gagal.jadi.nabi
TS
gagal.jadi.nabi
Kasus Flu Burung Menyerang Manusia Muncul Kembali Di Tiongkok
.
Di saat Tiongkok masih terus berkutat dengan Pandemi Virus Wuhan yang tiada habis-habisnya, muncul kembali flu burung (avian influenza) yang menyerang manusia.

Tiongkok melaporkan penemuan kasus tunggal flu burung yang menimpa seorang pria yang saat ini sedang dirawat di rumah sakit di Dongguan, Provinsi Guandong, selatan Tiongkok. Dilaporkan pada Rabu 22/9/2021 kemarin oleh Komisi Kesehatan Provinsi Guangdong.



Unggas, contohnya ayam peliharaan, dapat menularkan virus flu burung (AIV) pada manusia.Sumber


Pria berusia 53 tahun tsb selanjutnya diketahui menderita infeksi akibat serangan strain virus H5N6, satu dari sejumlah strain virus penyebab flu burung yang bisa mematikan bagi burung/unggas maupun manusia.

Dalam laporan yang disampaikan oleh Komisi Kesehatan Guangdong tsb, seorang ahli, yang tidak disebutkan namanya, mengatakan bahwa resiko transmisi virus penyebab flu burung dari manusia ke manusia adalah rendah pada tahap saat ini.

Informasi yang lebih rinci tidak menyebutkan apakah si penderita bersentuhan dengan unggas atau tidak.


Strain virus H5N6 adalah satu dari sejumlah strain virus flu burung (avian influenza virus/AIV) yang menimbulkan penyakit pada burung-burung liar atau unggas yang diternakkan dan dapat menular ke manusia. Pertama kalinya ditemukan pada Tahun 2013 di peternakan ayam di Laos, satu negara di Asia Tenggara. Lalu menyebar ke Vietnam hingga ke Tiongkok dan menyebabkan sejumlah kasus di sejumlah daerah di masing-masing negara tersebut.


Kasus pertama flu burung oleh strain virus H5N6 yang menimpa manusia di Tiongkok terjadi di Provinsi Sichuan dan dilaporkan secara resmi pada Mei 2014 . Setelah Mei 2014, sejumlah kasus infeksi H5N6 pada manusia dilaporkan dari beberapa daerah di Tiongkok, meliputi provinsi-provinsi Sichuan, Guangdong, Yunnan dan Jiangxi, di mana sedikitnya empat orang tewas.

Sebelum munculnya kasus pada manusia tersebut, pada pengamatan virus flu burung (AIV) pada unggas atau burung-burung liar ditemukan tiga virus H5N6 pada sampel kotoran burung air yang hidup bermigrasi di lahan basah Chenhu, Provinsi Hubei. Selanjutnya diketahui bahwa ketiga virus tersebut sangat dekat dengan virus yang menyerang manusia pada Mei 2014 di Sichuan tadi. 

Sementara kasus pertama kali strain virus H5N6 ditemukan di Tiongkok adalah pada Tahun 2008 pada unggas (catatan penulis: ini menurut situs GlobalTimes yang sepertinya kurang tepat karena seharusnya di Laos pada Thn 2013 seperti yang sudah disebut di atas). Kasus pertama dan sebelumnya untuk tahun ini di Tiongkok dilaporkan pada 12 April 2021, di mana strain virus H5N6 menyerang burung-burung liar di Kota Shenyang, Provinsi Liaoning.


Para ahli dari Komisi Kesehatan Provinsi Guangdong menyimpulkan bahwa kemunculan kasus tersebut bersifat acak danresiko penularannya dari manusia ke manusia relatif rendah saat ini. Meskipun kasus penulurannya ke manusia jarang terjadi, mereka memperingatkan agar kasus tersebut diberikan prioritas tinggi dan tetap dalam pengawasan untuk menghindari penyebarannya oleh faktor manusia.


Indonesia sendiri tampaknya belum mengalami serangan strain virus H5N6 hingga saat ini, kecuali serangan oleh strain-strain AIV lainnya, seperti H5N1 yang sempat merepotkan Indonesia. Pada satu konferensi di Jakarta 25 Januari 2004, Dr Sofjan Sudarjat, Dirjen Peternakan dan Kesehatan Hewan, Kementerian Pertanian RI, mengatakan bahwa sejak November 2003 diperkirakan sebanyak 4.7 juta ayam mati dan 40% di antaranya terinfeksi strain virus flu burung (AIV) H5N1 dan terkena tetelo (Newcastle disease). Sejak 2005, Indonesia sudah melaporkan sejumlah serangan strain virus H5N1 pada manusia dan puluhan orang meninggal dunia.


Kita di Indonesia juga harus waspada dengan perkembangan di Tiongkok sana, meskipun baru satu orang yang dilaporkan terkena serangan strain AIV H5N6.

Apalagi isu mengenai tingginya upaya negara itu melakukan Gain-of-Function (GoF) reasearch, khususnya pada virus-virus flu, patut menjadi bagian dari kewaspadaan kita.

GoF research adalah upaya para ahli merekayasa virus sedemikian rupa sehingga menjadi lebih ganas dari strain sebelumnya untuk selanjutnya digunakan sebagai bahan penelitian terhadap kemampuan transmisi/penularannya, kemungkinan terjadinya pandemi dan upaya penemuan obatnya. Suatu upaya sains teranyar yang sulit diterima akal sehat, menjadi perdebatan sengit saat ini dan bisa jadi virus yang dihasilkannya malah bocor dari lab lalu menyebar ke hewan atau manusia.

Metode penelitian yang sangat berisiko tsb bisa menjadi bumerang bagi manusia, alih-alih untuk menyelamatkan manusia di kemudian hari.

Virus Wuhan penyebab Covid-19 diduga hasil kegiatan GoF research dan bocor dari laboratorium di Wuhan, namun hipotesa ini mendapat tentangan keras dari Tiongkok.


emoticon-Cool

Sumber tulisan:

Spoiler for spoiler:


Diubah oleh gagal.jadi.nabi 24-09-2021 02:30
alifrian.jujursemangatEriksaRizkiM
EriksaRizkiM dan 26 lainnya memberi reputasi
23
7.9K
161
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Berita Luar Negeri
Berita Luar Negeri
icon
78.7KThread10.3KAnggota
Terlama
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.