gambar


Membuka Pikiran Anak Dengan Cara Belajar Bersama Anak




Pagi Parents! Bagaimana nih cara mempersiakan buat bekal anak? Apa sudah sangat siap dengan segudang impian anak-anak kita kelak?




Hmmm, bicara masalah impian atau cita-cita anak. Ada baiknya kita sebagai orang tua untuk berdiskusi dengan anak lho. Semisal berdiskusi mau sekolah di mana, pelajaran apa yang disukai, umur berapa akan masuk smp-sma-kuliah, dan menikah.



Hal-hal ini mungkin sangat jarang dilakukan atau bahasa lainnya adalah mengobrol. Apa itu mengoborol?

Mengobrol menurut hemat Ane adalah kegiatan yang ada porsi mendengar dan mendengarkan, ada porsi memberikan pertanyaan, memberika jawaban, dan menarik kesimpulan bersama.



Langkah Mengobrol atau berdiskusi dengan anak :

1. Basa-basi


gambar

Basa-basi adalah muqoddimah atau pembuka obrolan. Di sini fungsinya untuk menghilangkan kecanggunan antara anak dan orang tua. Atau untuk memberikan sapaan yang menyiapkan mental anak dan orang tua, agar terasa lebih akrab.


Dalam langkah basa-basi ini, Gansist bisa bertanya kepada anak tentang persaannya saat ini. Apa yang dilakukannya tadi atau kemarin dan apakah ada hal yang menarik dari aktivitas yang dia lakukan. Tanya juga apa ada hal yang membuatnya merasa kesal. Ditanya dan diperhatikan sama orang tua itu membuat anak bersimpati pada orang tuanya lho.


2. Ajak anak berpikir

gambar

Yang namanya berpikir berarti tujuannya adalah untuk membuka pikiran anak. Kalau pikiran anak terbuka, maka anak akan lebih menjadi bijaksana dalam menanggapi suatu masalah.


Bagaimana caranya mengajak anak berpikir? Ajukan pertanyaan kepada anak kita ya parents!

Semisal begini. "Nak nanti kira-kira umur berapa kamu akan menikah?"

Woaaa, kok nanya soal nikah ma anak? Kan mereka masih kecil? Masih umur 10 tahun lagi? Apa itu tidak berlebihan?


Kalau Gansist sebagai parents memiliki cara dan pertanyaan lain pada anak boleh sekali dilakukan. Dan untuk pertanyaan tentang menikah bukan berlebihan ya Gansist. Karena di sini kita sebagai orang tua mengajarkan anak untuk meraba-raba perencanaan hidup atau masa depan. Namanya kan membuka pikiran, hehehe.



3. Beri Waktu kepada Anak untuk Menjawab Pertanyaan


gambar

Tiap anak boleh melontarkan jawaban yang berbeda. Dan sebagai orang tua pada tahap ini cukup mendengarkan mereka dengan wajah yang tertarik dan penuh minat. Biarkan anak-anak merasa mereka dihormati dan semakin berkelana membayangkan apa yang akan mereka lakukan di masa depan. Semisal pertanyaan parents adalah tentang 'kapan nikah'.



4. Berdiskusi dengan anak, ataupun saling belajar.

gambar

Kita tentu bisa belajar dengan anak, kan? Lalu pada langkah keempat ini berikan anak gambaran, apa yang terjadi di usia yang anak sebutkan pada nomor 3. Semisal, "Kalau kamu menikah di usia 17, maka saat itu kamu masih duduk di bangku kelas 2 SMA lho, Nak."



Si anak akan memutar matanya dan menganngguk. Biarkan anak berpikir dan tersenyum malu jika perlu.



Teman Ane, sebut saja Mbak Binti, memaknai anak-anak belajar itu dengan;

"Ibuk belajar bersama anak-anak."






5. Tarik Kesimpulan Bersama

gambar

Dalam langkah kelima ini, harusnya sudah mufakat apa yang dibicarakan. Semisal anak juga punya keinginan untuk kuliah, maka anak diberikan wawasan, seperti, "Apa boleh pada masa kuliah menikah?" dan seterusnya.




Wah, bagaimana Gansist? Apa tertarik untuk belajar bersama anak? Hal yang sederhana ini sangat baik untuk tumbuh kembang anak lho. Oke, Selamat Pagi dan jangan lupa bahagia ya!See u next thread!



Sumber referensi dari obrolan dengan Mbak Binti, guru paud terbaik sejatim beberapa tahun lalu
Sumber foto terlampir