- Beranda
- Stories from the Heart
Liburan Horor
...
TS
wanitaneh
Liburan Horor
Kisah ini adalah kisah Dara sekitar 8 tahun yang lalu,
saat itu Dara dan beberapa orang saudara sepupu dan teman berlibur ke sebuah pulau di daerahnya.
Pulau itu cukup terkenal sebagai daerah wisata untuk orang-orang yang ingin beristirahat santai, dengan kegiatan snorkling di air yang jernih dan pasir putih. Pulau itu hanya memiliki 1 hotel yang terletak di bagian barat pulau.
mereka ber 7 pergi menyebrang menggunakan boat sekitar pukul 11 siang, setelah check in dan merapikan barang-barang. Dara dan saudaranyapun menjelajah keliling pulau. Bukan pertama kali mereka kemari, mereka sudah cukup sering, dan karena mereka bosan, jadilah mereka mengelilingi pulau. kamarnya merupakan cottage kecil berlatai 2, dengan kamar mandi dibawah dan kamar di lantai atas. letak kamar kamar merekapun tidak terlalu jauh. siang itu, setelah makan Dara, Adit, Khemas dan Sinta berjalan-jalan menyusuri pesisir sebelah selatan pulau sementara yang lain memutuskan untuk beristirahat. pulau yang ukurannya tidak terlalu besar itu memang sagat indah, persis di bagian tengah ada jalan menanjak yang menghubungkan bagian utara dan selatan pulau.
"mau muter di sini aja nggak?" tanya Adit
"lolos deh, sampai ujung gimana? sekalian olahraga" jawab Khemas lagi
"tapi kan di ujung buntu Mas, sama aja, kita balik lagi"
"kan kita belum pernah tu, nyoba manjat lewat tebingnya, gimana? mau coba gak?" tantang Khemas
"boleh! ayo" jawab Adit lagi
Sinta dan Dara hanya geleng2 melihat tingkah 2 saudaranya itu, mereka ya ngikut juga.
cuaca siang itu cukup panas membuat keringat mereka mengalir deras. sesampainya di tebing sebelah timur, mereka mendapati satu2nya jalan menembus ke sisi sebelah hanya dengan menaiki karang2 tinggi yang menjorok ke pantai. Mereka berempat menaiki karang, Adit berada paling depan,
"dit, bisa nggak? serem nih, karangnya kecil2 licin lagi" sahut Sinta
"bisa-bisa" jawab adit.
Dara mengikuti persis di belakang Adit sementara Khemas membantu Sinta.
mereka sudah setengah jalan memutari tebing.
"yah, emang nggak bisa dilewatin ternyata" seru Adit kecewa
jalan di depan mereka terhenti karena sudah tidak ada karang pijakan, sementara, mereka kini berada di atas karang yang berada cukup menjorok ke laut.
"kecuali mau berenang dari sini" jawab Adit lagi
"nggak ah! liat deh banyak hewan kecil yang item itu, geli ah. lagian airnya gelap di sini, kayaknya dalem deh" sahut Sinta
"ya udah ayo" jawab adit kembali memutar, posisi mereka sekarang menjadi Sinta berada paling depan.
Dara menunggu Adit kembali ke arahnya, ia agak was2 saudaranya terpleset. sedikit muncul pikiran aneh dalam diri Dara, ia memang pertama kali menjelajah bagian paling timur pulau. tebing2 yang mereka lewati seperti semacam halangan untuk mereka melewati tempat di baliknya. karena ada tembok tebing lain yang menghalangi mereka juga di depan. suasana di sini juga sangat berbeda, terlalu sepi dan suram. padahal hari masih siang.
Mereka kembali melalui jalan tengah pulau itu. di tengah ada tangga naik ke bagian atas bukit kecil.
"yang ini jalan kemana kak?" tanya Sinta
"buntu, tapi di atas itu kayak ada vihara kecil, mau liat?" kata Dara
"mau! mau!" jawab Sinta.
mereka menaiki tangga kecil itu hingga tiba di puncak bukit kecil yang datar, ada bangunan beratap seperti vihara, dengan ornamen khas berwarna merah emas.
"tapi kok kayak nggak terawat ya kak? banyak tanaman2nya, terus nggak pernah di sapu lagi" tunjuk Sinta melihat tebalnya debu yang menyelimuti lantainya.
"mungkin pemilik yang sekarang, nggak pakai ini lagi, kan pemilik yang ini baru - orang prancis apa gitu." jawab Dara. ia tahu betul, karena ia sudah cukup sering kemari.
mereka turun dan kembali ke hotel, yang lain sedang bersantai di bawah pohon dengan ayunan kecil.
"mandi yuk!" seru kak Ida
"ayo ah! lengket ni badan" sahut Khemas, tanpa basa basi membuka kaos oblongnya dan langsung nyebur ke pantai.
mereka menghabiskan waktu memberi makan ikan yang berenang di sekitaran pulau. Jam 4.30 semua sudah merasa lelah, mereka lalu kembali dan membilas diri.
saat semua sudah rapi, mereka berkumpul lagi untuk ngemil sore.
"kita night adventure yuk! keliling bagian sebelah utara" ajak Adit lagi, rupanya ia belum puas dengan pencapaian tadi siang.
"yah, capek nih!" jawab kak Ida
"ayo lah, siapa yang mau aja, yuk!" ajaknya lagi
Dara sebenarnya sudah enggan ikut, namun ia merasa tidak enak dan khawatir terjadi sesuatu dengan rombongan ini. ia pun akhirnya ikut.
Kak Ida, dan Mita tinggal di hotel. Sementara Dara, Adit, Khemas, Sinta, dan Yudi pergi. berbekal penerangan seadanya dari senter HP, mereka menyusuri pesisir utara pulau. tepi pantai bagian utara pulau tidak seperti bagian yang lain, sempit dan berbatu. mereka mengambil jalan menyusuri halaman hotel, ada beberapa bungalow dengan ukuran besar, mungkin sekitar 4 buah, dan setelah itu tidak ada kamar lagi, jalan pun tidak ada. di depan mereka sekarang hanya ada deretan pohon.
"balik yuk" ucap Dara
"eh, udah sampe sini juga? yuk ah!" paksa Adit. yang lainpun merasa penasaran. Akhirnya Darapun ikut bersama mereka. Sinar matahari yang mulai tenggelam menyisakan bayangan2 hitam dari pepohonan di depan mereka. walaupun tidak ada jalan setapak, namun jalan yang mereka lewati ini seperti sengaja di tata. ukurannya sangat lebar cukup untuk 2 mobil beriringan. sisi kiri dan kanan ada pohon yang dahannya bertemu melengkung membentuk terowongan alam.
mereka terus berjalan sampai tiba di percabangan, sebelah kiri jalan menanjak dan mengecil, sebelah kanan menuju pantai. mereka berbelok ke arah pantai, matahari sudah sepenuhnya tenggelam namun masih menyisakan cahaya oranye di langit.
tepi pantai di bagian ujung sangat luas ada bebatuan karang yang datar dan lebar. di ujungnya ada tebing tinggi yang Dara lihat tadi siang dari sisi selatan.
mereka foto2 di bagian tebing karang yang membentuk seperti gua.
Dara tidak ikut berfoto, ia sebenarnya sudah ingin kembali. sejak adacbayangan hitam tinggi menyerupai orang berdiri tak jauh dari tempat mereka sekarang.
ia tidak ingin membuat saudara2nya takut, jadi ia hanya diam. sampai ia lihat bayangan itu bergerak perlahan ke arah gua di karang.
"hey, balik yuk! kebelet nih!" seru Dara, suaranya bergetar menahan rasa takut.
"yah, yaudah deh!" jawab yang lain berjalan kembali ke arah Dara.
bukan tanpa alasan Dara memaksa mereka kembali, ia merasakan aura yang mengancam dari bayangan hitam itu. sepertinya makhluk itu bukan sesuatu yang baik. saat mereka masuk kedalam rerimbunan pohon keadaan sudah benar2 gelap. tiba2 saja semua berjalan ke arah jalan setapak menanjak. seakan terhipnotis.
"loh, kok kita belok sini?" ucap Yuda tiba2
"kan memang balik lewat sini Yud" ucap Khemas lagi
"nggak, tadi pas kita dateng kan kita belok Kanan, harusnya pas balik kita belok kiri, bukan kanan lagi" jawab Yuda.
"oh, iya ya" jawab yang lain,
"tapi kok kayaknya kita tadi memang lewat sini ya?" sahut Sinta
"nggak, Yuda bener" jawab Dara, karena ia melihat sesosok hitam besar di jalan depan mereka.
mereka berbalik dan memutar.
disepanjang jalan, mereka lebih banyak diam. hanya beberapa kali Khemas dan Adit ngobrol sambil cekikikan
"udah jangan ketawa2 deh!" sahut Dara.
mereka sudah berjalan sekitar 5 menit, tapi belum ada cahaya yang tampak di depan mereka.
"kok kita gak nyampe2 ya?" tanya Adit
"jangan-jangan, kita di puter lagi!" sambungnya
"hush! jangan ngomong yang nggak2!" sahut Dara agak keras, ia dari tadi sudah memanjatkan doa dalam hati, karena ia tahu mereka memang sedang di halangi oleh sesuatu.
"kak, Sinta takut" jawab Sinta pada Khemas. ia hampir menangis dan berpindah ke sebelah Khemas
"udah2 kita jalan aja lagi" jawab Yuda
mereka kembali berjalan, kali ini lebih sunyi, karena masing2 sedang merasa takut.
dua orang paling konyol Adit dan Khemas berusaha mencairkan suana, mereka menggoyang2kan senter seakan2 mereka sedang berada dalam diskotik,
"jep ajep ajep" senandung mereka.
alhasil, akibat cahaya senter yang melewati segala arah itu, Dara disuguhi berbagai pemandangan, mulai dari rambut yang berjuntai dari pohon. sosok anak kecil seperti tuyul yang lari melewati mereka. ada juga sosok seperti kuntilanak yang berdiri di samping pohon sebelah kirinya. Dara hanya menghela nafas, berusaha menenangkan diri. dadanya berdegup kencang, sosok2 ini menebarkan aura yang sama. aura mengancam, seperti mengatakan
"siapa yang menyuruh kalian kemari - kalian tidak akan kami biarkan pergi"
"fokus aja senter ke depan! jangan main2" ucap Dara lagi
mereka berjalan sekitar 5 menit sampai akhirnya ada setitik cahaya kuning di depan. menandakan bungalow yang tadi mereka lewati sudah dekat. mereka mempercepat langkah - mungkin hampir setengah berlari.
walaupun perasaannya sudah cukup lega, Dara masih memanjatkan doa dalam hatinya. ia masih merasa tidak enak. sampai akhirnya mereka tiba di kamar,
Kak Ida dan Mita sudah tampak cemas, mereka di temani oleh 2 orang staff hotel.
"dari mana aja sih kalian! makanya nggak usah jalan2 kalau udah gelap!!!" hardik kak Ida, terlihat sekali ia sangat cemas.
mereka ber 5 hanya terdiam, ternyata jam sudah menunjukkan pukul 8.30 malam, kak Ida sangat cemas, dan memanggil staff hotel, baru saja mereka akan pergi mencari mereka.
"hah, jam setengah 9, yakin? bentar banget lo kita" awab Adit
"hati2 mas, soalnya bagian sebelah utara masih hutan, jadi kita takut kalian tersesat. kalau bisa jangan ke bagian sebelah sana dulu, karena masih banyak hewan liar" ucap staff hotel
mereka berlima mengangguk, mereka paham sekali kesalahan yang mereka lakukan.
setelah kena omel dari kak Ida, mereka bertujuh pergi ke restoran untuk makan malam, lauk yang sudah di pesan bahkan sudah cukup dingin, memberitahu lamanya mereka pergi.
di restoran hanya tersisa 2 pasang turis asing yang masih ngobrol dan 1 keluarga kecil yang baru saja akan meninggalkan restoran.
Yuda langsung duduk di sebelah Dara
"Dar, tadi kamu lihat juga kan?" tanya Yuda
"he em" jawab Dara, kakinya sebenarnya masih gemetar, merasa lega akhirnya mereka bisa kembali
Yuda adalah salah satu saudara Dara yang juga seperti Dara. mereka jadi akrab karena dulu mereka pernah sama2 bermain dengan sosok anak kecil di rumah makan, saat ada kumpul keluarga. padahal ternyata anak kecil tersebut tidak ada.
"kamu kok bisa sadar?" tanya Dara lagi, ia pun sebenarnya sedikit terhipnotis saat mereka salah jalan tadi
"ada yang nepuk bahu saya, abis itu saya langsung kaget, kok kita semua pada naik ke jalan yang itu" jawab Yuda
"untung masih ada yang baik" jawab Dara,
"mungkin yang di tinggalin sama ayah saya bereaksi" jawab yuda memperlihatkan bandul kecil berwarna merah yang ada di lehernya. Ayah Yuda memang orang yang sangat percaya hal2 mistis seperti itu.
"oh, syukur deh. jatung saya mau copot pas nabrak rambut yang jatuh dari pohon" jawab Dara lagi, ia teringat kelakuannya tadi saat ia tiba2 menghindari untaian rambut yang tiba2 jatuh di depan mukanya. sampai2 ia di olok-olok oleh Adit dan Khemas.
"untung aja mereka gak lihat, kalau mereka yang lihat kabur kali" jawab Yuda lagi
"tapi untung banget Yud, kita bisa balik. tadi saya udah takut banget, kamu tau kan, kita sampai pantai itu kurang dari 10 menit, kok bisa2nya kita balik sampe dua jam lebih.
"sakti banget ini yang ngehadang kita" lanjutnya
"nggak lagi2 deh! dari pada jadi masalah" jawab Yuda. mereka lalu melanjutkan makan.
keesokan harinya mereka melanjutkan kegiatan bersama dan kembali pulang.
setelah hari itu, Dara belum pernah lagi kembali ke sana.
Sekarang, hotel itu sudah ditutup karena belakangan pariwisata juga di tutup akibat pandemi.
entah seperti apa keadaanya sekarang.
saat itu Dara dan beberapa orang saudara sepupu dan teman berlibur ke sebuah pulau di daerahnya.
Pulau itu cukup terkenal sebagai daerah wisata untuk orang-orang yang ingin beristirahat santai, dengan kegiatan snorkling di air yang jernih dan pasir putih. Pulau itu hanya memiliki 1 hotel yang terletak di bagian barat pulau.
mereka ber 7 pergi menyebrang menggunakan boat sekitar pukul 11 siang, setelah check in dan merapikan barang-barang. Dara dan saudaranyapun menjelajah keliling pulau. Bukan pertama kali mereka kemari, mereka sudah cukup sering, dan karena mereka bosan, jadilah mereka mengelilingi pulau. kamarnya merupakan cottage kecil berlatai 2, dengan kamar mandi dibawah dan kamar di lantai atas. letak kamar kamar merekapun tidak terlalu jauh. siang itu, setelah makan Dara, Adit, Khemas dan Sinta berjalan-jalan menyusuri pesisir sebelah selatan pulau sementara yang lain memutuskan untuk beristirahat. pulau yang ukurannya tidak terlalu besar itu memang sagat indah, persis di bagian tengah ada jalan menanjak yang menghubungkan bagian utara dan selatan pulau.
"mau muter di sini aja nggak?" tanya Adit
"lolos deh, sampai ujung gimana? sekalian olahraga" jawab Khemas lagi
"tapi kan di ujung buntu Mas, sama aja, kita balik lagi"
"kan kita belum pernah tu, nyoba manjat lewat tebingnya, gimana? mau coba gak?" tantang Khemas
"boleh! ayo" jawab Adit lagi
Sinta dan Dara hanya geleng2 melihat tingkah 2 saudaranya itu, mereka ya ngikut juga.
cuaca siang itu cukup panas membuat keringat mereka mengalir deras. sesampainya di tebing sebelah timur, mereka mendapati satu2nya jalan menembus ke sisi sebelah hanya dengan menaiki karang2 tinggi yang menjorok ke pantai. Mereka berempat menaiki karang, Adit berada paling depan,
"dit, bisa nggak? serem nih, karangnya kecil2 licin lagi" sahut Sinta
"bisa-bisa" jawab adit.
Dara mengikuti persis di belakang Adit sementara Khemas membantu Sinta.
mereka sudah setengah jalan memutari tebing.
"yah, emang nggak bisa dilewatin ternyata" seru Adit kecewa
jalan di depan mereka terhenti karena sudah tidak ada karang pijakan, sementara, mereka kini berada di atas karang yang berada cukup menjorok ke laut.
"kecuali mau berenang dari sini" jawab Adit lagi
"nggak ah! liat deh banyak hewan kecil yang item itu, geli ah. lagian airnya gelap di sini, kayaknya dalem deh" sahut Sinta
"ya udah ayo" jawab adit kembali memutar, posisi mereka sekarang menjadi Sinta berada paling depan.
Dara menunggu Adit kembali ke arahnya, ia agak was2 saudaranya terpleset. sedikit muncul pikiran aneh dalam diri Dara, ia memang pertama kali menjelajah bagian paling timur pulau. tebing2 yang mereka lewati seperti semacam halangan untuk mereka melewati tempat di baliknya. karena ada tembok tebing lain yang menghalangi mereka juga di depan. suasana di sini juga sangat berbeda, terlalu sepi dan suram. padahal hari masih siang.
Mereka kembali melalui jalan tengah pulau itu. di tengah ada tangga naik ke bagian atas bukit kecil.
"yang ini jalan kemana kak?" tanya Sinta
"buntu, tapi di atas itu kayak ada vihara kecil, mau liat?" kata Dara
"mau! mau!" jawab Sinta.
mereka menaiki tangga kecil itu hingga tiba di puncak bukit kecil yang datar, ada bangunan beratap seperti vihara, dengan ornamen khas berwarna merah emas.
"tapi kok kayak nggak terawat ya kak? banyak tanaman2nya, terus nggak pernah di sapu lagi" tunjuk Sinta melihat tebalnya debu yang menyelimuti lantainya.
"mungkin pemilik yang sekarang, nggak pakai ini lagi, kan pemilik yang ini baru - orang prancis apa gitu." jawab Dara. ia tahu betul, karena ia sudah cukup sering kemari.
mereka turun dan kembali ke hotel, yang lain sedang bersantai di bawah pohon dengan ayunan kecil.
"mandi yuk!" seru kak Ida
"ayo ah! lengket ni badan" sahut Khemas, tanpa basa basi membuka kaos oblongnya dan langsung nyebur ke pantai.
mereka menghabiskan waktu memberi makan ikan yang berenang di sekitaran pulau. Jam 4.30 semua sudah merasa lelah, mereka lalu kembali dan membilas diri.
saat semua sudah rapi, mereka berkumpul lagi untuk ngemil sore.
"kita night adventure yuk! keliling bagian sebelah utara" ajak Adit lagi, rupanya ia belum puas dengan pencapaian tadi siang.
"yah, capek nih!" jawab kak Ida
"ayo lah, siapa yang mau aja, yuk!" ajaknya lagi
Dara sebenarnya sudah enggan ikut, namun ia merasa tidak enak dan khawatir terjadi sesuatu dengan rombongan ini. ia pun akhirnya ikut.
Kak Ida, dan Mita tinggal di hotel. Sementara Dara, Adit, Khemas, Sinta, dan Yudi pergi. berbekal penerangan seadanya dari senter HP, mereka menyusuri pesisir utara pulau. tepi pantai bagian utara pulau tidak seperti bagian yang lain, sempit dan berbatu. mereka mengambil jalan menyusuri halaman hotel, ada beberapa bungalow dengan ukuran besar, mungkin sekitar 4 buah, dan setelah itu tidak ada kamar lagi, jalan pun tidak ada. di depan mereka sekarang hanya ada deretan pohon.
"balik yuk" ucap Dara
"eh, udah sampe sini juga? yuk ah!" paksa Adit. yang lainpun merasa penasaran. Akhirnya Darapun ikut bersama mereka. Sinar matahari yang mulai tenggelam menyisakan bayangan2 hitam dari pepohonan di depan mereka. walaupun tidak ada jalan setapak, namun jalan yang mereka lewati ini seperti sengaja di tata. ukurannya sangat lebar cukup untuk 2 mobil beriringan. sisi kiri dan kanan ada pohon yang dahannya bertemu melengkung membentuk terowongan alam.
mereka terus berjalan sampai tiba di percabangan, sebelah kiri jalan menanjak dan mengecil, sebelah kanan menuju pantai. mereka berbelok ke arah pantai, matahari sudah sepenuhnya tenggelam namun masih menyisakan cahaya oranye di langit.
tepi pantai di bagian ujung sangat luas ada bebatuan karang yang datar dan lebar. di ujungnya ada tebing tinggi yang Dara lihat tadi siang dari sisi selatan.
mereka foto2 di bagian tebing karang yang membentuk seperti gua.
Dara tidak ikut berfoto, ia sebenarnya sudah ingin kembali. sejak adacbayangan hitam tinggi menyerupai orang berdiri tak jauh dari tempat mereka sekarang.
ia tidak ingin membuat saudara2nya takut, jadi ia hanya diam. sampai ia lihat bayangan itu bergerak perlahan ke arah gua di karang.
"hey, balik yuk! kebelet nih!" seru Dara, suaranya bergetar menahan rasa takut.
"yah, yaudah deh!" jawab yang lain berjalan kembali ke arah Dara.
bukan tanpa alasan Dara memaksa mereka kembali, ia merasakan aura yang mengancam dari bayangan hitam itu. sepertinya makhluk itu bukan sesuatu yang baik. saat mereka masuk kedalam rerimbunan pohon keadaan sudah benar2 gelap. tiba2 saja semua berjalan ke arah jalan setapak menanjak. seakan terhipnotis.
"loh, kok kita belok sini?" ucap Yuda tiba2
"kan memang balik lewat sini Yud" ucap Khemas lagi
"nggak, tadi pas kita dateng kan kita belok Kanan, harusnya pas balik kita belok kiri, bukan kanan lagi" jawab Yuda.
"oh, iya ya" jawab yang lain,
"tapi kok kayaknya kita tadi memang lewat sini ya?" sahut Sinta
"nggak, Yuda bener" jawab Dara, karena ia melihat sesosok hitam besar di jalan depan mereka.
mereka berbalik dan memutar.
disepanjang jalan, mereka lebih banyak diam. hanya beberapa kali Khemas dan Adit ngobrol sambil cekikikan
"udah jangan ketawa2 deh!" sahut Dara.
mereka sudah berjalan sekitar 5 menit, tapi belum ada cahaya yang tampak di depan mereka.
"kok kita gak nyampe2 ya?" tanya Adit
"jangan-jangan, kita di puter lagi!" sambungnya
"hush! jangan ngomong yang nggak2!" sahut Dara agak keras, ia dari tadi sudah memanjatkan doa dalam hati, karena ia tahu mereka memang sedang di halangi oleh sesuatu.
"kak, Sinta takut" jawab Sinta pada Khemas. ia hampir menangis dan berpindah ke sebelah Khemas
"udah2 kita jalan aja lagi" jawab Yuda
mereka kembali berjalan, kali ini lebih sunyi, karena masing2 sedang merasa takut.
dua orang paling konyol Adit dan Khemas berusaha mencairkan suana, mereka menggoyang2kan senter seakan2 mereka sedang berada dalam diskotik,
"jep ajep ajep" senandung mereka.
alhasil, akibat cahaya senter yang melewati segala arah itu, Dara disuguhi berbagai pemandangan, mulai dari rambut yang berjuntai dari pohon. sosok anak kecil seperti tuyul yang lari melewati mereka. ada juga sosok seperti kuntilanak yang berdiri di samping pohon sebelah kirinya. Dara hanya menghela nafas, berusaha menenangkan diri. dadanya berdegup kencang, sosok2 ini menebarkan aura yang sama. aura mengancam, seperti mengatakan
"siapa yang menyuruh kalian kemari - kalian tidak akan kami biarkan pergi"
"fokus aja senter ke depan! jangan main2" ucap Dara lagi
mereka berjalan sekitar 5 menit sampai akhirnya ada setitik cahaya kuning di depan. menandakan bungalow yang tadi mereka lewati sudah dekat. mereka mempercepat langkah - mungkin hampir setengah berlari.
walaupun perasaannya sudah cukup lega, Dara masih memanjatkan doa dalam hatinya. ia masih merasa tidak enak. sampai akhirnya mereka tiba di kamar,
Kak Ida dan Mita sudah tampak cemas, mereka di temani oleh 2 orang staff hotel.
"dari mana aja sih kalian! makanya nggak usah jalan2 kalau udah gelap!!!" hardik kak Ida, terlihat sekali ia sangat cemas.
mereka ber 5 hanya terdiam, ternyata jam sudah menunjukkan pukul 8.30 malam, kak Ida sangat cemas, dan memanggil staff hotel, baru saja mereka akan pergi mencari mereka.
"hah, jam setengah 9, yakin? bentar banget lo kita" awab Adit
"hati2 mas, soalnya bagian sebelah utara masih hutan, jadi kita takut kalian tersesat. kalau bisa jangan ke bagian sebelah sana dulu, karena masih banyak hewan liar" ucap staff hotel
mereka berlima mengangguk, mereka paham sekali kesalahan yang mereka lakukan.
setelah kena omel dari kak Ida, mereka bertujuh pergi ke restoran untuk makan malam, lauk yang sudah di pesan bahkan sudah cukup dingin, memberitahu lamanya mereka pergi.
di restoran hanya tersisa 2 pasang turis asing yang masih ngobrol dan 1 keluarga kecil yang baru saja akan meninggalkan restoran.
Yuda langsung duduk di sebelah Dara
"Dar, tadi kamu lihat juga kan?" tanya Yuda
"he em" jawab Dara, kakinya sebenarnya masih gemetar, merasa lega akhirnya mereka bisa kembali
Yuda adalah salah satu saudara Dara yang juga seperti Dara. mereka jadi akrab karena dulu mereka pernah sama2 bermain dengan sosok anak kecil di rumah makan, saat ada kumpul keluarga. padahal ternyata anak kecil tersebut tidak ada.
"kamu kok bisa sadar?" tanya Dara lagi, ia pun sebenarnya sedikit terhipnotis saat mereka salah jalan tadi
"ada yang nepuk bahu saya, abis itu saya langsung kaget, kok kita semua pada naik ke jalan yang itu" jawab Yuda
"untung masih ada yang baik" jawab Dara,
"mungkin yang di tinggalin sama ayah saya bereaksi" jawab yuda memperlihatkan bandul kecil berwarna merah yang ada di lehernya. Ayah Yuda memang orang yang sangat percaya hal2 mistis seperti itu.
"oh, syukur deh. jatung saya mau copot pas nabrak rambut yang jatuh dari pohon" jawab Dara lagi, ia teringat kelakuannya tadi saat ia tiba2 menghindari untaian rambut yang tiba2 jatuh di depan mukanya. sampai2 ia di olok-olok oleh Adit dan Khemas.
"untung aja mereka gak lihat, kalau mereka yang lihat kabur kali" jawab Yuda lagi
"tapi untung banget Yud, kita bisa balik. tadi saya udah takut banget, kamu tau kan, kita sampai pantai itu kurang dari 10 menit, kok bisa2nya kita balik sampe dua jam lebih.
"sakti banget ini yang ngehadang kita" lanjutnya
"nggak lagi2 deh! dari pada jadi masalah" jawab Yuda. mereka lalu melanjutkan makan.
keesokan harinya mereka melanjutkan kegiatan bersama dan kembali pulang.
setelah hari itu, Dara belum pernah lagi kembali ke sana.
Sekarang, hotel itu sudah ditutup karena belakangan pariwisata juga di tutup akibat pandemi.
entah seperti apa keadaanya sekarang.
muddy.waters dan bukhorigan memberi reputasi
2
1.1K
20
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
32.2KThread•46.2KAnggota
Urutkan
Terlama
Komentar yang asik ya