si.matamalaikatAvatar border
TS
si.matamalaikat
Australia Ucapkan Selamat Tinggal Kepada F/A-18A/B Classic Hornet
Angkatan Udara Australai (Royal Australian Air Force/RAAF) akhirnya secara resmi menghentikan operasional F/A-18A/B Hornet, varian awal dari F/A-18 ini sering disebut sebagai "Classic Hornet."Mengutip artikel ABC.net, armada Classic Hornet milik RAAF melakukan penerbangan terakhirnya pada hari Senin (29/11/2021). Prosesi pelepasan pesawat twin engine tersebut dilakukan di Pangkalan Udara Williamtown, di mana F/A-18A/B Hornet melakukan penerbangan terakhir dan yang mendarat di pangkalan udara tersebut pada pukul 15.00 waktu setempat.

RAAF mengoperasikan F/A-18A/B Hornet dengan jumlah 75 unit dan dioperasikan oleh dua skadron, yakni Skadron 75 di Pangkalan Udara Tindal dan Skadron 77 di Pangkalan Udara Williamtown. Selama 37 tahun pengabdiannya, total armada Classic Hornet telah menorehkan 408.000 jam terbang. Pembelian Hornet oleh Australia waktu itu merupakan sebuah lompatan yang besar, karena mereka menjadi negara pertama pengguna Hornet di luar AS.

Dua pesawat tempur pertama dikirim non-stop dari California ke Williamtown pada Mei 1985, setelah penerbangan 15 jam dan menempuh jarak lebih dari 12.000 kilometer. Setiap Hornet diisi bahan bakar 13 kali sepanjang penerbangan dengan pesawat tanker Angkatan Udara AS. Di bawah kontrak senilai US$ 2,788 miliar, Australia mengakuisisi 57 unit F/A-18A kursi tunggal dan 18 unit F/A-18B kursi ganda. Sebagian dari pesawat Classic Hornet itu kemudian dirakit secara lokal oleh Pabrik Pesawat Pemerintah di Avalon, selatan Melbourne. Hornet kemudin memasuki layanan RAAF pada 1986.


Quote:



Sejak memasuki layanan RAAF pada 1986, armada Hornet telah dikerahkan pada sejumlah operasi militer, terutama misi yang dipimpin NATO setelah serangan teroris 9/11 di AS. Misi itu termasuk menjaga pangkalan udara AS di Diego Garcia, tempat di mana operasi ke Afghanistan diluncurkan. Selain itu Hornet juga dikerahakan ke Irak, di mana ia menyerang target musuh dan memberikan perlindungan udara untuk pasukan SAS Inggris.

Sementara itu, Kepala Staf RAAF Marsekal Udara Mel Hupfeld, mengatakan bahwa, Hornet akan menjadi bagian penting dari sejarah penerbangan Australia. “Sangat tepat bahwa di tahun keseratus Angkatan Udara kita mengucapkan selamat tinggal pada Classic Hornet, sebuah jet tempur yang telah menjadi bagian integral dari kemampuan pertahanan Australia selama lebih dari tiga dekade,”katanya.

Marsekal Udara Hupfeld secara pribadi telah memimpin kontingen 14 Hornet dan personel dari Skadron 75, yang dikerahkan ke Irak di bawah Operasi Falconer pada Februari 2013. Untuk kedepannya armada Hornet RAAF akan digantikan oleh pesawat F-35A buatan Lockheed Martin. Di mana saat ini RAAF telah menerima 44 unit F-35A dari total 72 unit yang dipesan. Secara keseluruhan, seluruh armada F-35A pesanan Australia akan beroperasi penuh pada tahun 2024. Para mantan kru darat dan pilot Hornet sekarang dialihkan ke F/A-18F Super Hornet dan F-35A.


Quote:



Pada awal tahun 2020, sekitar 46 unit F/A-18A/B Hornet Australia dijual dan dipindahkan ke basis barunya di Illinois, AS. Sebuah perusahaan swasta membeli pesawat tersebut dan akan menggunakan Classic Hornet sebagai pesawat aggressor “Red Air” untuk latihan pertempuran bagi para pilot AU AS (USAF). Sementara itu 8 pesawat tetap berada di Australia untuk dijadikan pajangan di Fighter World museum yang ada di Williamtown.

Sebelum memesan F-35A, Negeri Kanguru dikenal sebagai loyalis sejati F/A-1. Selain mengoperasikan varian awal dari pesawat ini, RAAF juga memiliki dan mengoperasikan 24 unit F/A-18F Super Hornet yang ditempatkan di Skadron 1 di Pangkalan Udara Amberley. RAAF juga memiliki varian EA-18G Growler, yakni varian Super Hornet yang punya peran untuk misi peperangan elektronika. RAAF total mengoperasikan 11 unit EA-18G Growler yang juga bermarkas di Amberley.

Classic Hornet milik Australia sendiri juga punya kenangan di Indonesia, mungkin agan yang tumbuh di era atau 90-an akhir masih ingat ketika F/A-18 RAAF dikerahkan untuk mendukung misi INTERFET di Timor Timur pada tahun 1999. Dan pada 16 September 1999 di langit Nusa Tenggara Timur dua pesawat tempur asing nyaris te3libay dog fightdi udara denga Hawk 209 TNI AU, diduga dua pesawat itu adalah F/A-18A/B Hornet Australia.

Sayangnya dua pesawat itu keburu kabur dalam insiden itu, padahal satu dari kedua pesawat telah terkunci dalam TD Box (penunjuk posisi target). Artinya pilot TNI AU tinggal menunggu perintah, maka rudal AIM-9 P-4 Sidewinder akan melesat mengejar target, tapi komando dari bawah waktu itu hanya memerintahkan begini: "bayang-bayangi dan indentifikasi."




Referensi Tulisan: ABC.net& Australian Aviation
Sumber Foto: sudah tertera di atas
black.roboAvatar border
banditos69Avatar border
dieq41Avatar border
dieq41 dan 6 lainnya memberi reputasi
7
2.7K
33
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Militer dan Kepolisian
Militer dan Kepolisian
icon
2.2KThread2.1KAnggota
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.