elifianitaAvatar border
TS
elifianita
TERNYATA GA SEMUA CEWEK PMS !!!


Hi guys, di sini aku mau sharing sedikit nih tentang pengalaman yang kualami hari ini yang ternyata baru kusadari.

Pasti banyak di antara kalian yang menganggap bahwa ketika perempuan marah-marah atau moody berarti dia lagi PMS. Kalian salah besar loh, FAKTAnya ga semua perempuan yang sedang marah-marah atau moody berarti sedang mengalami PMS (Sindrom Pramenstruasi).

Banyak anggapan yang menunjukkan bahwa menstruasi merupakan penyebab perempuan mengalami moody. Kita semua cenderung melupakan faktor psikis dan lebih menyalahkan faktor hormonal atau PMS yang menciptakan stereotip bahwa perempuan yang galak atau moody sudah pasti lagi PMS.

Perempuan terlanjur dicap sebagai makhluk yang emosional. Padahal bisa saja mereka sedang mendapatkan banyak tekanan dan tanggung jawab yang besar yang membuat mereka mengalami beberapa gangguan mental seperti kecemasan, depresi, dan stress.

Bukan hanya pria yang meyakini hal ini, bahkan sikap perempuan terhadap stereotipe ini turut melanggengkan PMS.

Mereka lebih memercayai stereotipe budaya alih-alih yang mereka alami dan rasakan. Padahal nyatanya moody pada perempuan menjelang menstruasi lebih mungkin terjadi karena mereka percaya bahwa PMS benar-benar dahsyat pengaruhnya pada diri mereka. Demikian juga laki-laki yang menganggap bahwa perempuan yang PMS merupakan sesuatu yang buruk dan berdampak negatif pada mereka.

Hal ini didasarkan pada penelitian asisten professor di Departmen Psikologi, Stony Brook University, New York, Robyn Stein DeLuca dalam bukuThe Hormone Myth: How Junk Science, Gender Politics and Lies about PMS Keep Women Down (2017) yang menyatakan bahwa stereotipe efek-efek PMS telah dilebih-lebihkan lewat media dan komunitas Kesehatan. Sehingga membuat stereotype PMS melekat kuat pada benak perempuan.

Padahal berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Sarah Romans,dkk dari 41 hasil studi yang dikumpulkan dan dianalisis hanya terdapat 14% dari total responden yang moody ketika PMS, 38% nya moody pas ga lagi PMS dan yang paling tinggi adalah 40% responden tidak terpengaruh dengan periode PMS. Hal ini berarti anggapan kalau perempuan yang moody itu lagi PMS adalah tidak sepenuhnya benar.

Sebab perempuan dapat dikatakan PMS jika gejala-gejala PMS muncul sebelum menstruasi secara rutin. Jadi kalau perempuan lagi ga mens, lagi ga dalam pengaruh obat-obatan, alcohol, atau kondisi medis lain yang memengaruhi mood dan fisik perempuan. Maka kita ga bisa menebut mereka lagi PMS.

Gejala-gejala PMS tersebut dapat berupa tanda dan gejala emosional dan perilaku (ketegangan atau kecemasan, mood yang tertekan, mudah menangis, moody dan lekas marah, perubahan nafsu makan, mengidam makanan, kesulitan tertidur/insomdia, penarikan sosial, konsentrasi buruk, dan perubahan libido),

Sedangkan tanda dan gejala fisik(nyeri sendi atau otot, sakit kepala, kelelahan, penambahan berat badan, perut kembung, nyeri payudara, jerawat, dan diare).

Bukan hanya tanda dan gejala negative saja yang dialami perempuan ketika menstruasi. Siklus menstruasi yang dialami perempuan dapat memengaruhi otak perempuan menjadi lebih baik. Penelitian tentang siklus menstruasi telah dilakukan sejak 1930-an dan sangat popular. Namun hasil yang menarik justru muncul ketika mencoba menganalisis perbedaan pria dan wanita dan mengapa dari desain otak mereka.

Perempuan memiliki kemampuan lebih baik dalam keterampilan sosial,keterampilan komunikasi, empati dan teori pikiran yang lebih baik, bisa berbicara lebih cepat, lebih fasih secara verbal dan jago mengeja.

Ketika menstruasi, perempuan melepaskan hormone estrogen dan progesterone. Pada saat itu kemampuan spasial perempuan memburuk. Jika ada stereotip bahwa cewek nggak jago nyetir atau cewek ga bisa baca google map, itu ga semuanya benar. Pada dasarnya kemampuan spasial mereka baik, namun ketika hormone estrogen dan progesterone meningkat maka kemampuan spasial mereka menurun.

Disisi lain kemampuan mereka untuk mengingat meningkat, terutama kemampuan mengingat kata. Itulah sebabnya kemampuan komunikasi mereka baik. Sebab meningkatnya hormone estrogen memengaruhi dua wilayah yang berdekatan yang terlibat dalam respons perilaku dan emosional yaitu hippocampus yang bertugas menyimpan ingatan dan amygdala yang membantu kita memproses emosi.

Amigdala merupakan bagian dalam anatomi otak yang berhubungan dengan proses emosi, perilaku, dan memori. Salah satu fungsi amigdala yang paling terkenal adalah sebagai pengatur respon terhadap ancaman (fight-or-flight response). Respon ini membantu seseorang bertindak dalam situasi yang mengancam dan penuh tekanan (stress). Amigdala dapat mengolah rasa takut dengan baik.

Namun jika amigdala ini terganggu atau mengalami kerusakan, maka seseorang tidak akan merasakan ketakutan dan bisa saja merespon rasa takut secara berlebihan. Namun jika amigdala ini terganggu atau mengalami kerusakan, maka seseorang tidak akan merasakan ketakutan dan bisa saja merespon rasa takut secara berlebihan yang bisa menimbulkan berbagai gangguan mental yang telah disebutkan tadi. Jadi ga cuman karena menstruasi, tetapi karena gangguan psikis yang cukup berat yang mengakibatkan amigdala ini menjadi rusak sehingga perempuan mengalami moody.

Jadi kesimpulannya moody bukan karena PMS, tapi karena cara berpikir kita yang berbeda. Laki-laki cenderung menyelesaikan masalah dengan menggunakan otak kiri. Sedangkan perempuan menggunakan keduanya yaitu otak kiri dan otak kanan untuk menyelesaikan masalah secara holistik.

Bukan perempuan yang tidak bisa menjadi pemimpin dengan baik. Namun anggapan masyarakat dan penerimaan terhadap pemimpin perempuan yang masih belum baik. Masyarakat terbiasa dengan pemimpin lelaki yang otoriter. Sedangkan perempuan memimpin dengan demokratis. Jadi ya mana nyambung haha….



Daftar Bacaan

Fadila, I. 2021. Mengenal Amigdala, Bagian Kecil Otak yang Berperan dalam Rasa Takut. Dari hellosehat.com. Diakses pada 27 November 2021.

Gorvett, Z. 2018. Siklus Menstruasi Mengubah Otak Perempuan Jadi Lebih Baik. Dari bbc.com. Diakses pada 27 November 2021.

Gunawan, R. 2021. Wanita Sering Marah-Marah, PMS Disalahkan Pria Juga Punya IMS. Dari kompasiana.com. Diakses pada 27 November 2021.

Kirnandita, P. 2018. Jangan Buru-Buru Salahkan PMS Bila Perempuan Mudah Emosi. Dari tirto.id. Diakses pada 27 November 2021.[/left]
[justify]Romans, S., Clarkson, R., Einstein, G., Petrovic, M., Stewart, D. 2012. Mood and The Menstrual Cycle: A Review of Prospective Data Studies. Dalam Jurnal Gender Medicine, Volume 09, Issue 09, October 2012, Pages 361-384. Amterdam. Elsevier Publishing.

Sjarief, M. 2015. Ada 13 Stereotipe Menyakitkan Tentang Perempuan yang Harus Dimusnahkan. Dari idntimes.com. Diakses pada 27 November 2021.
Diubah oleh elifianita 19-12-2021 04:56
cheria021Avatar border
lsenseyelAvatar border
lsenseyel dan cheria021 memberi reputasi
2
2K
9
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Health
Health
icon
24.6KThread9.8KAnggota
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.