amethystiaAvatar border
TS
amethystia
Romance Novel (GoodNovel) - Kesalahan yang tak Terhindarkan - Ch 9.
Hal pertama yang Rico lihat saat keluar kamar mandi adalah pemandangan seorang wanita yang masih ditutupi selimut hangatnya.

Setelah menemukan Ana tidak ada dikantornya kemarin malam. Rico kembali menghabiskan malamnya dengan wanitanya tadi siang.

Dia mendekat dan mengelus pelan kepala wanitanya itu, “Aku pulang dulu yah. Siang ini aku ada janji dengan yang lain,” ucap Rico setengah berbisik.

Wanita tersebut hanya mengangguk pelan yang disusul dengan Rico yang keluar dari kamar kosan temannya tersebut.

Alasan sebenarnya dia menolak bertemu dengan Ana hari ini, karena dari kemarin dia memang belum pulang. Saat dia hendak menaikin motornya, “Rico, kamu kemana aja dua hari ini?”

Terlihat pesan masuk di Hp nya. Dia pun membalas singkat pesan tersebut. “Sorry Nis, aku sibuk 2 hari kemarin. Ada apa?”

“Aku kangen tau, kamu gak ada kabar dua hari ini,” balas Nisa.

Rico mendecik pelan. Dia sangat tidak menyukak ketika ditanya seperti itu. “Nanti aku hubungi lagi yah. Aku mau pergi dulu ini.”

Kemudian dia mulai mengendarai motornya, menuju ke tempat pemberhentian selanjutnya.

***

Sambil menikmati suasana sore-sore, Ana tengah duduk di cafetaria kampusnya. Dia kemudian dikejutkan oleh sapaan temannya. “Eh Na, kenapa lu bengong sendirian disini?”

“Gw lagi agak kesel sebenernya.” Ana sambil memainkan sedotan didalam minumannya.

“Kesel kenapa?” Dia pun duduk disamping Ana. 

“Biasa itu. Padahal gw udah ijin dari kantor buat Acc skripsian, eh dosennya gak ada.” Ana menaikan setiap nada perkataannya. 

“Lah kita senasib. Gw juga udah berkali-kali di php sama dosen.” Teman Ana mulai memilih pesanannya. Dia pun melanjutkan perkataannya. “Btw Na, kayaknya kemarin gw sempet lihat cowok lu deh di bioskop.”

“Lu salah lihat kali. Kemarin dia bilang lagi sama emaknya.” Raut mukanya berubah. Dia yakin bahwa Rico kemarin bersama ibunya. 

“Masa sih, cowok lu kan mudah banget dikenalin. Badannya yang tinggi itu bikin dia mudah ditemukan,” sanggah temannya.

“Kan yang badannya tinggi banyak.” Ana masih berusaha untuk menyanggah pernyataan temannya tersebut. 

“Tapi yang tinggi  item manis kek oppa-oppa korea kan cuman cowok lu,” sambung temannya.

Ana hampir tersedak mendengarnya. “Oppa korengan yang ada, hehe.”

“Yaudah gw pulang dulu yah bye,” jawab Ana melanjutkan. Dia pun berdiri dan bergegas untuk pulang.

Pernyataan temannya tersebut sedikit mengganggu pikiran Ana. Namun kali ini dia sudah memutuskan untuk mempercayai Rico kembali dan menghiraukan ucapan temannya tersebut.

Malam pun tiba, tapi Rico masih belum menghubungi Ana. ‘Dia masih sama temannya gitu yah? Apa aku telpon saja’ pikir Ana.

Tidak ada jawaban dari Rico yang membuat ana sedikit khawatir.

Untuk menghindari pikiran-pikiran negatifnya bermunculan, Ana mulai membuka grup chat sanggarnya.

 ‘Besok aku harus bersikap seperti apa yah sama Novan.' Dia mempelajari beberapa pertanyaan di grup chatnya. Seketika pikiran itu melintas dibenak Ana. ‘Setidaknya aku harus memberikan jawaban yang pasti untuknya.’

Tengah asik menggulirkan layar hp nya, ada telpon masuk dari papanya Rico. “Halo Ana. Om mau tanya apa Rico sama kamu?” 

Ana menyipitkan matanya. “Gak om. Tadi siang Rico bilang kalau dia ada urusan sama temen-temennya.”

“Gitu yah, kamu tahu gak dengan siapa. Dari kemarin Rico gak pulang. Mamanya khawatir,” terang papanya.

Mata Ana terbelalak. Dia merasa aneh dengan pernyataan ayah Rico barusan. "Bukannya kemarin Rico sama tante ya om seharian?”

“Enggak kok Ana. Dari kemarin siang Rico pergi. Dia bilang akan makan malam dengan kamu. Jadi om kira dia nginep dirumah kamu.”

Alangkah terkejutnya Ana, bila apa yang diucapkan papanya benar berarti Rico sudah membohonginya kembali. Tapi Ana sekuat tenaga berusaha untuk tetap sopan didepan papanya Rico. “Kemarin emang mau makan malam Ana tadinya. Cuman gak jadi om, nanti coba Ana tanya sama temen-temennya ya om.”

Suara Papa Rico sedikit tercekat. “Oke Ana, makasih yah sebelumnya.” 

Ana merasa tidak bisa lebih lama menahan kekecewaannya. “Gapapa Om, Ana tutup telpon nya yah.” 

“Iya Ana, selamat malam.”

“Iya malam juga om.” Jawab Ana sambil mematikan sambungan telpon miliknya. 

Sekali lagi Ana sangat kecewa oleh tindakan Rico. Dia pun teringat dengan ucapan salah satu temannya tadi sore.

Ana mulai memberanikan diri untuk menelpon temannya tersebut, “Malam, sorry ganggu. Lu lagi sibuk gak?”

“Malem juga Na, gak kok. Tumben lu nelpon malem-malem gini?” Terdengar keragu-raguan didalam ucapan temannya. 

Ana mengigit pelan bibir bawahnya. Menahan emosinya. “Gw mau tanya, kemarin lu lihat yang mirip Rico tuh jam berapaan yah?”

“Sekitar jam dua apa jam tiga kali yah. Gw juga gak begitu inget soalnya kayak sekilas gitu dia terburu-buru keluar dari studio sama cewek. Padahal filmnya belum selesai, soalnya cuman mereka berdua aja yang keluar,” jelas temannya.

Mendengar hal itu membuat Ana diam. “Lu gak apa-apa kan? Gak usah terlalu lu pikirin mungkin gw yang salah lihat,” sambung temannya khawatir. 

“Ah iya gak papa, thanks yah,” ucap Ana dengan sedikit terbata. 

“No problem dear, udah jangan lu pikirin banget,” ucap temannya. Dia merasa ada sesuatu yang tidak beres dengan Ana. 

“Iya gw tutup yah, makasih sekali lagi.” Ana langsung menutup telponnya. 

Ana pun kini kehilangan semua tenaganya. Hatinya sangat sakit. Penyesalan dan pengkhianatan yang dia alami kini semakin terasa berat.

Dia menyadari bahwa Rico sudah membohonginya lagi. Terlebih fakta bahwa Rico dari kemarin tidak pulang ke rumah membuat Ana semakin terluka.

Dia tidak pernah jadi prioritas untuk Rico, itulah yang dibenak Ana saat ini. Dia merasa sangat bodoh telah merasa bersalah pada Rico belakangan ini.

Ternyata dari awal dialah yang selalu dicurangin oleh Rico. Anapun hanya bis menangis dibalik selimutnya sepanjang malam.

Sama halnya dengan Novan, malam itu sangat  berbeda dari minggu kemarin. Novan terlihat lebih lemas dan tidak bersemangat untuk menghadiri pertemuan kedua besok pagi.

Namun dia merasa harus meminta maaf terhadap Ana. Dia akan menerima apapun yang akan diputuskan Ana besok. Dan mungkin saja dia harus menerima juga kalau Ana akan benar-benar menolaknya. Tapi itu adalah yang terbaik untuk dirinya dan Ana.

Kedua insan itu tengah terlarut dalam kegelisahan dan kekecewaannya masing-masing. Mereka tidak menyadari bahwa takdir akan mulai mempermainkan mereka.

***
Hallo
Akhirnya update lagi juga
Buat yang gak sabar nunggu update selanjutnya
Bisa langsung baca di apk/ web GoodNovel yah

Kesalahan yang tak terhindarkan
Diubah oleh amethystia 08-11-2021 18:31
bukhoriganAvatar border
sin606Avatar border
sin606 dan bukhorigan memberi reputasi
2
402
0
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
Stories from the Heart
icon
31.4KThread41.4KAnggota
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.