safangahAvatar border
TS
safangah
Tak Kenal Lelah, Muhlis Eso Lestarikan Sejarah Dunia

     Sumber foto (Tandaseru.com), Muhlis Eso, asal Pulau Morotai   bersusah payah melestarikan peninggalan sejarah dunia di Pulau Morotai, Maluku Utara. Perjuangannya jadi suri tauladan, generasi muda.

Membahas akan sejarah, Indonesia merupakan salah satu negara yang kaya akan nilai sejarah. Maka sudah sepantasnya, kita menjaga warisan sejarah dengan sebaik – baiknya. Seperti yang dilakukan, Muhlis eso dengan keikhlasan dan kesabaran ia mencari berbagai macam benda peninggalan perang dunia kedua di Kepulauan Morotai Maluku Utara.

Seperti diketahui wilayah ini, menjadi salah satu tempat pertempuran antara sekutu dan Jepang di tahun 1942. Seakan tak mengenal lelah, pria berkulit hitam ini bersama rekan – rekannya mengumpulkan barang – barang bersejarah tersebut meskipun harus bersaing dengan pemburu harta karun dan penjarah yang berusaha menjual benda tersebut ke tangan kolektor.

Barang yang mereka temukan beragam, mulai dari aneka botol minuman ringan, wadah obat, tempat makanan, sepeda, senjata otomatis, peralatan instalasi listrik, meriam, mortar, hingga katana (pedang milik samurai). Sebagian besar temuan, disimpan di museum sederhana berukuran 3 meter x 3 meter berdinding papan dan berlantai tanah di rumah Muhlis. Meski sederhana, 'Museum Swadaya Perang Dunia Kedua' ini, cukup menarik perhatian wisatawan lokal maupun internasional yang datang ke kepulauan Morotai.

Ia dan rekan – rekannya tidak pernah belajar arkeolog, bahkan mengenal apa arti konservasi yang sesungguhnya namun di dalam benaknya, melestarikan sejarah dunia di bumi Indonesia sangat penting. Ditambah lagi, banyak penduduk disana belum memiliki kesadaran bahwa rongsokan peralatan perang tersebut ternyata mampu memajukan daerah lewat jalur wisata dan pendidikan.

Dasar pemikiran sederhana ini, membuat namanya menjulang tinggi. Kegiatan Muhlis memimpin para pemuda untuk menjaga sejarah di Pulau Morotai menjadi inspirasi bagi Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Pulau Morotai. Pada 2012 lalu, Pemkab bekerjasama dengan pemerintah pusat membangun museum resmi Perang Dunia Kedua. Namun, hampir seluruh isi museum diambil dari koleksi milik museum swadaya Muhlis.  

32 tahun sudah Muhlis Eso, melestarikan sejarah di kampungnya. Perjuangannya selama ini mengajarkan pembangunan revolusi mental yang sesungguhnya, bagi generasi muda. Good Job, Muhlis Eso semoga kedepan lahir para penerus bangsa yang menginspirasi, melestarikan dan menjaga sejarah bukan melupakan dan menganggap sejarah hanya angin lalu.


Penulis: Octavianus Dwi Sutrisno



0
334
0
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Inspirasi
Inspirasi
icon
10.5KThread6.7KAnggota
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.