truthmediaAvatar border
TS
truthmedia
Banyak Negara Melaporkan Kasus Omicron, WHO : Omicron Bisa Melonjakkan Jumlah infeksi

Logo WHO di kantor pusat mereka di Jenewa pada 24 Februari 2020. (Fabrice Coffrini / AFP via Getty Images)


LI LAN

Omicron, varian baru dari virus komunis Tiongkok (COVID-19) sedang menyebar luas, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) minggu lalu mendefinisikannya sebagai “varian yang menjadi perhatian”.

Pada Senin (29/11) makin banyak negara yang melaporkan kasus infeksi oleh varian baru ini di negaranya. Presiden AS Biden menyatakan bahwa saat ini belum ada lagi pembatasan perjalanan yang diberlakukan, juga tidak mempertimbangkan adanya blokade lebih lanjut.

Varian baru virus komunis Tiongkok Omicron yang pertama kali ditemukan di bagian selatan Afrika kini terus menyebar di Benua Eropa. Walaupun demikian, Belanda mencatatkan temuan virus tersebut sebelum Afsel mengumumkannya.

Pada Senin (29/11), Otoritas Kesehatan Portugal mengkonfirmasi bahwa 13 orang di klub sepakbola Belenenses terinfeksi varian Omicron. Padahal sebagian besar dari mereka telah divaksinasi. Pihak berwenang sedang menyelidiki bagaimana penyebaran dari strain baru itu di sana.

Pada hari yang sama, Spanyol juga mengkonfirmasi terjadinya kasus pertama infeksi oleh strain baru ini.

Kanada pada 28 November memberitakan kasus pertama 2 orang yang terinfeksi varian virus Omicron di negaranya yang tinggal di Kota Ottawa dan baru kembali dari Nigeria.

Sementara itu, Presiden AS Joe Biden mengatakan : “Kami akan menggunakan tindakan ilmiah untuk melawan varian ini”.

Pada 29 November, pembatasan perjalanan terhadap 8 negara Afrika efektif berlaku. Biden mengadakan konferensi pers pertama tentang varian jenis baru ini.

“Kita butuh beberapa minggu untuk mengetahui semua informasi tentang seberapa kuat vaksin yang ada untuk melindungi orang terinfeksi oleh varian baru ini”, kata Joe Biden.

Meskipun para ahli di seluruh dunia memiliki pengetahuan yang sangat terbatas mengenai virus varian baru ini, dan belum ada kesimpulan tentang apakah perlu untuk meningkatkan vaksin yang ada, namun di bawah saran Kepala Penasihat Medis Gedung Putih Anthony Fauci, Biden mendesak lebih banyak warga Amerika Serikat untuk melaksanakan vaksinasi, termasuk suntikan booster.

Reuters melaporkan bahwa, beberapa ahli penyakit yang diwawancarai mengatakan bahwa sudah ada alasan yang cukup untuk dipercaya, bahwa varian jenis baru ini mampu mengurangi efektivitas vaksin yang ada.

Selain itu, Biden mengatakan bahwa saat ini tidak mempertimbangkan untuk memberlakukan pemblokiran lagi.

Ketika wartawan menanyakan apakah akan ada lebih banyak pembatasan perjalanan di hari-hari Natal dan Tahun Baru, Biden mengatakan bahwa belum ada petunjuk untuk itu, tetapi tidak mengesampingkan peraturan baru yang tergantung situasi dan kondisi.

Londoner mengatakan : “Saya berharap perayaan Natal tidak sampai ditiadakan”.

Londoner menambahkan : “Saya benar-benar tidak peduli apa yang dikatakan pemerintah, Natal sudah hampir tiba. Saya pikir kita sudah cukup menderita sekarang”.

Inggris mengumumkan serangkaian tindakan setelah ditemukannya varian baru di negaranya, tindakan itu termasuk memperluas cakupan booster vaksin ke semua orang dewasa, yaitu populasi berusia 18 hingga 39 tahun juga termasuk dalam program injeksi ketiga.

Saat ini, setidaknya 11 orang telah didiagnosis terinfeksi varian Omicron di Inggris.

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) memperingatkan pada Senin 29 November, bahwa Omicron memiliki risiko yang sangat tinggi untuk menyebar secara global. Selain itu, menyebabkan lonjakan jumlah infeksi, tentunya dapat membawa konsekuensi yang tidak ringan bagi beberapa daerah. (ET/hui/sun)

Sumber lain click di sini.
0
563
11
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Berita Luar Negeri
Berita Luar Negeri
icon
78.8KThread10.5KAnggota
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.