• Beranda
  • ...
  • The Lounge
  • Dulu Zaman Semar Kini Zaman Petruk, Masa Sih! Bukankah Zaman Satrio Piningit?

c4punk1950...
TS
c4punk1950...
Dulu Zaman Semar Kini Zaman Petruk, Masa Sih! Bukankah Zaman Satrio Piningit?




Pilah pilih, itulah kehidupan dalam bernegara harus memilih para jagoan. Maka datanglah dua zaman di mana dulu di sebuah kerajaan dongeng yaitu Astina ada Desa Karang Kadepel yang dipimpin oleh Semar saat itu banyak orang bilang saat itu zaman Semar! Sedangkan setelah Semar runtuh masuklah ke zaman Petruk!

Siapa yang paling berkesan, entahlah! Karena wong cilik hanya jadi pemanis zaman saja. Toh yang kaya tetap yang itu-itu saja, kata orang zaman saiki zaman edan kalau ndak ikutan edan sampean ora mangan.





Tapi masih ingatkah ketika semar bertitah semua tunduk dan takut, bahkan sampai gemetar bulu idung sampai rambut. Apa yang diucapkan bikin cenat cenut takut salah ucap bisa saja hilang dari peredaran.

Semar memang disegani, tak heran kalau dianggap sosok yang dikagumi. Walau banyak orang manggut-manggut ketika semar datang, namun zaman itu semua ingin jadi anak semar.





Semar memang berkharisma, titahnya selalu dianggap suci, senyumnya pun bikin banyak orang mengkerut tak berani tunjuk jari. Namun sayang semar tak bisa berbuat apa-apa ketika krisis ekonomi menimpa desa, dia harus rela tersungkur karena ternyata apa yang dia bangun tidak membuat dirinya menjadi pemimpin seumur hidup, semar pun lengser karena terpaksa.

Banyak punakawan yang dulu setia menikung dari belakang, hingga sampailah dimasa Petruk salah satu Punakawan yang dipilih menjadi pemimpin. Seperti biasa janji-janji suci dilontarkan untuk menarik simpati, bagi wong cilik hal itu biasa, asal jangan sesudah menjadi pemimpin janji Petruk mirip kompeni?





Zaman Petruk ada yang bilang lebih adil namun ada yang bilang ternyata tidak lebih baik dari zaman Semar, ketika Petruk Dadi Ratu banyak sekali permainan memakai nama suci yang berhubungan dengan Kalimasada, jelas wong cilik saat ini semakin terkotak-kotak. Sama-sama, memakai Kalimasada tapi ada yang dianggap radikal dan tidak, tapi masalahnya bukan itu , namun zaman Petruk banyak masyarakat menanti janji, apalagi ketika pandemi melanda desa, makin hancur saja ekonomi.

Tapi ada juga rakyat yang bersuara zaman saiki wes penak toh, dipimpin satria piningit, tak otoriter, bahkan lebih tenang cari uang, kemiskinan terkikis, keadilan di seluruh penjuru, pembangunan merata di semua pelosok zaman yang dinanti para warga desa, bahkan ada wacana tiga periode mengabdi untuk desa tercinta.



Entahlah, mana yang benar? Dari zaman ke zaman memang cerita bisa berubah tergantung dalangnya siapa!

Tapi sekali lagi hidup itu pilihan mau dipilih atau tidak, tetap saja desa perlu pimpinan. Wong cilik itu saat ini lebih santuy, yang penting bisa makan dan ngopi, bisa asik di medsos, bisa party mereka tak peduli dengan janji.

Asal jangan kabur seperti pemimpin yang di Afghanistan, karena kita punya catatan kelam dahulu Prabu Brawijaya pun kabur dari istana ketika Majapahit diambang keruntuhan rakyat ditinggal dan dibiarkan sungguh itukah pemimpin yang sesungguhnya?



Terima kasih yang sudah membaca thread ini sampai akhir, bila ada kritik silahkan disampaikan dan semoga thread ini bermanfaat, tetap sehat dan merdeka. See u next thread.

emoticon-I Love Indonesia



"Nikmati Membaca Dengan Santuy"
--------------------------------------
Tulisan : c4punk@2021
referensi : klik, klik, klik
Pic : google

emoticon-Rate 5 Staremoticon-Rate 5 Staremoticon-Rate 5 Star





Diubah oleh c4punk1950... 25-09-2021 14:12
alifrian.yusuf2210benche87
benche87 dan 27 lainnya memberi reputasi
28
7.3K
67
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
The Lounge
The Lounge
icon
922.4KThread81.3KAnggota
Terlama
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.