen sudah punya nama besar di kampus. Si dosen cenderung lebih dipercaya daripada mahasiswi yang bukan siapa-siapa. Maka dari itu, korban cenderung tutup mulut daripada berkoar-koar malah jadi tersangka.
 

Zaman Now Bisa Teriak di Media Sosial
 
Saat ini kita berada di era media sosial. Orang bisa mengungkapkan apa saja dengan nama asli atau anonim. Termasuk soal pelecehan seksual. Perhatian dan pengusutan bisa diperolehnya asalkan mau membuka diri dan membicarakan kasusnya. Bantuan akan berdatangan baik secara personal maupun dari lembaga bantuan psikologi, hukum, dan lainnya.
 
Lihat saja kasus MS yang mendapatkan pelecehan dari rekan-rekan kerjanya di KPI. Begitu mengirimkan surat terbuka melalui Whatsapp kepada wartawan, yang kemudian bocor ke media sosial, kasusnya langsung viral. Apalagi tempat terjadinya pelecehan adalah KPI yang sering  melakukan sensor konten asusila di televisi.
 

Maka para korban pelecehan seksual di kampus-kampus saat ini tiada kendala eksternal lagi untuk melaporkan kasusnya. Kendalanya balik ke internal, diri sendiri. Siapkah terkenal? Menjadi sorotan, mendapat dukungan sekaligus hateryang besar kemungkinan berasal dari lingkungan terdekat korban?
 
Mungkin tindakan pertama yang bijak adalah mengadukan kasus ke psikolog dan pakar hukum dulu. Bukan langsung menyebarkan di media sosial. Atasi kendala dalam diri dulu. Sebab hidup korban tak akan sama lagi setelah kasus diungkap dan banyak nama orang besar yang terseret sebagai pelakunya.
 
Sumber: pengalaman dan pengamatan pribadi
Foto dari Freepik.com




emoticon-Shakehand2

emoticon-Hansip



Boleh Baca Juga






meooongAvatar border
AraminaAvatar border
knightaddeAvatar border
knightadde dan 16 lainnya memberi reputasi
15
6.6K
71
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
The Lounge
The Lounge
icon
922.6KThread81.9KAnggota
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.