kaum.milenialAvatar border
TS
kaum.milenial
Memanas dengan PDIP, Demokrat Sindir 'Era Jokowi KPK Semakin Kuat atau Tidak?'


Merdeka.com - Suhu politik memanas antara PDI Perjuangan dan Partai Demokrat. Setelah Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto berencana memberikan beasiswa bagi akademisi yang mau membandingkan antara kinerja Pemerintahan Jokowi dan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).

Jubir DPP Demokrat Herzaky Mahendra Putra menuturkan, setiap pemerintahan memiliki masalah dan tantangan berbeda. Dia balik menyindir pemerintah saat ini. Terutama kaitannya dengan upaya penguatan pemberantasan korupsi.

"Tentulah tiap era punya prestasinya masing-masing. Misal, di era Ibu Mega, sukses membentuk Komisi Pemberantasan Korupsi. Era Bapak SBY memperkuat Komisi Pemberantasan Korupsi. Ya, kalau era Bapak Joko Widodo, apakah KPK semakin kuat atau tidak, silakan rakyat yang menilai," ujar Herzaky dalam keterangannya, Minggu (24/11).

Menurutnya, pada dasarnya Demokrat tidak ingin membandingkan pemerintahan saat ini dengan sebelumnya. Sebab, saat ini bukan saatnya membanding-bandingkan kinerja presiden. Lebih baik semua pihak fokus membantu rakyat yang kesulitan dalam pandemi Covid-19.

"Bukan malah sibuk membanding-bandingkan, apalagi malah sibuk mengklaim prestasi. Lebih baik kita sibuk bantu rakyat, daripada sibuk klaim prestasi. Biarkan rakyat yang merasakan prestasi kita, bukan malah kita sibuk berkoar-koar di media merasa berprestasi, padahal rakyat sedang susah," katanya.


Herzaky mengingatkan, selain krisis kesehatan, krisis ekonomi masih membayangi Indonesia. Pengangguran dan kemiskinan semakin meningkat. Apalagi sejak pandemi covid-19.

"Lebih baik para pejabat pemerintahan, maupun elit parpol pendukung pemerintah, fokus pikirkan rakyat. Cari solusi untuk ini," tambahnya.

Sudah saatnya semua pihak bersama-sama berusaha untuk keluar dari Pandemi Covid-19. Sudah terlalu banyak nyawa yang menjadi korban virus Covid-19.

"Apa benar pantas mengklaim prestasi? Ratusan ribu rakyat kita yang berduka dan kehilangan anggota keluarganya, lalu masih merasa pemerintah pantas dan berhak mengklaim prestasi? Hati nuraninya di mana," tutupnya.

Sebelumnya, Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto akan memberikan beasiswa bagi akademisi yang mau membandingkan antara kinerja Pemerintahan Jokowi dan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY). Dia tak ingin hanya ada saling klaim sehingga menjadi rumor politik.

"Saya pribadi menawarkan beasiswa. bagi mereka yang akan melakukan kajian untuk membandingkan antara kinerja dari Presiden Jokowi dengan Presiden SBY," katanya di kantor DPP PDIP, Jakarta Pusat, Sabtu (23/10).

Sehingga tidak menjadi rumor politik, tidak jadi isu politik, tapi berdasarkan kajian akademis yang bisa dipertanggung jawabkan aspek objektivitasnya," sambungnya.
Dia menyebut, dilakukan kajian akademis menggunakan aspek kuantitatif maka pembangunan infrastruktur di era Jokowi jauh lebih banyak. Dia mencontohkan tol, bandara, dan pelabuhan.

"Bagaimana jumlah jembatan yang dibangun antara 10 tahun Pak SBY dengan Pak Jokowi saat ini saja. Jumlah pelabuhan, jalan tol, lahan-lahan pertanian untuk rakyat, bendungan-bendungan untuk rakyat, itukan bisa dilakukan penelitian yang objektif," tuturnya.

Reporter: Delvira Hutabarat
Sumber: Liputan6.com (mdk/noe)

https://m.merdeka.com/politik/memana...tau-tidak.html

Dalam pandangan TS, KPK yang sekarang adalah KPK yang Pancasilais dengan sayap Berkebinekaan

Di mana dari setiap kibasan Kebhinekaan akan melibas seluruh koruptor

Sehingga membawa RI semakin jaya jaya jaya
Diubah oleh kaum.milenial 25-10-2021 05:24
tenglengwotikAvatar border
muhamad.hanif.2Avatar border
Blue_EyesAvatar border
Blue_Eyes dan 4 lainnya memberi reputasi
-1
3.1K
52
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Berita dan Politik
Berita dan Politik
icon
669.7KThread40.1KAnggota
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.