Setelah melihat dan mendengar berita tentang mahasiswa yang protes kepada Dedi Mulyadi ketika membersihkan pasar dengan terus mengulangi kata "Artinya" disetiap memulai berargumen. Kesimpulan dari kejadian ini adalah :
Mahasiswa itu berargumen bahwa hanya pihak yang memiliki kewenangan atau kompetensi saja yang seharusnya turun tangan seperti ini baik dengan membersihkan,merapihkan,menertibkan lingkungan pasar rebo itu. Sedangkan Dedi mulyadi berargumen bahwa seluruh warga negara memiliki kewenangan dan kompetensi untuk melakukan hal seperti itu. Namun MUNGKIN maksud dari mahasiswa tersebut dengan posisi Dedi Mulyadi sebagai petinggi atau komisi DPR 4 lebih baik membuat peraturan ataupun kebijakan  yang lebih efektif agar tata kelola termasuk dinas dinas yang menaunginya, pelaksanaan teknis nya dan lingkungan pasar tidak berantakan. Biarkan petugas kebersihan yang turun ke lapangan karena disatu sisi sebagian orang memiliki stereotipe ketika petinggi turun ke lapangan turut membantu hal itu dikatakan sebagai " pencitraan" padahal maksudnya baik ingin ikut terjun langsung melihat kondisi realnya sehingga pendekatan terhadap masyarakat pun ikut terjalin.
Jadi, mungkin hanya cara penyampaiannya mahasiswa itu saja yang kurang tepat bagaimana maksudnya sehingga terjadi sedikit ketegangan diantara ke 2 nya, sebaiknya juga sebelum mengkritik kita perlu mengumpulkan informasi informasi dikaji lebih dalam yang terkait dengan hal tersebut seperti yang dikatakan kang Dedi bahwa " Tidak ada kewenangan dinas lingkungan hidup mengatur sampah sampai desa" hal ini membuat keduanya akhirnya tidak menemukan titik temunya.