c4punk1950...
TS
c4punk1950...
Perlu Ga Sih Pendidikan Hingga Sarjana Di Indonesia?




Pendidikan sangat penting untuk menunjang SDM yang berkualitas, namun ada banyak cerita di Indonesia dimana lulusan Sarjana pusing mencari pekerjaan, lulusan Sarjana hanya menjadi penarik becak, ojol, jualan sempol dan banyak hal lainnya cerita-cerita tentang lulusan sarjana yang gagal bersaing di dunia pekerjaan.

Maka akan ada pertanyaan dibenak orang awam,

Perlu Ga Sih Pendidikan Hingga Sarjana Di Indonesia?




Pendidikan itu perlu, namun untuk mencapai tingkat Sarjana diperlukan kemauan, tekad, serta ekonomi yang cukup kuat lalu plan masa depanmu ingin jadi apa! Itu yang perlu dilakukan, jangan sampai gelar mahasiswa hanya kedok untuk open BO menaikan tarif kencan bagi om hidung belang kelas kakap, jadi niat ingin menjadi sarjana ini yang perlu diluruskan.

Kalau kita mau berkata jujur, terhadap mereka yang meneruskan kuliah hingga menjadi sarjana ketika ditanyakan "Untuk apa kamu kuliah? Apa tujuanmu kuliah?" Yakin sebagian besar tak bisa menjawab dengan pasti, alasannya tentu beragam, ada yang ikut teman, ada yang disuruh orang tua untuk kuliah, ada yang memang niatnya ingin menjadi seorang yang ahli di dalam bidang tertentu dan profesional dalam berkarir dimasa depan namun jawaban ini hanya dilakukan segelintir orang.



Seperti cerita usang kawan-kawan tentang lulusan Sarjana Pertanian yang bekerja menjadi administrasi di perusahaan, itupun ada koneksi orang dalam. Maka pendidikan menjadi sarjana di Indonesia tidak bekerja sesuai bidang ilmunya, banyak kaum pelajar tak mengerti tujuan mereka setelah lulus kuliah dan belajar itu untuk apa?

Seharusnya sebelum kuliah calon mahasiswa harus sudah ada tujuan dalam mengarungi langkahnya dimasa depan, setelah lulus kuliah ingin jadi apa? Mau kerja dimana? Sebagai apa? Jadi bisa dikatakan setelah lulus kamu harus menjadi professional, keahlian lulusan sarjana bisa dibilang menjadi berkualitas karena memang menyukai jurusan yang ditawarkan oleh Universitas tersebut baik PTN maupun PTS.



Karena kalau tak memikirkan tujuanmu setelah kuliah hendak kemana, maka bisa dikatakan gelar sarjana hanyalah sekedar gaya dan sia-sia. Maka gelar itu tak diperlukan, karena banyak mahasiswa salah kaprah ketika mendapatkan gelar sarjana akan mudah mencari pekerjaan!

Faktanya lowongan kerja terbatas, belum lagi banyak calon pekerja yang bergelar Sarjana tak memenuhi kompetensi yang diharapkan oleh perusahaan, jadi banyak yang lulusan sarjana bisa dikatakan kualitasnya buruk, karena tidak memiliki kompetensi yang cukup.



Kuliah juga harus ditunjang dengan skill primer lainnya seperti bahasa asing, maka tak heran mereka yang punya uang lebih senang kuliah di negara asing dibandingkan di negeri sendiri. Karena bahasa asing yang dikuasai akan lebih mudah dipelajari bila bertemu dengan mahasiswa lain.

Tak jarang kualitas lulusan SMA bisa lebih kompetensi dengan yang lulusan sarjana, bahkan bisa lebih berprestasi karena mereka fokus dengan tujuannya menjadi sosok yang ahli.



Apapun hal itu bila kamu fokus dalam belajar dan menggali potensi dalam diri akan ada yang namanya kesuksesan, misal kamu punya keahlian membuat kue dan fokus tanpa harus kuliah namun hal tersebut kamu tekuni dengan sungguh-sungguh dapat dipastikan kamu menjadi ahli pembuat kue, ujungnya usaha kuemu juga bisa berakhir dengan kesuksesan.

Kuliah itu adalah penunjang agar keahlianmu lebih meningkat dan bisa dilirik oleh perusahaan besar, bahkan bukan hanya sebagai gelar dan meningkatkan bayaran gaji saja namun sebagai ahli yang berkualitas. Jadi perlu sekali kuliah namun harus menjadi mahasiswa yang berkualitas.



Contoh mudah Jesselyn Lauwreen dan Nadya adalah finalis MasterChef Indonesia (MCI) Season 8 keduanya adalah lulusan sekolah kuliner Le Cordon Bleu, namun berbeda negara jika Nadya lulus dari Le Cordon Bleu Australia, Jesselyn lulus dari Le Cordon Bleu Paris. Namun lihat saat ini Lord Adi petani cabai yang tidak sekolah kuliner menjadi sosok pembeda diantara kedua finalis tersebut, bahkan walau tidak juara kompetisi Lord Adi punya program tersendiri di televisi dengan style cooking comedy. Tapi pemenang kompetisi tetap mereka yang sekolah kuliner, jadi apa tandanya? Lulusan sarjana memiliki kemampuan yang lebih dibandingkan belajar secara otodidak, bukan secara skill tapi secara gelar maka lebih di prioritaskan karena MCI 8 ada yang bilang isunya disetting pemenangnya, entah hal ini benar atau tidak, karena Lord Adi sebagai pemenang challange terbanyak terpeleset di 3 besar dan gagal juara dengan yang sekolah kuliner.

Itu salah satu contoh sekolah itu perlu, namun tujuan setelah lulus itu mau kemana? Itu yang harus difikirkan dengan matang, karena banyak gelar sarjana sekarang ini hanya menjadi penghias dinding ruangan saja, karena salah tujuan, salah mengambil jurusan.



Lor Adi tidak ada titel lulusan sekolah kuliner mampu menembus dunia entertaint

Apa tanggapanmu dengan hal ini guys?

Terima kasih yang sudah membaca thread ini sampai akhir, bila ada kritik silahkan disampaikan dan semoga thread ini bermanfaat, tetap sehat dan merdeka. See u next thread.

emoticon-I Love Indonesia



"Nikmati Membaca Dengan Santuy"
--------------------------------------
Tulisan : c4punk@2021
referensi : klik, klik
Pic : google

emoticon-Rate 5 Staremoticon-Rate 5 Staremoticon-Rate 5 Star





Diubah oleh c4punk1950... 18-10-2021 23:56
ushirotaEriksaRizkiMscreamo37
screamo37 dan 26 lainnya memberi reputasi
27
7.8K
172
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
The Lounge
The Lounge
icon
922.4KThread81.2KAnggota
Terlama
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.