ih.sulAvatar border
TS
ih.sul
Berhentilah Membesar-Besarkan Masalah Kecil


Saat saya kecil saya suka menonton serial Kera Sakti: Perjalanan ke Barat. Dari seluruh episode ada dua buah petuah yang paling saya suka. Yang pertama adalah petuah dari master cinta Chu Pat Kai, Sejak dahulu memang beginilah cinta, deritanya tiada akhir. Dan petuah kedua adalah dari biksu Tong Sam Cong, Masalah besar dianggap kecil, masalah kecil dianggap tiada.

Disini saya ingin bahas sedikit tentang petuah kedua yakni mengenai cara kita menanggapi masalah kecil. Dulu ada salah satu pelanggan saya (nenek-nenek) yang komplain bahwa isi dari biskuit yang dia beli ternyata remuk di dalam dan itu membuatnya mengoceh selama beberapa menit. Kendati saya sudah menawarkan untuk mengganti barang atau malah mengembalikan uangnya dia tetap saja mengoceh.



Jika ditelusuri lebih jauh, mungkin saja dia marah-marah kepada saya karna tak ada orang lain yang mau mendengarkannya. Tak ada siapapun di rumah yang bisa dia ajak bicara, tak ada anak cucunya yang mengunjunginya dan satu-satunya yang bisa dia lakukan di rumah hanyalah menonton sinetron yang payah sembari memakan biskuit yang ternyata remuk. Memang menyebalkan.

Namun sebenarnya, ocehannya itu sama sekali tak ada gunanya. Demi Tuhan! itu hanya biskuit murah seharga 5 ribu rupiah, bahkan bila dia mengoceh pun biskuit itu tidak akan menjadi lebih enak. Padahal yang perlu dia lakukan hanya bicara baik-baik dan saya akan menukarnya dengan biskuit yang bagus. Masalah selesai. Namun dia ternyata lebih memilih mengurusi masalah kecilnya.



Di dunia ini ada begitu banyak orang yang suka mengurusi hal-hal kecil. Hal-hal kecil itu pun dibakar hingga menjadi kobaran api yang besar dengan kemarahan dan hasilnya masalah kecil itu pun menghancurkan kita semua. Nenek pembeli biskuit itu memilih untuk marah-marah pada saya meskipun hasil akhirnya tidak akan berubah. Dia hanya membuang-buang energi dan saya pun harus membuang waktu meladeninya.

Orang-orang yang begitu peduli pada hal-hal kecil ini biasa disebut sebagai perfeksionis. Pada umumnya perfeksionis memiliki standar yang tinggi dan selalu menuntut kesempurnaan. Meskipun menjadi perfeksionis memiliki kelebihannya tersendiri namun sangat jarang ada perfeksionis yang bisa hidup bahagia.



Contohnya dalam memilih pasangan. Jika saya seorang perfeksionis maka saya akan membuat standar bahwa pasangan saya harus punya tinggi badan 10 senti lebih pendek dari saya, rambut 10 senti diatas pinggang, bulu mata sepanjang 10 milimeter, gigi yang sangat rapi, pinggang yang melengkung mengikuti lekukan gitar spanyol, kulit yang mulus tanpa noda (dan tanpa tahi lalat maupun pori-pori), jari-jari yang lentik dengan panjang mengikuti standar internasional dan yang paling penting lebih muda dari saya. Jika ada satu faktor saja yang kelebihan meski satu milimeter maka berhentilah mengharapkan kelangsungan hubungan kita.

Jika saya memasang standar seperti ini maka bisa dipastikan masa depan saya akan suram (sumpah, gelap banget). Maksudnya, ayolah, itu cuma bulu mata, siapa yang peduli kalau bulu mata Anda panjangnya 10 milimeter?



Namun seorang perfeksionis akan peduli dan inilah akar dari gelapnya hidup.
Mempermasalahkan hal-hal kecil berarti menghabiskan waktu dan tenaga untuk memikirkan hal tersebut dan jika kita terus memusingkan semua hal kecil maka kita tak akan punya sisa tenaga untuk peduli pada sesuatu yang benar-benar penting. Dibanding memusingkan masalah kecil akan lebih baik bila Anda mencoba untuk memahami mengapa mereka melakukan hal itu.

Mengapa seorang perfeksionis peduli pada panjang bulu mata? Mungkin dia mengenal seseorang dengan bulu mata terlalu panjang sampai-sampai bulu mata itu masuk ke matanya dan berakhir pada kebutaan. Mengapa seseorang membunyikan klakson dengan begitu keras di lampu merah? Mungkin dia sedang buru-buru karna istrinya hendak melahirkan. Mengapa seseorang membuang puntung rokoknya ke halaman Anda? Mungkin dia ingin membakar rumah Anda secara sembunyi-sembunyi. Hal-hal tersebut terjadi setiap saat dan Anda tak perlu memusingkannya.



Hal tersebut juga berlaku untuk seorang perfeksionis. Tak ada apapun di dunia ini yang sempurna dan itu artinya Anda perlu berdamai dengan ketidaksempurnaan. Jika Anda tak bisa melakukan ini dan terus terpaku pada masalah-masalah kecil maka Anda tidak akan punya sisa tenaga untuk menyadari betapa indahnya dunia ini.

Seperti kata Tom Sam Cong, anggaplah masalah-masalah kecil itu seolah tidak ada, niscaya masalah besar pun akan terlihat kecil. Saat Anda berhasil melakukannya itu adalah satu langkah menuju hidup yang lebih baik.

Sekian dari saya mari bertemu di thread saya yang lainnya.
mantelbuluAvatar border
jenggalasunyiAvatar border
screamo37Avatar border
screamo37 dan 28 lainnya memberi reputasi
29
5.4K
69
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
The Lounge
The Lounge
icon
922.6KThread81.8KAnggota
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.