c4punk1950...Avatar border
TS
c4punk1950...
Sarjana Agama Pentingkah Di Indonesia?




Membaca thread ini pemikiran jangan sempit, jangan juga menghina orang yang beragama karena tujuan thread ini hanya untuk memberikan fakta yang sering kita temui di dunia yang fana ini.

Ketika pendidikan itu penting maka belajar hal-hal yang merupakan ilmu dari Agama pun bisa dibilang sangat penting. Terlebih keyakinan yang dianut manusia ini banyak sekali ilmu yang bisa dipelajari, hingga menjadi seorang ahli tentu dibutuhkan belajar.



Namun ketika pendidikan agama yang sudah dipelajari di sekolah umum baik dari SD hingga SMA, terutama untuk agama mayoritas di Indonesia yang mendapatkan porsi tambahan dalam dunia pendidikan. Apakah bisa mengubah bangsa ini lebih mencintai agamanya?

Sekolah-sekolah berbasis agama di Indonesia memang banyak, bahkan masalah kedisiplinan mereka lebih baik daripada sekolah umum yang ada di Indonesia.



Basis Sekolah Tinggi yang berlandaskan agama pun juga banyak beredar di nusantara tercinta ini contohnya, Universitas Kristen seperti Petra, Cipta Wacana, Immanuel dan lainya. Kemudian ada Universitas Katolik seperti Atmajaya, Tarumanegara, Parahyangan, dan lainnya lalu ada juga Sekolah Tinggi Buddha seperti Raden Wijaya, Sriwijaya, Nalanda dan lainnya tak ketinggalan ada juga Universitas Hindu seperti Gusti Bagus Sugriwa, Gde Pudja, Tampung Penyang dan lainnya. Yang paling banyak adalah Universitas Islam seperti Syarif Hidayatullah, Gunung Djati, Sunan Ampel, Sultan Syarif Kasim, Maulana Malik Ibrahim dan lainnya.

Universitas berbasis agama ini tentu mempunyai jurusan atau fakultas yang sama dengan universitas umum lainnya, hanya saja pendidikan agama lebih dikedepankan untuk siswanya.



Tentu tujuan Universitas berbasis agama ini agar masyarakat Indonesia, terutama mereka yang lulus sebagai mahasiswa dan masuk ke dalam banyaknya profesi pekerjaan di dunia agar selalu ingat kepada Tuhan, menjadi manusia lebih beradab, dan lebih terbuka wawasannya hingga takut untuk bertindak menyalahi hukum, seperti korupsi, kriminal, tipu menipu dan banyak hal bisa saja terjadi kalau iman mereka lemah.

Kalau di atas adalah Universitas berbasis agama lantas bagaimana dengan Sarjana Agama? Ingat Sarjana Agama ini bisa dari pendidikan Agama Islam, Kristen Buddha dan Hindu atau yang lainnya. Di zaman serba kapitalis ini, lulusan Sarjana Agama akan bekerja dimana? Apakah semua harus menjadi misionaris atau pendakwah? Atau semua menjadi guru atau dosen, bahkan masuk di pemerintahan lewat Departemen Agama.



Atau lulusan Sarjana Agama sangat sulit mendapatkan pekerjaan seperti video diatas?

Lantas kita berfikir kritis dengan kenyataan yang ada saat ini, bagaimana sekarang tentu semakin banyak para ahli Agama karena lulus dari sekolah tinggi ternyata tidak membuat perubahan pada sistem yang ada di Indonesia, tidak membuat masyarakat menjadi takut dengan Tuhan.

Terlebih banyak Sarjana Agama yang sulit bertarung dalam dunia kerja, persaingan yang begitu bebas dan terbuka memang menjadi salah satu faktor banyak Sarjana pada umumnya menganggur.



Umumnya Sarjana Agama banyak mempelajari tentang kajian kepustakaan, baik berupa teori, sejarah, bahasa, dan sastra. Bisa dibilang hanya sekedar teori dan normatif, kemampuan mereka ini kita sebut saja softskill sedikit sekali tentang Hardskill karena pada dasarnya teori dan di lapangan jelas berbeda.

Pemikiran-pemikiran kontemporer juga banyak di cekoki di dalam kampus, seperti Apakah Tuhan ada? Jika Tuhan ada, lalu di mana Tuhan? pertanyaan yang selalu memberikan diskusi yang menarik, hingga debat tak berujung namun kesimpulannya hanya sepakat atau tidak sepakat.



Lalu kajian-kajian yang bersifat filsafat seperti Ontologi, epistemologi, aksiologi, bahkan ada juga yang dicekoki ilmu cocoklogi.

Namun tidak sampai disitu saja, perdebatan teoritis selalu dipikirkan hingga akhirnya mulai memasuki tahap yang kritis pemikiran para orientalis dan pemikiran kiri bersifat kontroversial mulai dilahap juga. Tak jarang pemikiran ini membawa lulusan Sarjana Agama ketingkat skeptis.



Ujungnya akan ada pemikiran agama yang bercabang dan menciptakan cara beragama sendiri, seperti pemikiran meninggalkan Shalat dalam agama Islam karena inti Shalat mengingat Tuhan, jadi kalau mereka khusuk mengingat Tuhan tanpa Shalat itu dianggap tidak apa-apa.

Contoh nyatanya adalah,

Quote:




Jadi pada dasarnya apakah Sarjana Agama masih penting di Indonesia? Karena pemikiran lulusan Sarjana Agama ini bisa saja out of the box walau tidak semuanya.

Atau memang penting karena bisa menjadi calon menantu idaman karena ada embel-embel Sarjana Agama pasti orang baik, dan takut terhadap Tuhan! Apalagi bila pintar berdakwah maka profesi itu bisa mendatangkan kemakmuran dari segi keuangan, karena berdakwah di zaman sekarang mendapatkan bayaran bahkan ada beberapa pendakwah yang memakai management tentu derajatnya sama seperti selebritis yang banyak penggemarnya, tak heran ada yang menjadi bintang iklan.



Apa pendapatmu tentang hal ini gan?

Terima kasih yang sudah membaca thread ini sampai akhir, bila ada kritik silahkan disampaikan dan semoga thread ini bermanfaat, tetap sehat dan merdeka. See u next thread.

emoticon-I Love Indonesia



"Nikmati Membaca Dengan Santuy"
--------------------------------------
Tulisan : c4punk@2021
referensi : klik, klik, klik
Pic : google

emoticon-Rate 5 Staremoticon-Rate 5 Staremoticon-Rate 5 Star





Diubah oleh c4punk1950... 20-10-2021 03:22
ferist123Avatar border
6666661234Avatar border
politon21Avatar border
politon21 dan 32 lainnya memberi reputasi
29
13.1K
179
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
The Lounge
The Lounge
icon
922.6KThread81.9KAnggota
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.