gagal.jadi.nabiAvatar border
TS
gagal.jadi.nabi
Pemerkosaan Berlangsung Di Dalam KA Para Penumpang Lainnya Cuma Menonton & Merekam
.
Seorang pria tunawisma berusia 35 tahun dituduh telah melakukan kejahatan seksual terhadap seorang perempuan pada Pukul 9 malam lebih sedikit, 13 Oktober 2021, di satu gerbong kereta api yang dijalankan oleh Otoritas Transportasi Pennsylvania Tenggara (SEPTA).

Tetapi, peristiwa antikemanusiaan yang terjadi lebih dari itu.


Kepala Polisi Transit SEPTA, Thomas Nestel III, terlihat di sebelah kiri di balik jendela, berdiri selama konferensi pers mengenai satu serangan seksual mengerikan yang terjadi di satu kereta api SEPTA pada minggu yang lalu. Sumber


Polisi mengatakan bahwa peristiwa pemerkosaan tsb bisa "dihentikan lebih cepat" jika para penumpang lainnya, yang berjumlah 10 orang, mau melakukan sesuatu atau menelepon 911. Yang terjadi, diduga, malah para penumpang tsb merekam atau mengambil gambar peristiwa mengerikan tersebut.

"Sebanyak 10 orang benar-benar melihat beberapa bagian dari serangan terhadap penumpang kereta api ini," kata Kepala Polisi Transit SEPTA Thomas Nestel III kepada stasiun radio Philadelphia WPHT.

"Kami sedang menonton (CCTV) untuk melihat apakah seseorang memasang telepon ke telinga mereka yang menunjukkan bahwa mereka mungkin menelepon 911. Sebaliknya, apa yang kami lihat adalah orang-orang mengangkat ponsel mereka seolah-olah mereka merekam atau mengambil gambar."


Seorang pejabat SEPTA berbicara pada Hari Minggu, 18 Oktober 2021, di 69th Street Transportation Center, mengenai satu kejadian pemerkosaan yang mengerikan di satu kereta api SEPTA pada minggu yang lalu. Sumber


Juru bicara SEPTA John Golden mengatakan dalam sebuah pernyataan: "(Kejahatan seksual itu) mungkin dapat dihentikan lebih cepat jika satu orang saja dari penumpang kereta api menelepon 911."

Rekaman CCTV dari gerbong kereta menunjukkan bahwa perempuan itu mencoba melawan si pria itu dengan berulang kali mendorongnya saat pria itu mulai meraba-rabanya dan kemudian merudapaksanya, media lokal melaporkan. Sementara ke sepuluh penumpang lainnya mengarahkan ponsel mereka ke penyerang tanpa ada satupun dari mereka yang mencoba menghentikannya, kata polisi.


Seorang karyawan SEPTA, yang kebetulan tidak bertugas, akhirnya memanggil polisi. Polisi transit yang dihubunginya segera bergerak cepat masuk ke dalam gerbong kereta api di mana kejadian memilukan itu berlangsung, menghentikannya dan akhirnya menangkap tersangka pemerkosa.

"Dia berada di atas tubuh korban dan sedang melakukan serangan (seksual) ketika para polisi memasuki gerbong kereta api," kata Nestel.


Fiston Ngoy, nama pria tsb, menghadapi tuduhan-tuduhan: pemerkosaan, hubungan seksual menyimpang secara paksaan, kekerasan seksual dan pelanggaran lainnya, akibat kejadian itu, media lokal melaporkan.

Dia menyebut satu tempat penampungan tunawisma di Philadelphia sebagai alamatnya dan ditahan dengan jaminan $18,000 (£13,000). Media lokal melaporkan bahwa dia dijadwalkan untuk diadili pada 25 Oktober.

Juga telah dilaporkan bahwa tersangka penyerang mengklaim pertemuannya dengan sang korban atas dasar perjanjian, tetapi perempuan itu menyangkalnya.

Serangan itu diduga terjadi setelah perempuan itu menaiki kereta api yang salah pada Pukul 21.15. Ngoy naik beberapa menit kemudian sebelum pindah ke kursi di sebelahnya.


Fiston Ngoy, 35 tahun, tinggal di Amerika Serikat secara ilegal sejak 2015 dan saat ini disangkakan melakukan kejahatan pemerkosaan pada seorang perempuan di satu kereta api di Philadelphia, Amerika Serikat. Sumber


Sementara itu, situs dailymail.co.uk melaporkan bahwa Fiston Ngoy adalah seorang warga negara Congo yang tinggal secara ilegal di Amerika Serikat sejak 2015. Ngoy memasuki Amerika Serikat menggunakan visa pelajar pada 2012, tapi kemudian visanya dihentikan pada 2015

Catatan pengadilan menunjukkan bahwa Ngoy telah berkali-kali ditangkapatas dua kejahatan kecil (misdemeanor conviction), satu untuk obat-obat terlarang dan satu untuk perilaku berbahaya secara seksual (sexual abuse).

Dia dinyatakan bersalah atas satu kejahatan seksual pada 2017 di Washington DC dan dihukum penjara selama 120 hari dan kemudian pada Januari 2018 ditempatkan pada tahanan imigrasi.

Ngoy belum dideportasi karena hakim imigrasi menjaminnya 'penangguhan pemulangan (withholding of removal)' pada Maret 2019 setelah satu dewan banding menyatakan bahwa kejahatan seksualnya bukanlah suatu kejahatan serius sehiingga dia berhak untuk tidak dipulangkan ke negara asalnya karena ancaman akan mendapat persekusi.

****


Sistem hukum Amerika Serikat dengan azas praduga tak bersalahnya memang cukup kompleks. Namun, secara sepintas bagi penulis, proses peradilan untuk kejahatan seksual terasa sangat "melindungi" pelaku sekaligus membuat para pelaku sulit untuk jera.

Terlebih lagi, orang-orang yang sudah berkali-kali melakukan kejahatan, bahkan kurang-lebih sama dengan kejahatan terakhirnya dan terlebih lagi orangnya seperti Ngoy yang berkewarganegaraan asing dan tinggal di AS secara ilegal, masih punya kesempatan untuk berkeliaran bebas dari tahanan apabila dia sanggup membayar jaminan $18,000.

Namun, lucunya, wajah si pelaku ditampilkan secara gamblang tanpa perlu ditutup-tutupi seperti di sini. emoticon-Big Grin

Yang paling menyedihkan tentu adalah sikap apatis kesepuluh penumpang lainnya itu. Tergerusnya nilai-nilai kemanusiaan, sekalipun sistem pelaporan kejahatan dan penanggulangan secepatnya oleh kepolisian di negara tsb sudah sangat baik dibandingkan dengan di sini, malah diduga ada dari para penumpang tsb merekam peristiwa mengerikan tersebut.

emoticon-Sorry*edisi sedih


Berbicara mengenai data tingkat kejahatan seksual - lebih khusus lagi data tingkat pemerkosaan - menurut negara, yang bisa kita lihat pada sejumlah situs, adalah tidak akurat. Itu karena definisi kejahatan seksual atau pemerkosaan sangatlah beragam di semua negara. Selain ada kecenderungan di sejumlah negara di mana para korban takut melaporkan kasus pemerkosaan yang dialaminya terkait dengan praktik hukum atau budaya di negaranya yang tidak mendukung. Sejumlah situs menyebutkan Amerika Serikat pada peringkat 11 atau 14 untuk data pada Tahun 2010.


Jadi, bagi penulis lebih baik melihat lebih lanjut mengenai fenomena atau statistik kejahatan seksual di AS. National Sexual Violence Resource Center (NSVRC), satu lembaga nirlaba nonpemerintah di AS, memberikan gambaran sekilas berdasarkan data Tahun 2015, yaitu:

Satu dari lima perempuandi AS mengalami pemerkosaan atau percobaan pemerkosaan seumur hidupnya.

Satu dari tiga perempuan korban pemerkosaan atau percobaan pemerkosaan mengalaminya di saat berumur antara 11 dan 17 tahun.

Hampir seperempat (24.8%) pria di AS memiliki pengalaman sejumlah bentuk kekerasan seksual seumur hidupnya.

Satu dari empat pria korban pemerkosaan atau percobaan pemerkosaan mengalaminya di saat berumur 11 and 17 tahun.



Tabel diambil dari Sumber



Tabel diambil dari Sumber


Sementara, situs Safehome.org menyebutkan terdapat 41.7kasus pemerkosaan dari 100,000 penduduk AS selama Tahun 2017. Untuk tingkat negara bagian, Alaska menempati peringkat tertinggi untuk tingkat kasus pemerkosaan dengan angka sebesar 116.7.


Apakah angka-angka di atas cukup tinggi atau tidak, penulis tidak dapat komentari selain mengatakan bahwa angka-angka tesebut sangat mengkhawatirkan sehingga bisa jadi memberikan dampak "kebal rasa" ketika dihadapkan langsung pada peristiwa pemerkosaan di gerbong KA tsb di atas.

Bagaimana di negara kita? emoticon-Bingung



Sumber tulisan:

Spoiler for spoiler:

Diubah oleh gagal.jadi.nabi 22-10-2021 14:02
edv039Avatar border
alifrian.Avatar border
GigiTato.Avatar border
GigiTato. dan 23 lainnya memberi reputasi
22
25.2K
189
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Berita Luar Negeri
Berita Luar Negeri
icon
78.8KThread10.5KAnggota
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.