ikamarutha
TS
ikamarutha
Kisah Nyata: Kejadian Aneh saat Syuting Film Horor
Kisah Nyata: Kejadian Aneh saat Syuting Film Horor




Sore itu, Bang Boski baru saja pulang ke rumah petakannya usai syuting sinetron untuk sebuah stasiun TV swasta. Lelahnya terbayar oleh senyum manja sang istri yang menyambut di muka pintu.

Setelah Bang Boski selesai mandi, sang istri mengajaknya makan malam di luar bersama putri semata wayang mereka. Mereka pun makan di sebuah warung sederhana di sekitaran kawasan Taman Mini Indonesia Indah, tak jauh dari kontrakan mereka.

Saat itu malam Minggu. Mereka kemudian memutuskan untuk berkeliling di mall terdekat, sekedar untuk menikmati suasana. Setelah dirasa cukup, mereka bergegas pulang sementara di langit, mendung mulai bergelayut tebal.

Setelah sang istri menidurkan buah hati mereka, seperti biasa Bang Boski mengajaknya bercengkrama sambil mengudap makanan ringan.

Malam kian larut, mata Bang Boski mulai meredup dan tiba-tiba handphone jadulnya berdering. Telepon dari seseorang bagian unit calling yang sudah dia kenal, memintanya memerankan tokoh dalam sebuah film layar lebar.

Tawaran itu dirasakan Bang Boski sangat mendadak dan terkesan memaksa, ditambah-tambah alasan bahwa itu adalah permintaan khusus, langsung dari sang sutradara.

"Cuma elo yang bisa memerankan tokoh ini. Please, bantuin, Bang. Sudah limit waktunya," bujuk unit calling. "Masalah fee dijamin gede, Bang. Sekarang juga, sudah ada yang mau jemput elo, Bang, di Tamini Squere," katanya lagi.

Bang Boski pun langsung menyanggupi. Sebagai pemain kasta ketiga, kesempatan main di layar lebar bagaikan mutiara yang paling berharga.

Istri Bang Boski justru kecewa mendengar suaminya menyanggupi tawaran syuting mendadak itu. Perempuan itu khawatir karena malam sudah terlalu larut. Namun, pada akhirnya dia harus rela melepas suaminya bekerja demi sebuah komitmen.

Sejam kemudian, Bang Boski sudah tiba di Tamini Square dan sebuah mobil sudah menunggu di sana untuk membawanya segera ke lokasi syuting. Mobil itu melaju kencang lewat toll dalam kota. Sesekali telepon berdering dari unit calling, bertanya dengan nada cemas, sudah sampai dimana posisinya saat itu.

Sudah hampir tengah malam saat mobil yang ditumpangi Bang Boski tiba di lokasi syuting: areal pekuburan yang luas. Bang Boski masih belum diberi tahu karakter apa yang mesti dia lakonkan.

Bang Boski kemudian disambut ramah oleh sang sutradara dan tak menunggu lama, langsung dibawa oleh bagian kostum dan make up artis.

Nah ... Barulah Bang Boski ngeh. Ternyata dia didandani jadi POCONG!

Bukan sekali itu Bang Boski mendapatkan peran sebagai tokoh hantu dan sudah menjadi kebiasaan Bang Boski bahwa sebelum melakonkan tokoh hantu dalam sebuah film, dia terlebih dahulu berdoa sesuai ajaran dan keyakinan beragamanya.

Suasana malam itu sangat dingin selepas diguyur hujan lebat. Bang Boski sudah siap dengan kostumnya. Tubuhnya dililit kain kafan lengkap dengan tali pocongnya sehingga dia tidak lagi bisa menggerakkan tangannya dan harus melompat-lompat untuk berpindah tempat. Persis seperti pocong.

Seorang kru sudah ditunjuk untuk meladeni kebutuhan Bang Boski, termasuk menyuapinya makan dan memberinya minum sementara astrada atau asisten sutradara memberinya arahan mengenai setiap adegan yang harus dia lakukan.

Setelah semuanya siap, adegan Bang Boski pun dimulai. Tali sling diikatkan melingkari pinggang Bang Boski. Selanjutnya, mereka menarik Bang Boski dalam kostum pocong sampai ke atas pohon.

"Ok, teman-teman semua, saatnya kita mulai ambil scene ini!" teriak astarada mengawali.

Semua orang menempati pos mereka masing-masing. Kameraman pun sudah menyalakan lampu.

"Kamera roll! Silent, please! And ... action!" teriak sang sutradara.

Para kru mulai menarik tali sling dan perlahan tubuh Bang Boski bergerak naik. Bang Boski sengaja mendelik sedemikian rupa hingga matanya hanya tampak putihnya saja.

Kru mengayunkan tali sling. Pocong yang diperankan Bang Boski pun bergoyang ke kanan dan ke kiri. Lalu ... tiba-tiba Bang Boski diselimuti kegelapan! Tak ada cahaya lampu.

Bang Boski juga tak dapat mendengar apapun. Suasana berubah menjadi sunyi dan sepi. Sinar rembulan tidak menampakkan ada siapa pun di bawah sana. Kecuali sekelompok bayangan yang muncul begitu saja dan berdiri diantara batu nisan. Bang Boski mengerjap-ngerjapkan mata lalu terlihat dengan jelas bahwa bayangan itu tak lain adalah pocong! Pocong-pocong sungguhan. Banyak sekali pocong! Berdiri mematung di antara puluhan batu nisan perkuburan.

(Bersambung)

whiterangers20danjauprovocator3301
provocator3301 dan 72 lainnya memberi reputasi
55
26.1K
149
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
Stories from the Heart
icon
31.3KThread40.9KAnggota
Terlama
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.