gagal.jadi.nabi
TS
gagal.jadi.nabi
Cinanisasi Bangunan Masjid: Menghilangkan Arsitektur Arab Juga Menimpa Muslim Hui
.
Kampanye "cinanisasi(sinicisation)" oleh Pemerintah Komunis Tiongkok telah diterapkan selama bertahun-tahun, sedikitnya sejak 2018, pada bangunan masjid yang dimiliki oleh masyarakat Muslim Hui. Umumnya orang-orang mengira hal itu hanya berlaku pada bangunan masjid yang dimiliki oleh Muslim Uyghur di Provinsi Xinjiang.

Cinanisasi bangunan masjid kembali menarik perhatian setelah Masjid Dongguan, yang berusia 700 tahun dan dikelola oleh Muslim Hui di Xining, ibukota Provinsi Qinghai, dilaporkan telah selesai dirombak. Tiongkok menghapus bagian-bagian bangunan bergaya Arab pada masjid tersebut dalam rangka membuatnya tampak lebih "Cina".

Cinanisasi tidak hanya pada bangunan masjid, tapi pada seluruh aspek kehidupan manusia di Tiongkok. Trit ini hanya berfokus pada cinanisasi pada bangunan masjid.


Cinanisasi (sinicization) berarti menanamkan pengaruh atau budaya Tiongkok, lebih tepatnya Suku Han, ke suku-suku lain di Tiongkok hingga seluruh dunia. Sumber


Xining adalah ibu kota Provinsi Qinghai di Tiongkok barat yang merupakan rumah bagi Muslim Hui. Jumlah ereka sedikitnya 16 persen dari populasi Xining. Muslim Hui termasuk di antara 55 suku yang diakui oleh China dan mereka membentuk populasi muslim terbesar di negara ini.

Jumlah Muslim Hui hampir 10,5 juta jiwa dan merupakan kelompok suku terbesar ketiga di Tiongkok. Muslim Uyghur di Xinjiang merupakan muslim terbesar secara konsentrasi menurut provinsi di Tiongkok.

Masyarakat Muslim Hui tidak dianiaya seperti Muslim Uighur oleh pihak berwenang Tiongkok karena versi Islam mereka dilaporkan cocok dengan konsep dan praktik yang ditetapkan oleh Pemerintah Komunis Tiongkok.


Selama ini, gaya bangunan pada masjid mereka digambarkan sebagai "bagian dari Cina yang melekat" dan bukan sebagai pengaruh asing. Masyarakat Hui-pun berbicara Bahasa Mandarin dan mencoba untuk terlihat sebagai seorang Tiongkok, bahkan secara tindak-tanduknya.

Namun, Beijing telah mendorong agendanya lebih jauh lagi. Pemerintah Komunis Tiongkok ingin menghilangkan apapun yang tersisa dari identitas Islam mereka.Intoleransipun meluas ke arsitektur Islam.


Penampakan depan Masjid Dongguan, bangunan bersejarah berusia 700 tahun di Xining dengan kubah hijau dan dua menara tingginya, sebelum direnovasi total oleh Pemerintah Komunis Tiongkok pada 2021. Sumber


Masjid Dongguan, berusia 700 tahun di Xining yang terkenal dengan kubah hijau dan putihnya disertai dengan dua menara tinggi, kini telah menghilang.Masjid abad ke-14 tersebut telah mengalami renovasi total. Sekarang, bentuknya menyerupai kantor Partai Komunis Tiongkok. Pemerintah Komunis Tiongkok telah mengubah masjid tsb sepanjang tahun ini menghancurkan paksa kubah dan menaranya demi jargon "integrasi dan persatuan nasional".


Penampakan Masjid Dongguan per September 2021, di mana kubah dan menara-menaranya sudah dihilangkan sehingga lebih mirip kantor Partai Komunis di sana. Sumber


Dari wikipedia berbahasa Mandarin, penulis temukan bahwa Masjid Dongguan telah dimasukkan ke dalam cagar budaya Provinsi Qinghaipada 27 Mei 1986 dan cagar budaya nasional pada 5 Maret 2013. Lalu, peninggalan budaya yang mana yang dilindungi??

Masjid lain di kota yang sama juga telah dirombak total, tetapi tidak dijelaskan lebih lanjut masjid mana yang dimaksud.


Penampakan Masjid Agung Weizhou di Ningxia sebelum mengalami "cinanisasi" sepenuhnya pada 2018. Sumber


Masjid Agung Weizhou
 di Provinsi Ningxia telah benar-benar "di-cina-nisasi". Kubah dan menara masjid telah diganti dengan pagoda ubin dan kaligrafi Islam telah diganti dengan aksara Mandarin. Awalnya, Pemerintah Komunis Tiongkok ingin menghancurkan bangunan masjid tersebut sepenuhnya, tapi mendapat protes dari Muslim Hui yang mengelola masjid tsb.


Penamampakan Masjid Agung Weizhou setelah dipugar total pada 2018. Sumber


Pada satu dari dua bendera yang terlihat pada dinding luar bangunan masjid bertuliskan: “Dengan tegas mendukung Partai Komunis Tiongkok, membela persatuan suku, menjaga kebebasan beragama ”.


Gerbang dan menara pada gerbang Masjid Agung Weizhou yang benar-benar berarsitektur Tiongkok sebelum seluruh bangunan masjid itu dihancurkan pada masa Revolusi Kebudayaan 1966 - 1976. Sumber


Bangunan pertama untuk masjid tersebut sebenarnya bergaya Tiongkok dan berusia 600 tahun, namun telah dihancurkan di masa Revolusi Kebudayaan 1966 - 1976 oleh Ketua Mao.


Muslim Hui tidak punya pilihan selain setuju karena segala bentuk protes bisa berarti penjara atau hukuman di salah satu "kamp pendidikan-ulang (re-education camp)"seperti yang telah dilakukan selama bertahun-tahun kepada Muslim Uyghur.

Sejak Peraturan pada Urusan Agama terbaru diterapkan pada Pebruari 2018, Pemerintah Tiongkok telah menerapkan upaya "de-Arabisasi dan de-Saudisasi" di daerah-daerah di Tiongkok yang dipadati muslim, termasuk Muslim Hui.


Muslim Uyghur di Provinsi Xinjiang telah menjadi korban terbesar dari kampanye "sinicisation". Provinsi tersebut adalah daerah yang paling termiliterisasi di negara itu. Pandemi ini memberi kesempatan bagi Tiongkok untuk lebih memperkuat kendalinya atas provinsi tersebut dan sekarang terputus dari seluruh dunia.

Quote:


Masjid Jiaman di Kota Qira, Provinsi Xinjiang, adalah satu dari sekian banyak masjid milik Muslim Uyghur yang telah mengalami cinanisasi total. Kubah, menara dan kaligrafi Arab-nya telah digantikan oleh teks dan arsitektur Tiongkok. Namun, penulis tidak berhasil memperoleh penampakan terbaru masjid tersebut setelah mengalami perombakan total.

Masjid Jiaman di Kota Qira, Provinsi Xinjiang, sebelum direnovasi total oleh Pemerintah Komunis Tiongkok pada 2021. Sumber


Masjid Jiaman pernah menjadi pusat doa yang menonjol bagi umat Islam. Namun, masjid itu sekarang tersembunyi di balik tembok tinggi bertuliskan propaganda Partai Komunis tanpa terlihat tanda-tanda bahwa itu pernah menjadi situs keagamaan.

Pemerintah Tiongkok mengatakan bahwa terdapat lebih dari 20,000 masjiddi Provinsi Xinjiang saja tanpa menyediakan data yang menjelaskan secara rinci status semua masjid tersebut, apakah masih berfungsi sebagai rumah ibadah bagi muslim atau tidak sama sekali.

Satu bendera negara Tiongkok (di sebelah kanan pada Gambar) berkibar di luar bangunan bekas Masjid Xinqu di Changji, Urumqi luar, Provinsi Xinjiang. Gambar direkam pada 6 Mei 2021. Sumber


‎Sejak 2017, dilaporkan oleh Londondailydigital, Pemerintah Komunis Tiongkok telah menghancurkan sekitar 16,000 atau 65% dari seluruh masjid di Provinsi Xinjiang, sebagaimana yang diungkap oleh Australian Strategic Policy Institute (ASPI). Lembaga ini menggunakan citra satelit untuk mempelajari penghancuran masjid yang dikunjungi oleh populasi minoritas Muslim Uighur. Ditemukan sekitar 8.500 masjid di antaranya dihancurkan secara langsung. Selain itu, 30% dari situs suci Islam seperti bangunan suci, kuburan dan rute ziarah juga dirobohkan, sementara 28% dari mereka rusak atau diubah.‎

Menghancurkan atau merombak total rumah-rumah ibadah, termasuk gereja, adalah bagian dari cinanisasi agama-agama yang ada di Tiongkok. Dalam kasus Islam berarti gaya Islam atau gaya Arab (Saudi) dihilangkan di seluruh Tiongkok.

Cinanisasi ala Pemerintah Komunis Tiongkok berarti ketundukan pada Partai Komunis dan menghilangkan pengaruh-pengaruh asing, termasuk seni dan arsitekturnya.


Yang menggelitik adalah bagaimana mempertahankan apa yang dimaksud sebagai seni atau arsitektur bangunan Tiongkok itu, sementara bangunan modern di sana semakin atau benar-benar mengadopsi gaya bangunan modern di dunia Barat. Ataukah dunia Barat dengan gaya bangunan modernnya itu yang mencontek gaya bangunan Tiongkok modern?? emoticon-Shutup



Dirangkum dari sejumlah sumber:

Spoiler for spoiler:




Diubah oleh gagal.jadi.nabi 30-10-2021 09:50
Exorcizmevywahyunigoldchip
goldchip dan 15 lainnya memberi reputasi
10
8K
537
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Berita Luar Negeri
Berita Luar Negeri
icon
78.7KThread10.3KAnggota
Terlama
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.